Cup"Berisik lo!"
Terdiam sejenak, Aisyah meraba pipinya. Lalu menatap Ari yang pergi begitu saja setelah mengecup pipinya. Ugh, pipinya sudah tidak perawan lagi.
"Ih, dasar manusia mesum!" pekik Aisyah.
"Gue gak mesum, lo nya aja yang bego gak ngehindar!" teriak Ari dalam kamar mandi.
Dengan kesal Aisyah pergi menuju meja makan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Sesampainya di sana, terlihat Iqbal dan Devano yang tengah duduk berjauhan. Devano di sebelah kiri ujung sana, Iqbal di sebelah kanan ujung sini. Meja makan yang panjang mampu membuat jarak jauh diantara keduanya.
"Kok duduknya pada jauh-jauhan sih?" tanya Aisyah.
"Gak usah banyak omong, buruan ambil makanan!" ketus Devano.
Aisyah mengangguk, dan mulai menyendok lauk pauk serta nasi ke dalam kedua piring.
"Minumnya mau air putih, jus, teh manis atau susu?" tanya Aisyah.
"Air putih, lo kira ini lagi sarapan pake nawarin susu segala?!" ujar Iqbal.
"Ya enggak juga, saya inisiatif aja, takut ada yang mau minuman yang lain nanti dibuatin," balas Aisyah.
"Kalau lo punya susu ngapain juga ribet-ribet ngebuatin!" celetukan Devano membuat Aisyah berdecak kesal.
Tak lama setelah Aisyah menyodorkan piring dan segelas air kepada Iqbal dan Devano. Kini Ari pun muncul dengan celana pendek selutut, dan baju kaos hitam polos. Melihat cowok itu entah kenapa pipi Aisyah memanas memikirkan hal tadi.
"Kak Ari mau makan apa?" tanya Aisyah.
"Makan lo!" jawabnya asal.
"Hah?" beo Aisyah.
"Ya makan nasi lah bego, lo kira gue mau apa makan daging orang miskin?!" ketus Ari.
"Hmm... Bentar saya ambilin, mau sama apa aja lauknya?"
"Nugget ayam sama sayur aja!" jawabnya.
Aisyah menyodorkan piring sesuai makanan keinginan Ari. Setelah menyiapkan keperluan ketiga anak majikannya, Aisyah langsung bergegas pergi.
"Lo mau kemana?" tanya Devano.
"Mau ke dapur," jawabnya.
"Mau ngapain?" tanya Devano.
"Makan," jawabnya.
"Disini aja makannya, lo kan pegawai khusus!"
"Gak deh makasih!"
"Tumben tahu diri!"
***
Kini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aisyah yang sudah mengantuk pun lantas berjalan ke kamarnya. Saat membuka pintu, ia terkejut akan keberadaan sosok Ari yang sedang rebahan di kamarnya.
"Salah masuk kamar ya?" tanya Aisyah.
"Enggak!" jawabnya sambil menutup kedua matanya.
"Terus kok disini? Kamar Kak Ari kan di sana!"
"Gue mau tidur disini!"
"Lah kenapa, terus saya tidur dimana?"
"Ya di kasur lah bego!"
"Kan ada situ?!"
"Terus maksud lo gue gak boleh tidur disini gitu? Iya? Ini rumah milik bokap gue, jadi ini juga termasuk kamar gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
3 Big Baby
Roman d'amourAisyah terpaksa bekerja di keluarga Brama, pria paruh baya yang ternyata teman lama ayahnya dulu. Bekerja menjadi babu ketiga cowok tampan nan manja membuat hari-harinya penuh drama. Apalagi saat ketiganya mulai tertarik pada Aisyah. Bingung dan bim...