Chapter 31||Arsen Arkeno√

163 12 2
                                    

Happy Reading 🖤


Arsen Arkeno. Laki-laki dengan tampang datarnya itu berjalan diiringi dengan 2 bodyguard nya beserta satu asistennya, Jeri.

Tok

Tok

Tok

Ceklek. Suara pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang tak lain adalah nenek dari Sonya, Soraya. Soraya memandang datar kearah Arsen. "Ngapain kamu kesini?!" Tanya Soraya kepada Arsen yang masih berdiri didepan pintu rumah minimalis itu.

Tanpa basa basi seperti biasanya Arsen laki-laki berperawakan tinggi itu memasuki rumah tersebut diikuti oleh Jeri, membuat Soraya membulatkan matanya kesal.

Dua bodyguard yang tadinya ikut dengan Arsen hanya berdiri diluar tanpa ikut masuk kedalam. "Apa-apaan kamu Arsen?!" Tanya Soraya marah melihat sikap tak sopan Arsen yang masuk kerumahnya tanpa permisi.

"Dimana Sonya?" Bukannya menjawab Arsen malah kembali bertanya. "Ngapain kamu mencari cucu saya, hah!" Balas Soraya menatap Arsen tajam.

"Saya suaminya, jadi saya berhak tau dimana sonya" Ujar Arsen dengan nada rendahnya. Soraya yang mendengar itu tersenyum remeh. "Suami? Suami yang gak bertanggung jawab? IYAA HAH?!" Soraya berteriak kepada Arsen.

Arsen hanya diam menatap wanita paruh itu, detik kemudian ia mendekat kearah Soraya yang masih menatap dirinya tajam. "Tidak bertanggung jawab, apa maksud anda" Tanya Arsen pada Soraya dengan tangan masih didalam saku celananya.

"Tidak usah mencari cucu saya lagi Arsen! Karena kamu tidak pantas untuk cucu saya, kamu itu hanya laki-laki yang tidak bertanggung jawab! Brengsek, kasar!" Kata Soraya kepada Arsen yang tengah menahan emosinya.

"BERANI SEKALI ANDA MENUDUH SAYA SEPERTI ITU-!!, dan anda lebih percaya dengan cucu anda yang otaknya licik itu, HAH?!" Balas Arsen tak mau dituduh akan hal yang tidak pernah ia lakukan kepada Sonya.

"Apa maksud mu, Arsen!" Soraya tentu naik pitam akan perkataan Arsen tentang Sonya. "Apa perlu saya beri tahu bagaimana sikap cucu anda, yang selama ini anda sayang dan puji-puji itu?" Tanya Arsen lagi dengan smirk andalannya.

Soraya hanya diam memandang Arsen tajam, menunggu ucapan Arsen selanjutnya.

"Sonya cucu anda, tunggu bukan Sonya tapi JALANG! ITU PANTAS UNTUK SEBUTAN CUCU ANDA. KARENA APA? KARENA DIA DENGAN GAMPANGNYA MENUDUH SAYA MELAKUKAN KEKERASAN PADANYA, DAN YANG PALING MENJIJIKAN NYA LAGI ADALAH JALANG ITU MERUSAK KEBAHAGIAAN ORANG LAIN UNTUK KEPENTINGAN NYA SENDIRI,DIA ITU EGOIS,TIDAK TAU DIRI,MURAHAN-!!! dan eumm saya mendengar dia hamil anak saya?!!" Bentak Arsen dengan diakhiri pertanyaan mengenai Sonya yang hamil anaknya.

Arsen sepertinya belum tau bahwa Sonya keguguran beberapa minggu yang lalu. Tujuannya kesini pun sebenarnya untuk menjemput Sonya karena pekerjaannya yang sudah usai di luar negeri.

****

"Apa saya boleh ketemu Aira,om?" Tanya Alvaro setelah sampai dirumah Aira. Gavin yang sebenarnya masih gedeg dengan Alvaro pun hanya menganggukan kepalanya namun,,,

"Waktu kamu cuma lima belas menit, setelah itu silahkan pergi dari rumah saya" Imbuh Gavin, membuat Alvaro memelototkan matanya.

"Limabelas menit gak cukup om, saya harus bicara sama Aira" Sanggah Alvaro. Gavin menatap anak sahabatnya itu dingin. "Masih belum puas buat Aira kaya gini?" Tanya Gavin dengan datar.

Tak ada pilihan lain, Alvaro harus segera ketemu dengan Aira sebelum gadis itu pergi dari hidupnya. "Oke, saya permisi" Pamit Alvaro kemudian melangkah ke lantai dua dimana keberadaan kamar Aira.

Tok tok tok

Aira yang tengah bermain ponselnya pun mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar, sesaat dia hanya diam melihat laki-laki yang terbalut baju sekolah berdiri dipintu kamarnya.

Aira rindu Alvaro, ia sangat rindu. Tapi, Aira tidak boleh lemah saat bertemu dengan orang yang sudah merusak kepercayaannya.

Aira mengalihkan pandangannya kearah balkon kamarnya. Alvaro yang melihat itu mendekat baru satu langkah Alvaro menghentikan langkahnya karena suara Aira.

"Pergi-!!" Usir Aira dingin. Alvaro hanya diam tanpa menjawab ucapan gadis di depannya.

Melihat tidak ada suara Aira menoleh pada Alvaro, runtuh sudah pertahanan nya setelah melihat Alvaro yang menangis.

"Maafin aku Raa, maaff" Pinta Alvaro meraih Aira kedalam dekapannya. Aira hanya diam tanpa membalas pelukan yang sudah lama ia rindukan.

"Maaf kamu gak bakal bisa balikin kepercayaan aku lagi, Al" Ujar Aira berusaha melepaskan pelukan dari Alvaro.

Alvaro melepaskan pelukan itu dengan mata nya yang sudah memerah. "Aku mau jelasin semuanya, Raa. Kamu, semuanya disini salah paham" Kata Alvaro dengan tangan memegang bahu gadis didepannya.

"SALAH PAHAM KAMU BILANG, SEMUANYA MASIH KAMU BILANG SALAH PAHAM,AL? KAMU GAK TAU APA YANG UDAH CEWE GILA ITU LAKUIN KE AKU, ALVARO-!!" Habis sudah kesabaran Aira kepada laki-laki plin-plan didepannya.

Alvaro yang mendengar bentakan Aira terkejut, dia tidak paham apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang dimaksud oleh Aira, apa Sonya? Tapi tidak mungkin.

"Maksud kamu apa, Raa?" Tanya Alvaro butuh penjelasan dari Aira yang sudah membendung tangisnya.

"KAMU TAU AL, SIAPA YANG CULIK AKU, KAMU TAU SIAPA? DIA SONYA, SONYA-!! PEREMPUAN YANG SELAMA INI KAMU PENTINGIN DIBANDING AKU-!!" Ungkap Aira membuat jantung Alvaro seketika berdegup kencang.

Emosinya seketika meluap mendengar semua itu, tapi berusaha ia tahan. Dan masih yakin kalau Aira hanya lah berbohong, karena seperti yang Alvaro ketahui Aira tidak suka dengan kehadiran Sonya.

"Kamu jangan bohong, Raa. Kamu gak boleh fitnah Sonya sembarangan!" Sergah Alvaro membuat Aira tak kuasa lagi menahan air matanya.

Bulir bening itu membasahi pipi tirus perempuan itu. Pernyatan Alvaro tentang ucapannya membuat gadis itu semakin marah dan membenci laki-laki didepannya.

"PERGI-!!" Usir Aira kembali. Karena sudah tak tahan melihat sikap Alvaro yang masih membela gadis sialan itu. "Raa, kamu jangan kaya anak kecil. Aku kesini udah mau mintak maaf, tapi kamu malah usir aku!" Ujar Alvaro menatap tajam Aira.

"Aku gak butuh maaf kamu, Alvaro!. Sekarang pergi dari kamar aku, PERGII SIALAN-!!" Aira kemudian berdiri dari ranjangnya dan mendorong Alvaro keluar dari kamarnya.

Mendengar keributan dari kamar Aira, Elang yang sedang fokus pada video di laptop nya pun segera menghampiri adik kesayangannya itu.

Rasa khawatir nya seketika berubah menjadi amarah. Setelah melihat sosok didepan adiknya, dengan langkah lebarnya Elang menarik kerah baju Alvaro dan...

Bughh

"Sialan masih berani lo kesini, bedebah!" Marah Elang dan menghempas kan Alvaro ke lantai dingin itu.

"Elang udah! Kamu jangan gini terus, Lang!" Tegur Melody yang sudah berdiri di anakan tangga dan berjalan menuju Aira yang masih mematung.

"Sayang, kamu gapapa. Masuk kekamar yuk" Ajak Melody kemudian menuntun Aira ke dalam kamar gadis itu.

"PERGI, LO DARI RUMAH GUE-!!" Elang berlalu meninggalkan Alvaro yang masih terduduk dilantai itu.





"Suaminya juga bakalan bantu kita, karena ini udah terjerumus ke hal kriminal."





See youu🌞

ALVARO [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang