21. Suasana Hati

2.9K 240 1
                                    

"Loh, suara papa!"

Dia memutuskan sambungannya ketika mendengar suara papanya. Jika benar itu suara papanya, Berarti ... Rhys pasti di rumahnya dong?

Tujuan utamanya kini ke ruang tamu. Dari atas Zisel melihat ke bawah, di ruang tamu seperti tidak ada orang. Baiklah, dia akan ke bawah untuk memastikan.

"Kok nggak ada?" gumamnya sambil memutar badannya.

Zisel akhirnya keliling rumah mencari papanya sambil memanggil-manggil, tetapi tidak ada satupun jawaban atau sahutan yang terdengar.

"Kok teriak-teriak sih, Nak?" teriak mamanya dari atas.

Kepala Zisel mendongak menatap mamanya yang berada di lantai atas. "Papa mana?"

"Tadi di bawah. Kamu berisik banget dicari pakai mata jangan pakai mulut! Mama lagi asik nonton sinetron ini." Setelah meninggalkan perkataan seperti itu dia langsung melanjutkan me timenya. Zisel jadi uring-uringan sendiri mencari dua manusia ini.

Dia duduk di anak tangga paling akhir lalu mulai mengirim pesan kepada Rhys. Setalah mendapat balasan dia langsung menyimpan benda pipih itu di sakunya dan menuju tempat yang Rhys beri tahu.

Dia membuka pintu sedikit kasar hingga orang yang di dalam menoleh ke arahnya. "Dicariin daritadi loh ...."

"Kok kasar sih, Nak? Dilihat tamunya, nggak malu?" Sujana melirik Rhys.

Zisel tidak menjawab memilih duduk di sofa menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.

"Zisel udah keliling ke mana-mana."

"Kamu keburu matiin telponnya. Ruangan ini, kan kedap suara, Nak. Mau kamu panggil sampai suara kamu habis juga suaranya nggak masuk ke dalam." Perkataan papanya benar juga, dibalik bantalnya dia merutuki kebodohannya, air matanya turun seketika. Moodnya sedang tidak baik sekarang.

"Diketawain Rhys, tuh, nggak malu?" Papanya berusaha merebut bantal Zisel.

"Papa nyebelin." Terdengar suara serak dibalik bantal.

"Nanti papa ke sini lagi, okey?" Zisel sempat menahan kaos papanya, tetapi dengan sengaja papanya berusaha melepas cengkaraman anaknya yang cukup kuat. Sujana mengode Rhys untuk membujuknya setelah Sujana keluar.

"Lagi em," kata Sujana tanpa mengeluarkan suara dengan jari mempraktekkan angka tiga terbalik.

Zisel termasuk sentimental saat tamu bulanannya datang. Sepertinya tidak hanya Zisel saja yang mengalami seperti ini, cewek lain di luaran sana pun begitu.

"Zi ...."

Rhys mencoba memanggil Zisel untuk yang kedua kalinya. Namun, belum cukup berhasil, buktinya dia masih setia menyembunyikan mukanya di balik bantal.

Ketika ingin memanggil untuk yang ketiga kalinya, mulutnya seketika terkatup saat melihat Zisel mulai bangkit dan mendorong salah satu tembok yang dia yakin itu adalah kamar mandi karena tidak lama dia mendengar suara gemericik air.

"Jangan-jangan ini bukan tembok, tapi pintu rahasia," gumam Rhys pelan sambil memperhatikan ruangan itu.

Zisel di dalam kamar mandi sekitar 7 menitan, dia malu karena Rhys melihatnya menangis untuk pertama kalinya. Temannya saja yang sudah 3 tahun bersama tidak pernah melihatnya menangis.

OWNER KOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang