Chapter 20 ||Tongkrongan√

213 25 1
                                    

Hai semuaaa👋

Aku update nih!

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YAA!!!

Buruan pencet bintangnya biar aku tambah semangat okeh❤

Typo tolong lah katakan, wahai para sahabat! Jangan sungkan-sungkan untuk komen, asalkan dengan baik-baik!

Happy Reading❤

"Sialannnn!" Umpat Elang, membuat beberapa temannya terkejut dan menatap Elang heran.

"Lo kenapa Lang?" Tanya Rendi teman satu tongkrongan Elang. Tanpa menjawab Elang menarik Aira untuk pulang.

Ia tau, betapa hancur dan sakitnya hati sang adik. "Gue balik!" Pamit Elang. Elang dan Aira berlalu untuk pulang.

Elang melajukan motornya dengan terus menahan emosinya. Aira tak sanggup lagi menahan air matanya yang menggenang dipelupuk mata gadis itu.

Tangannya semakin erat memeluk pinggang sang kakak. Elang merasakan dan mendengar isakan tangis dibelakangnya.

Tangannya mengepal kuat. Elang menghentikan motornya di salah satu taman.

Elang menoleh kebelakang. Kemudian membawa Aira kedalam pelukannya. Ia sangat benci melihat adiknya menagis.

Elang yang mati-matian membuat adiknya tak menagis dan selalu bahagia, tak pernah marah dan tak pernah memperlakukan adiknya buruk.

Kini harus menyaksikan semuanya. Bagaimana terlukanya sang adik setelah melihat foto itu.

"Hikss, abangg!" Isak Aira yang masih berada dalam pelukan Elang. "Tenang raa, ada abang disini, abang gak akan biarin siapa pun bikin lo terluka, termasuk sibrengsek Alvaro!" Tekan Elang mengusap punggung Aira.

Setelah dirasa Aira tenang, Elang kembali melajukan motornya untuk pulang.

Rumah terlihat sepi, tidak ada orang tua kedua kakak beradik itu. "Mahhh,pahhh!" Teriak Elang tapi tak ada jawaban membuat kerutan muncul di dahi Elang.

"Mama papa kemana sih?" Batin Elang mendengus kesal. "Bang, mama sama papa kemana?" Tanya Aira dijawab gelengan oleh Elang.

"Lo istirahat aja dikamar, tidur jangan mikirin hal yang tadi, biar jadi urusan gue!" Kata Elang dengan nada tak terbantahkan.

Begini lah Elang, walaupun dilihat dari luarnya Elang itu suka bercanda dan nyelonoh, tapi sedikit saja ada yang berani melukai atau menyinggung kehidupan keluarganya bisa dipastikan apa yang akan terjadi dengan si pelaku!

"Abang gak, macem-macem kan?" Tanya Aira takut melihat mata tajam milik Elang.

"Gue bilang tidur, gue antar kekamar lo!" Ujar Elang tajam. Membuat Aira hanya bisa pasrah.

Kamar Aira tampak gelap, tanpa lampu. Elang mencari seklar dan menghidupkan lampu kamar Aira.

Kemudian membaringkan sang adik yang sepertinya masih memikirkan masalah tadi. "Tidur, gue mau kekamar juga!" Ujar Elang.

Elang mencium kening Aira, dan menyelimuti gadis itu. Saat hendak pergi tangannya dicekal oleh gadis itu.

Membuat Elang menatapnya. "Temenin aku dulu" Lirih Aira. Elang menggangguk dan ikut tidur disamping Aira. Sebelah tangannya menjadi bantalan kepala Aira.

Dan satu tangan lagi, mendekap Aira kedada bidangnya. Nyaman. Itu yang Aira rasakan.

Aroma mint milik Elang membuat Aira tenang, dan sedikit demi sedikit menutup matanya.

ALVARO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang