Chapter 28||Bertahan Sayang√

396 28 1
                                    

Tuh aku kasih double, up lagi yaa kann hehe, aku sedih tau masa votenya segitu-itu aja, bikin aku gak semangat buat nulis🥀

Buat kalian, yang sider pliss hargain aku yaa, susah loh nyari alur biar nyambung sama cerita yang dibikin sama author hikss meng sedih🤧

Vote+komen yaa!

Happy Reading ❤

"Kamu sama Alvaro sama aja tau gak sihh!" Kesal Mila kepada Rizky yang tadinya berbohong kepada Mila. Rizky mendengus mendengar ucapan dari gadis didepannya itu.

"Jangan sama-sama ini aku sama dia, Mil" Geram Rizky yang tak dihiraukan oleh Mila. Mila meraih minuman nya yang berada diatas meja.

Meneguk minuman itu sebelum membalas perkataan dari Rizky. "Emang kenapa hah, kalo aku sama-samain kamu sama dia?" Tanya Mila berhasil memancing emosi Rizky yang sedari tadi ia tahan agar tidak membentak Mila.

"GUE BUKAN DIA DAN LO TAU ITU, GUE UDAH SABAR NGADEPIN SIKAP BOCAH LO YAA, MIL! TAPI APA HAH LO GAK PERCAYA SAMA GUE!" Bentak Rizky membuat Mila terkejut.

Untuk pertama kalinya selama mereka menjalin hubungan Rizky semarah ini dan membentak Mila di hadapan seluruh murid SMA kencana.

Glek

Dengan susah payah Mila menelan ludahnya sendiri. "Ka--kamu ben--bentak a--akuu?" Mila tidak menyangka dengan yang dilakukan oleh Rizky barusan. Mata gadis itu kini berkaca-kaca.

Setelahnya, Mila memilih meninggalkan area kantin karena telah menjadi perhatian seluruh siswa siswi SMA kencana yang saat ini tengah berada dikantin.

Rizky mengacak rambutnya frustasi. "ARGGHH, BANGSAT!" Marah Rizky menggebrak meja didepannya. Alvin yang awalnya hanya diam menatap pertengkaran keduanya ikut berdiri berhadapan dengan Rizky.

"BEGO! MALAH DIAM KEJAR!" Titah Alvin mendorong tubuh sahabatnya itu. Rizky tak mengelak ia segera mengejar Mila yang berjalan menuju toilet.

"MILAA!" Teriakan Rizky tak diindahkan oleh gadis itu, masih dengan air matanya yang ia tahan gadis itu sampai di depan toilet perempuan.

"Hikss, tega kamu bentak aku Ky?!"

"Kamu jahat, arghh!"

"Aku benci kamu!"

"Hikss!"

Isakan gadis itu membuat Rizky yang mendengarnya merasa sangat bersalah. "Aku gak bermaksud sayang" Ucapan itu membuat Mila membalikan badannya dan mendapati Rizky yang sudah berada didalam toilet perempuan itu.

Mila yang melihat itu terdiam. Gadis itu tak menjawab dan memilih memasuki bilik toilet. "Heh ngapain lo disini" Suara itu membuyarkan pandangan Rizky yang tengah menatap bilik toilet yang Mila masuki tadi terhenti.

Rizky menoleh mendapati Citra, teman seangkatannya. "Bukan urusan lo" Kemudian laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan Citra yang menggerutu.

****

Beberapa hari ini Alvaro sama sekali tidak bisa tenang karena belum mendapat kabar apapun tentang Aira. Ditambah lagi ia sendiri dilarang keluar kamar oleh orang tuanya.

"BANGSAT!" Umpat laki-laki itu geram. Mendapat penolakan keras dari orang tua dan kakak gadis nya membuat laki-laki itu sangat frustasi.

"Apa yang harus gue lakuin Raa? Apaa! Mereka larang gue buat ikut campur untuk nyari lo!" Ucap Alvaro yang sedang berdiri di balkon kamarnya.

Karena sudah tidak sanggup membiarkan Aira diculik lagi. Alvaro memilih untuk kabur dari rumah guna mencari gadis itu. "Gue bakal nolongin lo Raa" Setelahnya laki-laki itu meraih jaket nya dan bergegas menuju bagasi.

Beruntung sekali kedua orang tuanya tidak melihat laki-laki itu keluar dari rumah.

"Maaf, Den kata tuan saya tidak boleh membiarkan den Alvaro keluar rumah" Cegah satpam rumah Alvaro. "Bukain!" Tajam Alvaro pada satpam itu.

Karena takut, akhirnya satpam itu menurut keinginan laki-laki itu. Alvaro melajukan motornya ugal-ugalan. Saat ini tujuannya adalah kerumah Rizky.

****

Krek

Krek

Krek

Suara patah tulang didalam gedung itu membuat Raffa bergedik ngeri. Melihat beberapa orang berbaju hitam menghabisi seluruh preman suruhan Sonya dan Raya.

Raffa keluar dari persembunyiannya. "Makasih bang" Ucap Raffa yang diangguki oleh laki-laki itu. "Cepat bawa gadis itu pergi, Raffa" Titah laki-laki berjaz itu.

Raffa mengangguk cepat. Melihat keadaan Aira yang saat ini pingsan membuat hatinya sakit. "Ayo Raa gue bantuin lo pergi dari sini" Raffa menggendong Aira bridal style kedalam mobil laki-laki itu.

Setelah kepergian Raffa dan Aira. Laki-laki itu menatap asistennya datar. "Dimana Sonya" Tanya Laki-laki itu dingin. "Nona Sonya saat ini tinggal didaerah Kamboja tuan, dan yang menculik gadis tadi adalah nona Sonya, yang ingin merebut laki-laki yang bernama Alvaro dari gadis itu" Jelas Jeri pada laki-laki itu.

Laki-laki itu menyeringai. "Kita pergi kesana" Titah Laki-laki itu dan meninggalkan gedung tua itu menuju rumah Sonya beserta bodyguard nya.

****

"Shitt, ini mobil kenapa sialan!" Raffa geram karena rem mobilnya yang tiba-tiba blong dan tidak bisa dikendalikan.

Aira yang masih pingsan pun, membuat Raffa ketar ketir sendiri. "Gimana nih, bisa mati gue sama Aira" Raffa berusaha tetap tenang meski ia sangat panik.

Laki-laki itu memilih membelokan mobil itu kearah taman yang saat itu sangat sepi. Tepat saat itu mobil milik Raffa menghantam pohon besar yang berada di dekat taman.

Brakk

Asap pun keluar dari mobil laki-laki itu. Beberapa orang yang lewat dan melihat kejadian itu memilih berhenti dan menghampiri mobil itu.

"Woii ada kecelakaan" Teriak salah satu pengendara. Membuat beberapa pengendara lain juga berhenti. Alvaro yang saat itu juga tengah melewati taman itu berhenti dan mengernyit heran.

Merasa tidak asing dengan mobil yang menabrak pohon besar itu. Ia segera turun dari mobil dan menghampiri tempat kejadian. Beberapa orang sudah berhasil mengeluarkan Raffa dari dalam mobil.

Kini tersisa Aira yang sedari tadi memang tidak sadarkan diri. Alvaro yang melihat Raffa pun terkejut, mata laki-laki itu beralih pada gadis yang berada didalam papahan orang-orang yang berhenti tadi.

"AIRA!" Teriak Alvaro gusar. Alvaro mendekat dan memeluk tubuh malang gadis itu. "Raa bangun sayang, bangun please! Bangun Raa" Ujar Alvaro seraya menepuk pelan wajah gadis itu.

"Maaf mas, apa mas kenal dengan korban" Tanya seorang pengendara. "Iyaa saya kenal, dia pacar saya dan itu teman sekolahan saya" Balas Alvaro pada pria paruh baya itu.

"Bantu saya bawa kerumah sakit" Kata Alvaro pada orang-orang yang berada disana. "Baik mas, ambulans nya sebentar lagi sampai" Balas laki-laki satunya lagi.

Serinei mobil ambulance yang berbunyi. Menbuat Alvaro segera membawa tubuh Aira kedalam mo ilmu itu. Sebab, Alvaro tadi hanya membawa motor bukan mobil.

"Raa bangun sayang, aku mohon" Pinta Alvaro yang setia disamping Aira. Perlahan mata lentik itu terbula, Aira merasakan kepalanya yang amat sakit. Aira melirik Alvaro yang menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"A--al" Lirih Aira pelan. Alvaro yang melihat itu hanya diam. Mulutnya kelu, hatinya sesak melihat keadaan gadis nya saat ini.

"Maaf Raa, maafin aku" Ucap Alvaro menggenggam tangan mungil Aira. "Sa--sakit" Balas Aira menatap Alvaro sayu. "Bertahan sayang bentar lagi kita sampai" Kata Alvaro menenangkan Aira.


Tbc•

ALVARO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang