Huftt, Akhirnya Up jugaa! Maafin yaa aku tuh sekarang suka males mikir jadi apa yaa, mau up takutnya gak nyambung loh🥀
Vote+komen yahh biar aku tambah semangat!
Happy Reading❤
Raya tergesa-gesa berlari di Koridor rumah sakit, saat mendapat kabar bahwa kakak sepupunya mengalami kecelakaan.
Setelah sampai diruangan sepupunya itu, Raya membuka pintu dengan pelan. Mendapati sepupunya yang tengah tertidur.
"Kak, lo gak papa?" Tanya Raya. Sepupu gadis itu tersenyum mendapati adiknya yang tengah khwatir.
"Gue gapapa, tapi gimana sama rencana kita? Berhasil?" Tanya gadis yang sedang terbaring itu.
"Lo tenang aja dia udah gue amanin" Ucap Raya. Sonya Putri Winata adalah sepupu dari Raya dan Arsya. Kalian masih ingat, sama Si kembar yang baru menjadi murid SMA Kencana?
"Lo harus sembuh biar bisa nyiksa cewe itu, kak" Seringai gadis itu. "Lo tenang nanti sore gue udah dibolehin keluar" Ucap Sonya.
****
Kabar kehilangan Aira sudah sampai ke seluruh SMA kencana. Raffa Kusuma sang ketua osis yang mendengar kabar itu hanya bisa menghela nafas kasar.
"Lo dimana sih Raa?" Gumam Raffa yang sekarang masih duduk di ruangan laboratorium sekolahnya. Raffa juga sudah mengutus orang suruhannya untuk mencari gadis yang ia cintai.
Meski perasaannya bertepuk sebelah tangan. Sampai sekarang Raffa masih menganggap kalau Aira adalah sosok yang harus ia perjuangkan.
"Jadi gimana? Gue kesana sekarang apa gimana kak?" Suara perempuan yang didengar oleh Raffa membuatnya mengernyitkan dahinya binggung.
Raffa tidak menghiraukan siapa gadis yang sedang menelpon didepan Laboratorium itu. Namun, ia penasaran karna nama Aira yang disebut-sebut.
"Kita memang harus hancurin Aira, biar lo seneng kak sama Alvaro" Ucap gadis yang sedang menelpon itu. Raffa mendengarkan semuanya dibalik pintu.
"Gue yakin, setelah ini Alvaro bakal jatuh ditangan lo kak" Sekali lagi gadis itu tanpa sadar membuat Raffa mengepalkan tangannya.
"Dia bukannya teman Alvaro?" Gumam Raffa. "Yaudah, nanti gue kesana" Sambungan telpon mereka berakhir Raya mengedarkan pandangannya memastikan tidak ada yang mendengar ucapannya dengan sang sepupu.
Setelah dirasa aman Raya melangkah menjauh dari sana. Raffa yang awalnya sembunyi pun keluar dari ruangan Laboratorium sebelum itu ia meraih semua barangnya yang berserakan diatas meja.
Raffa mengikuti Raya sampai ke parkiran. Tampak gadis itu tergesa-gesa memasuki mobilnya. Raffa tak kalah cepat ia juga ikut masuk kedalam mobilnya tanpa ketahuan oleh Raya.
Mobil Raya melesat meninggalkan perkarangan sekolah. Karna bel yang sejak 15 menit lalu berbunyi, tapi aneh kenapa gadis itu baru pulang pikir Raffa.
Mobil merah itu memasuki sebuah perkarangan yang letaknya agak jauh dari jalan raya atau keramaian. Raffa semakin yakin memang tidak ada yang beres dengan gadis didepannya itu.
Raya menghentikan mobilnya tepat didepan gedung tua yang sudah tak layak dihuni oleh manusia, karna tempatnya yang terbilang sangat berantakan dan kotor, dan jangan lupakan rerumputan yang sudah sampai memasuki gedung 8 tingkat itu.
Raffa juga ikut menghentikan mobilnya agak jauh dari gedung tersebut. Selanjutnya Raya memasuki gedung itu diikuti 2 orang preman bertubuh kurus dan gemuk.
Dengan hati-hati Raffa mengikuti mereka sampai di lantai dua. Mata Raffa membola saat mendapati gadis yang sedang diikat di atas kursi itu adalah gadis yang tak asing baginya, Aira.
Plakk
Aira yang awalnya tertidur kini terbangun. Saat merasakan panas yang menjalar di pipinya akibat tamparan dari wanita di depannya.
Keadaan gadis itu terbilang sangat menyedihkan. Karna wajahnya yang sudah lebam-lebam akibat tamparan dan pukulan dari preman-preman itu.
Aira mendongak dan terkejut mendapati siapa yang sudah menculik dan menyiksanya disini. "R-raya?" Ucap Aira gadis yang dipanggil Raya itu pun hanya menampilkan seringaian nya.
"Haha kenapa hah, lo kaget liat gue iya?" Ucap Raya seraya tertawa sinis.
Plakk.
Satu tamparan lagi membuat Aira meneteskan air matanya. Karna sejak kemarin ia tak diberi makan ataupun minum oleh penculik didepannya. Tubuhnya pun sudah lemas dan tak kuat lagi menahan siksaan itu.
"Itu balasan karna lo udah rebut kebahagiaan kakak gue, dan juga gara-gara lo kakak gue keguguran!" Sarkas Raya. Membuat Aira hanya diam tapi pikirannya berkecamuk mencerna semua kata-kata dari gadis di depannya.
Raffa ingin menolong Aira sekarang juga tapi ia sadar kalau ditempat ini ada lima orang preman. Raffa mengurungkan niatnya dan hanya menatap kasian pada Aira.
Langkah kaki seseorang membuat Raffa terkejut dan langsung bersembunyi. Dahi laki-laki itu mengernyit heran melihat wanita yang seumuran dengan abangnya. "Siapa lagi wanita itu?" Gumam Raffa.
"Kakak" Sapa Raya pada wanita disampingnya yang baru saja sampai. "Cih, Hai Aira Jesslyn" Sapa wanita itu sinis. "Gimana sama tempatnya enak gak?" Ucap wanita itu menatap Aira tajam.
Aira ingat dengan wanita didepannya. Sonya, wanita yang membuat hubungannya dengan Alvaro renggang.
"Apa mau lo hah!" Tanya Aira membentak. Sonya menatap Aira dengan tatapan yang sulit di artikan. "Gue mau lo tinggalin Alvaro, atau gak lo gue bunuh" Kata Sonya mengancam, kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam cardingan nya.
Membuat semua yang berada disana membulatkan mata, termasuk Raya. "K-kak lo jangan nekad, i-ini bukan rencana kita dari awal kak" Tegur Raya takut. Ini tidak sesuai dengan rencana yang mereka susun sejak awal.
Sonya menodongkan pistol itu kewajah Aira. Aira kembali meneteskan air matanya karna takut, ia tidak pernah membayangkan akan seperti ini.
"Tinggalin atau lo mati?!" Pertanyaan itu membuat semuanya terdiam. Raya masih mencerna semuanya. "K-kak l-lo.." Katanya terpotong saat pistol itu mengarah ke arah Raya.
"Diam Ray, atau lo yang jadi sasaran pistol ini" Tekan Sonya menatap tajam Raya. Raffa sedikit syok melihat semuanya, dengan hati-hati ia merongoh saku sekolahnya untuk mengambil ponselnya.
Raffa mendial nomor seseorang. Setelah semuanya tersambung ia segera menceritakan semuanya dan mengakhiri panggilan setelah orang yang ditelpon itu akan menyusul ke gedung itu.
****
Seorang laki-laki dengan tubuh atletis nya saat ini tengah berada didalam mobil Lamborghini hitam miliknya. Laki-laki tampan itu bersiap-siap menuju suatu tempat dimana ia akan menyelesaikan suatu masalah.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang menyelimuti laki-laki itu. Deringan telepon membuat fokus laki-laki itu teralihkan.
Drrtt drrtt drrtt
Laki-laki itu memasang handsfree ke telinganya dan mengangkat panggilan dari sang penelepon.
"Kenapa?" Dingin laki-laki itu pada orang diseberang sana. "Maaf tuan, kami sudah menemukan jejak nona Sonya" Balas Jeri asisten kepercayaan laki-laki itu.
Laki-laki berjas hitam itu tersenyum tipis. "Bagus, sherlock dan tunggu saya disana" Titah laki-laki itu yang langsung dijawab 'iya oleh Jeri.
"Milik saya selamanya akan tetap menjadi milik saya, Sonya!" Seringai laki-laki itu.
•Tbc•
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO [HIATUS]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA❤ "SALAH PAHAM KAMU BILANG, SEMUANYA MASIH KAMU BILANG SALAH PAHAM,AL? KAMU GAK TAU APA YANG UDAH CEWE GILA ITU LAKUIN KE AKU, ALVARO-!!" Habis sudah kesabaran Aira kepada laki-laki plin-plan didepannya. Alvaro yang mendengar...