Di sekolah tadi Raja meminta main ke kosan Rhys. Awalnya Rhys menolak karena dia harus pergi ke rumah orang tuanya. Raja yang sudah lama tidak main ke rumah orang tua Rhys meminta untuk ikut juga. Hubungan Raja dengan orang tua Rhys cukup dekat bahkan dia menganggap seperti orang tuanya sendiri. Orang tua Raja lengkap namun, mereka sedang tidak ada di negara ini.
Langit mulai sore parkiran juga sepi. Rhys dan ketiga temannya baru saja selesai ekskul. 3 tahun belakangan ini Rhys menyukai dunia musik, ini semua berawal dari papanya yang menganjurkan Rhys mengikuti ekstra band di sekolahnya.
Rhys memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Dia berjalan masuk menenteng sosis bakar yang sempat dia beli di pinggir jalan, di belakangnya ada Raja yang mengikuti sambil memperhatikan sekitaran rumah Rhys. Siapapun yang melihatnya pasti tidak akan bosan karena selalu saja ada yang berubah, kecuali letak pintu.
"Assalamualaikum." Rhys membuka pintunya pelan sedangkan Raja sibuk memencet bel.
"Waalaikumsalam. Kok pakai bel Rhys? Langsung masuk aja, kan ini rumah kamu juga," ujar wanita cantik sebelum memeluk Rhys.
Rhys menengok ke belakang, memperlihatkan pelaku yang memainkan bel rumahnya. Orang di belakang hanya berdiri tegak sambil memamerkan gigi putihnya.
"Raja, lama banget kamu nggak main ke sini. Duduk."
"Iya, Tante."
Tiba-tiba suara cempreng terdengar menggema seisi rumah. Siapa lagi kalau bukan Rhyn pelakunya. Diberi tahu kedatangan abangnya dia langsung cepat-cepat keluar kamar sambil berteriak kegirangan lalu turun ke bawah berakhir menubruk badan abangnya. Tubuh Rhys yang belum siap menerima jadi, sedikit terhuyung ke belakang.
Rhys mengusap punggung adiknya. "Rhyn ..." ucapnya berusaha melepaskan pelukan adiknya.
"Enggak mau! masih kangen." Rhyn memeluk abangnya lebih erat lagi.
"Ada Raja. Malu."
Rhyn melonggarkan pelukannya lalu memiringkan badan melihat orang di belakang abangnya.
"Maaf, Bang," ucap Rhyn sembari menganggukan kepalanya tersenyum malu. Raja melebarkan kelopak matanya melihat cewek yang baru saja memeluk Rhys.
"Nih, sosis bakar." Rhyn lagi-lagi memeluknya karena abangnya selalu membelikan makanan favoritnya tanpa diminta jika keduanya bertemu.
Mama Rhys datang dari dalam membawa minuman dan beberapa biskuit. Melihat wajah Raja yang kebingungan nyonya ini tertawa kecil.
"Tante, Rhys kembar? Namanya beda satu huruf, Tan," tanya Raja terlihat kebingungan mengamati wajah Rhyn dan Rhys bergantian.
Rhys selalu punya dunianya sendiri. Rhys tipikal orang yang tertutup lebih tepatnya menutup diri. Tidak suka mengumbar apapun termasuk keluarganya. Terbukti jika Raja tidak mengetahui jika selama ini Rhys mempunyai adik.
"Adiknya, Ja. Selama ini tinggal di Bandung," ucapnya lalu bangkit mengusap puncak kepala Rhys. Anak lakinya benar-benar berubah.
Mulut Raja membentuk huruf 'o'. "Jadi, yang Raja lihat foto cewek di kamar cewek itu dia. Raja kira pacarnya."
"Iya bongsor badannya. Tante ke belakang, ya ... nyiapin makanan dulu. Ayo, Rhyn!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OWNER KOS [END]
Teen Fiction⚠️ Cerita serupa di wattpad maupun lapak lainnya itu plagiat. Pernahkan kalian merasakan jatuh cinta dengan penghuni kos milik kalian sendiri? Aku pernah. Penghuni kos di kamar pojok bawah, dengan sikap dinginnya menjadikan diriku tertantang untuk...