Percuma pinter, kalo panik gak bakal mikir apa-apa
~Fiel Rafasya
"Huh huh huh huh, sorry lama gue tadi ada masalah kecil" ujar Asya ngos-ngosan menatap pada Hans yang masih berdiri tenang namun....
Tiba-tiba Hans pingsan buat Asya kaget dan langsung mendekat lalu noleh ke kanan-kiri, nyeret Hans ke deket tembok lurusin kakinya biar kalo ada guru atau musuh mereka lewat mereka aman.
"Hans bangun" ujar Asya sembari menepuk pipi Hans berkali-kali
"Gila, ini orang gak mati kan" panik Asya ngeblank gegara panik sekaligus takut
"Anjir berdarah" kaget Asya waktu ngecek badan Hans, siku Hans berdarah
"Lo abis ngapain sampe begini, tolol" kesal Asya lalu merobek bawah baju putihnya yang emang udah di keluarin
"Percuma gue marah-marah orangnya pingsan" kesal sendiri Asya
"Gue belom ngerti kenapa Derren ternyata musuh ehh malah Lo pingsan, mending gue nyelesain ujian kertas daripada ngerebut posisi pertama orang lain hilang nyawa" ujar Asya masih ngoceh sendiri sembari menutupi pendarahan luka di siku Hans
"Belom Miss Ve yang sama aja musuh yang mau bunuh kita Hans, Lo gak mau denger keluhan gue apa!!" Ujar Asya masih ngoceh sendiri
"Oh nafas, cek nafas" ingat Asya lalu mengecek nafas Hans
"Percuma pinter, kalo panik gak bakal mikir apa-apa, teori kecil cek nafas aja gue lupa lakuin" kesal Asya
"Masih hidup ini orang tapi kok nafasnya mulai pelan, bangsat gue gak di penjara gegara di kira tersangka kan" kesal Asya selesai cek nafas Hans
"Apa gue panggil polisi yahh?" Gumam Asya
"Bego kalo manggil polisi berabe yang ada" ujar Asya gusar
"Gue harus ngapain? Ninggalin Hans dan lanjutin?" Gumam Asya makin gusar
"Hans Lo tunggu di sini, lo harus baik-baik aja jangan mati dulu, gue harus tepatin perjanjian kita" ujar serius Asya udah menstabilkan emosinya
"Hans, gue bakal jadi yang terbaik buat Lo, gue harus nyelesain semuanya karena kita udah sejauh ini" ujar Asya lalu melengos setelah menyenderkan kepala Hans di pojok dinding dan mengambil kotak kayu milik Hans
Gue bisa gue bisa gue bisa batin Asya menyemangati dirinya sendiri sembari berlari kencang ke arah perpus.
Dugh
"Aishh" ringis Asya menoleh siapa yang menendangnya tiba-tiba, Asya masih dengan kotak kayu di tangannya
"Bangsat" amuk Asya lalu menendang dan menonjok tepat ke hati orang bertopeng yang menghalanginya
" Kalian gak bakal gue biarin lolos" ujar Asya tenang dengan mata emosi memberikan bius mini dengan racun ular yang ia bawa selama program
Racun ular itu adalah pelajaran dari kakek buyutnya yang hobi berburu dan merancang racun.Asya juga belajar merancang racun ular seperti yang di lihatnya saat kakek buyutnya meracik racun ular tersebut, walaupun Asya sendiri gak yakin seampuh punya kakek buyutnya.
Perpustakaan, perpustakaan, perpustakaan gumam Asya mengulang tujuannya sekarang sembari menghapus air matanya yang turun tanpa di undang.
Brak
"Anjing sakit" ringis Asya dobrak pintu perpustakaan gak berhasil
"Gue bisa" tekad Asya lalu mencoba mendobrak pintu lagi masih tidak berhasil
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguasa Jurusan [END]
Teen FictionDi SMA kehormatan yang memiliki jagoan mistis keseluruhan dan angkatan.Si jagoan MIPA yang pendiam dengan sejuta kemisteriusan dan si jagoan IPS yang humble pada beberapa siswa basket yang terkenal fanatik motor racing di arena balapan, serta humbl...