Aisyah bangun kesiangan. Kebiasaannya dirumah ketika hari Minggu pasti bangun telat. Waktu malam tidurnya terganggu karena Devano yang datang ke kamarnya.
Aisyah dengan segera bergegas mandi. Semoga saja ketiga anak majikannya tidak ngomel-ngomel. Hanya butuh beberapa menit akhirnya dia sudah selesai mandi lengkap dengan baju kaos oversize berwarna hitam dan celana training kebanggaannya.
"Bagus! Gak tahu diri banget sih babu kok bangunnya kesiangan?! Gak tahu apa kalau gue lapar dari tadi!" ujar Iqbal dengan nada sinis.
Aisyah yang baru menginjakkan kaki ke dapur terperanjat karena suara cowok itu. Tak perlu diingatkan pun dia tahu diri kok kalau dia cuma pembantu.
"Kali-kali babu kayak gini harus dikasih pelajaran nih biar gak ngelunjak!" ujar Ari yang baru saja datang.
Aisyah menatap cowok itu sebentar sebelum Ari menatapnya balik dengan tatapan tajam. Jika sudah seperti ini pasti cowok satunya lagi pasti datang dan ikut-ikutan mengomentarinya.
Aisyah tak menghiraukan mereka, dia lebih memilih beranjak menuju tempat masak. Lebih baik memasak daripada mendengar komentar-komentar memojokkan dirinya.
"Bukannya di dengerin malah pergi gitu aja, dasar gak sopan!" Lagi-lagi suara Iqbal kembali terdengar ditelinga nya.
"Anak orang miskin mana tahu sopan santun!" celetuk Ari.
"Wow, ada apaan nih?!" tanya Devano sok akrab.
Cowok itu bergabung dengan kedua sodaranya yang sedang duduk dimeja makan.
"Diam aja deh anak kecil gak akan paham!" ketus Iqbal.
"Sembarang ngatain gue kecil, gak lihat nih badan gue gede gini ditambah otot seksi yang ngebuat mantan klepek-klepek?!"
"Percuma klepek-klepek kalau pacarannya cuma sehari langsung putus!"
Ari tertawa mengejek, membuat Devano kesal. Cowok itu melempar sendok yang ada di meja makan ke arah Ari. Namun, yang ingin dilempar nyatanya menghindar hingga sendok itu terlempar mengenai kepala Aisyah.
Aisyah refleks memekik kala kepalanya berdenyut. Jadi tadi dia berniat mengambil ikatan rambutnya ke kamar. Dan karena itu harus melewati ruang makan otomatis lemparan tadi menjadi ke arahnya.
Devano yang melihat itu tertawa kencang karena ekspresi wajah Aisyah yang nampak terkejut ditambah kesakitan membuatnya lucu secara bersamaan.
"Dasar orang gila, bukannya minta maaf malah ketawa!" Aisyah pergi ke kamarnya sambil mengusap-usap kepala karena nyatanya rasa nyeri berdenyut-denyut.
"Di dalam kamus gue, pembantu atau majikan yang salah, yang tetep harus minta maaf ya pembantu! Majikan haram hukumnya mengucapkan kata maaf pada pembantu!" Devano berujar ria.
"Dasar buaya haus belaian!"
"Weh gue cowok internasional dong, gak usah samain gue sama buaya sejenis Lo itu!"
Aisyah tak menyahut lagi, karena cewek itu sudah berada dilantai atas tepat lantai kamarnya. Sekembalinya Aisyah ke dapur. Dia melihat ketiga cowok itu sedang mengacak-acak bahan-bahan makanan yang akan dia buat.
"Kalian ngapain sih gak ada kerjaan banget?!"
Mereka bertiga sontak menghentikan kejahilannya. Aisyah berdecak melihat bahan-bahan berserakan dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Big Baby
RomanceAisyah terpaksa bekerja di keluarga Brama, pria paruh baya yang ternyata teman lama ayahnya dulu. Bekerja menjadi babu ketiga cowok tampan nan manja membuat hari-harinya penuh drama. Apalagi saat ketiganya mulai tertarik pada Aisyah. Bingung dan bim...