Langit tampak mendung, pertanda akan segera turun hujan sementara Aisyah masih terduduk dipinggir jalan karena capek dan malas pulang ke rumah Pak Brama.
Dengan amat terpaksa cewek itu berdiri. Aisyah berjalan dengan lemas menuju rumah milik keluarga Dharmawangsa. Hatinya sedang tak tenang, pikirannya entah kenapa jadi memikirkan ibunya.
"Darimana aja sih lo lama banget!" Ari berkacak pinggang seraya menatap tajam pada Aisyah.
"Dari neraka," jawabnya ngasal. Aisyah duduk diteras depan rumah tanpa melirik ke arah Ari sedikitpun.
"Suruh siapa lo duduk?"
"Suruh saya sendiri, ngapa mau marah? Marah aja kali, gak usah ditahan punya mulut harus gunakan dengan baik, misalnya keluarkan pujian untuk seorang Aisyah yang rela mendorong mobil bosnya yang gak tahu diri."
Ari tersenyum miring, Aisyah ternyata sedang kesal. Dilihat dari raut wajah dan nada bicaranya yang ketus dan lesu.
"Malas gue ngehujat pengemis. Lebih baik, lo beliin gue pizza yang ada di restoran jalan Cempaka."
"Ogah, capek. Mana mau hujan lagi, Kak Ari kan orang kaya ngapain kek orang susah sih, mending delivery aja."
"Gue mau lo yang beliin, cebol!"
"Sembarangan ngatain orang cebol!"
"Ya emang kenyataannya kok lo itu cebol alias pendek."
Aisyah diam tak membalas ucapan Ari. Dia lemas, haus pengen minum karena tenggorokannya terasa kering. Tapi manusia dihadapannya ini terus saja memancing dirinya agar adu bacot.
"Heh, majikan nyuruh tuh langsung dilaksanakan bukan ngelunjak kayak gitu!"
"Hmm..."
"Lo itu baru beberapa hari ya kerja disini jadi yang sopan dong."
"Hmm... Ya udah mana uangnya?" Aisyah menadahkan tangan kanannya ke hadapan Ari.
"Nih, beli lima kotak pizza."
"Hmm..."
"Ingat, jangan pake lama gue tunggu satu jam dari sekarang. Kalau lo gak balik dalam waktu satu jam, gue usahain lo bakal gue hukum!"
"Pinjem mobil sama supir dong!"
"Gak ada, lo beli sendiri dan jangan coba-coba minta bantuan atau nyuruh supir-supir yang ada di rumah ini!"
"Lah, kok gitu?"
"Udah sana jangan banyak protes, waktunya tinggal tersisa lima puluh tujuh menit."
Aisyah kesal, ingin sekali marah jika dihadapannya ini bukan anak majikannya. Tapi, apalah daya dia hanya pegawai yang akan kalah jika melawan majikan yang selalu mengancam ingin memecatnya.
•••
Ari masuk ke dalam kamarnya. Setelah beberapa menit Aisyah pergi hujan mulai turun membasahi muka bumi.
Ari merasa bersalah karena mengerjai Aisyah untuk membeli pizza. Padahal dirinya sama sekali tak menginginkan pizza. Itu hanya sebuah akal-akalannya saja untuk mengerjai Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Big Baby
Roman d'amourAisyah terpaksa bekerja di keluarga Brama, pria paruh baya yang ternyata teman lama ayahnya dulu. Bekerja menjadi babu ketiga cowok tampan nan manja membuat hari-harinya penuh drama. Apalagi saat ketiganya mulai tertarik pada Aisyah. Bingung dan bim...