[13] Bocak Freak

5.8K 473 28
                                    

🌟🌟🌟

Seseorang bisa saja menjadi lancang kala orang itu memberi celah

•••

Aisyah keluar dari kamarnya. Niat awal ingin menghindar dari kegaduhan tadi. Namun, ada rasa yang mengganjal di dalam diri Aisyah. Ia takut ketiga bersaudara itu semakin bermusuhan, atau bisa saja adu jatos. Kan gak aestetihic! Karena setahu Aisyah biasanya kalau cowok pada ngerebutin cewek dalam satu waktu bisa saja mereka sedang jatuh cinta atau suka padanya. Ugh! Rasanya halu sekali dia direbutin cogan anak majikannya.

Ruang makan nampak berantakan. Kursi pada berserakan dilantai. Makanan yang tadi dia buat juga berserakan, dan jangan lupakan piring dan gelas nampak pada pecah.

"Ini ulah siapa sih? Gak ada kerjaan banget berantakin meja makan mana piring sama gelas pada pecah lagi!" gerutu Aisyah.

Melihat ke sekeliling nampak sepi. Kemana ketiga cowok itu?

Aisyah dengan telaten membersihkan barang-barang yang berserakan dilantai. Saat memunguti pecahan gelas tangannya tak sengaja tertancap kepingan gelas kaca yang membuat tangannya berdarah. Aisyah tak memperdulikan rasa sakit ditangannya. Karena baginya itu hal kecil.

Aisyah mengambil kotak p3k yang ada di kamarnya. Lalu membersihkan lukanya sendiri. Tak terlalu parah, namun sakit jika terkena air. Lukanya agak besar dan lebar. Padahal tadi tidak terasa begitu perih.

Kata Ari disini masih ada dua orang pembantu rumah. Tapi kemana mereka? Sedari tadi Aisyah merasa sendiri. Paling jika tadi dilihat di luar hanya ada pak satpam penjaga rumah dan beberapa bodyguard.

•••

Setelah insiden perkelahian kecil waktu pagi, Iqbal baru kembali ke rumah setelah sore hari.

"Aisyah! Aisyah!" teriak Iqbal.

Tak ada sahutan, Iqbal pun dengan kesal berjalan ke dapur, karena menurut feeling-nya cewek itu pasti sedang berada di dapur.

"CK! Kayak gak ada tempat tidur aja. Dapur dipake tidur dasar, kismin!"

Terlihat di sana Aisyah tertidur sambil memeluk sapu dan kemoceng andalannya.

"Woy bangun! Jangan tidur disini!" Iqbal mengguncangkan tubuh Aisyah.

Mata Aisyah mengerjap lucu. Saat bangun tidur aura kecantikannya sangat jelas kentara. Menambah kesan imut dan lucu. Saat Iqbal melihatnya.

Cantik, tanpa sengaja Iqbal memujinya dalam hati.

"Kenapa?" tanya Aisyah dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Ini dapur bukan tempat tidur!" peringat Iqbal.

"Hah? Oh, Iya saya tadi ketiduran. Maaf. Kak."

"Gue bukan kakak lo!"

"Emang, siapa juga yang bilang situ kakak gue!"

"Terus tadi siapa yang manggil gue, pake embel-embel kak kalau bukan lo, dugong!"

"Hantu mungkin."

"Dasar bocah freak!"

"Ini kenapa?" tanya Iqbal mengangkat tangan Aisyah.

3 Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang