3 Big Baby

[18]

Malam ini kediaman Brama kedatangan tamu istimewa. Yang pastinya masih bagian dari keluarganya. Diantaranya ada Oma Meri dan kedua cucunya Triana dan Krisna.

Brama menyambut kedatangan ibu kandungnya itu dengan sopan. Oma Meri menjunjung tinggi sopan santun. Jika ada yang tidak sopan, ia tidak segan-segan memarahinya dengan kata-kata pedas.

"Bimo, tolong panggilkan ketiga anak saya, dan jangan lupa suruh Aisyah siapkan minuman sama cemilan untuk ibu dan keponakan saya!"

"Baik, pa. Permisi saya panggilkan dulu."

"Siapa itu Aisyah?" tanya Oma Meri.

"Dia pembantu baru disini Ma. Waktu itu ketiga anak saya berulah lagi di rumah, sampai-sampai memecat para pembantu dirumah ini. Mereka kayak semacam cari perhatian aja. Untung aja pembantu yang satu ini mereka gak berani langsung memecat entah kenapa sih. Dia disini lumayan lama umurnya masih muda lagi!"

"Ish, ketiga anak itu udah pada tua tapi masih saja seenaknya. Sekarang mereka dimana, sudah pulang kan?"

"Sedang dipanggil kesini sama Bimo, Ma."

"Awas aja Oma ceramihin ketiga anak itu. Mereka tuh seperti bocah sekali sih!"

"Hallo, Oma tercinta!" sapa Devano yang datang-datang langsung duduk dan bertumpang kaki. Sapaannya yang seperti kepada teman membuat Oma menatapnya tajam.

"Bisa sopan tidak sih?"

Devano hanya cuek bebek, baginya mau sopan atau tidak Omanya akan tetap menilainya jelek. Jadi untuk apa?

"Aku udah dari sananya gini, gimana dong Oma?" Devano bertanya dengan nada tak sopannya. Tak lupa melipat kedua tangannya didepan dada.

"Brama, ajarkan anakmu ini sopan santun! Sudah Segede gini tidak beretika, gimana nanti coba?"

Brama menghembuskan nafas gusar. Harus bagaimana lagi dia mendidik anaknya, kalau anak-anaknya saja tidak mau diatur.

"Malam, Oma ku sayang!" sapa Ari, cowok itu lebih manusiawi