"Anjir lah gue kok deg-degan"
"Santai, paling nilai jelek gak bisa main bentaran"
"Lo mending itu doank, gue? Liburan tuh mamam kasur di kamar, astaga...nyesel gue gak benar-benar serius ujian"
"Nyesel pasti di belakangan kalo di depan namanya DP"
"Iya juga yakk"
"Liburan gue b aj"
"Gue juga sih, liburan bareng Kuy"
"Ngaco Lo, ogah"
"Yaudah gue gak ngajak Lo!!"
"Kalian bisa diem gak!!!"
"Woi" lerai temen lainnya membuat mereka yang berdebat menoleh
"Kenapa kita gak deketin ARM aja kemaren-kemaren? Kan mereka yang rekap nilai?"
"Heh!! Lo mau nyogok ARM pakek apa?! Duit mereka kaya, bakat mereka ada, lo mau nyogok pakek motor? Yang katanya hobi mereka? Orang kaya bisa beli sendiri motor anjir.."
"Yahh kan apa gitu kek, jual diri aja deh sapa tau ARM mau"
"Lo aja duluan, gue liat di tendang gak Lo sama ARM"
"Gak di tendang di ketawain iya"
"Tuh tau"
"Bodo lah, pembahasan kalian gak ada yang bener"
"Lo juga ikut padahal"
"Lah gak gitu juga"
"Gitulah, kan Lo emang ikutan"
"Kok kalian goblok sih!!"
"Lo yang goblok njirr"
"Gak usah ngomong goblok, Lo juga goblok"
"Bisa diem enggak?!!!"
Obrolan seputar siswa di lorong yang Asya dengar dari kejauhan 10 meter, walaupun menggunakan headset volume yang kecil dapat di dengar oleh Asya, jangan samakan pendengaran manusia biasa dengan manusia tidak biasa kata orang, berarti ini fakta yang bisa di lihat sendiri?!
"As!! Di cari kepala Dekan" ujar Liam pada Asya
" Lo ikut" ujar Asya dan Lian mengangguk seraya berjalan tergesa mensejajarkan langkahnya dengan Asya
Baru beberapa langkah dengan cepat mereka seseorang menghentikan mereka
"Kak Lian di cari guru olimpiade" ujar adik kelas yang Lian sendiri gak tau
"As, nanti gue nyusul" ujar Lian dan Asya mengangguk jadilah Lian ngikut adik kelas yang di utus oleh guru olimpiade sedangkan Asya menuju ruang kepala Dekan di sebelah gedung SMA KEHORMATAN
Ruang kepala Dekan
Ceklek"Permisi, kenapa pak?" Tanya to the point Asya
Sya, ini tuh dekan loh gak ada yang mau bilangin Asya gitu😭
"Duduk" ujar tegas kepala Dekan dengan helaan Asya mengikuti perintah beliau
"Sudah ada persiapan untuk program Golden Day?!" Tanya Kepala Dekan kepada dua remaja di depannya
Hening
Hening
"Belum"
"Gak ada"
Ucapan bersamaan yang berbeda, mendengar hal ini kepala Dekan menghela nafas
"Bu Nia sudah memberitahu kalian masa depan sekolah ada di tangan kalian?" Tanya kepala Dekan membuat mereka berdua terdiam
"Yes sir" ujar Asya menjawab
"Ini bukan Inggris please" ujar kepala Dekan malas, walaupun terkadang dia hanya mengangguk diam dia jika berada di posisi jengah karena keadaan akan seperti
"But..."ucapan Asya terpotong
"Diam!! Saya tunggu kedewasaan kamu!! Miguel, saya harap anda tidak bodoh untuk menjadi saingan Rafasya" ujar Kepala Dekan membuat Asya berubah serius
Ini kebalik gak sih?!! Tapi Hans masih diem😭
"Permisi" ujar Asya merasa di permalukan dengan keluar ruangan Kepala Dekan dengan emosi di otaknya
--------------------------
"Ghost lentera" ujar seseorang mengagetkan Asya yang duduk di bangku taman yang berada di persimpangan sekolah
"Gue gak nyuruh Lo duduk" sinis Asya tapi tidak di hiraukan Hans yang sudah duduk di sebelahnya
"Lo bukan pemilik kursi" ujar enteng Hans membuat Asya tidak menyahuti
Lama tidak ada obrolan hanya hening dan diam dengan pemikiran masing-masing, namun itu buyar saat...
"Harusnya Lo ketawa atau bahagia mungkin?! Gue di permaluin" ujar Asya tanpa emosi lewat perkataannya
"Untuk apa gue ngetawain kalo gak ada gunanya buat gue, gue gak sechildhis Lo" jawab Hans tenang
"Terus ngapain Lo duduk di sini? Kalo gak mau ngetawain?!" Heran Asya mengutarakan pemikirannya
"Alamiah " jawab Hans tenang
"Lo gak ngambil raport?! Coba Lo cek kelas Lo, Lo entar di cari nyokap or bokap mungkin" ujar Asya tapi tidak ada sahutan dari Hans
"Lo gak tau gue coba ngusir Lo? Gue rasa Lo bukan anak TK yang bego" geram Asya
"Gak capek Lo emosi Mulu?! Besok nyawa Lo jadi taruhan, yakin lo masih mau emosi?!" Utarakan Hans yang sedari tidak menyahuti ucapan Asya
"Itu semua juga karena Lo!! Gue bisa kejebak dan naruhin nyawa yang gak seharusnya gue kor...." Ucapan Asya terpotong
"Harusnya Lo gak milih jurusan sosial" potong Hans tenang
"What the fu..." Umpatan Asya terpotong oleh Hans
"Lo lebih cocok di julukin bitch girl di bandingin monster IPS" ujar Hans masih tenang
"Kalo gue itu, Lo lebih cocok di julukin bitch boy bukan Monster IPA" sahut sinis Asya membuat Hans sedikit tertawa kecil
Asya terdiam, bukan karena terpesona melainkan merasakan aura yang tajam yang hanya dia temui aura papa-nya. Tapi ia sadar, ternyata bukan hanya papa-nya yang memiliki aura seperti ini, bahkan dia sendiri tidak memiliki aura tajam semacam non normal seperti yang di miliki papa-nya, melainkan hanya aura intimidasi yang biasa orang penguasa wilayah pada ujungnya.
"Diem?" Heran Hans sehingga melihat sekilas Asya
"Papa!!" Latah Asya membuat Hans bingung
"Lo?" Tanya Hans
"Gak, hah bukan hah enggak" ujar Asya geleng-geleng langsung mengerti keadaan sekarang
"Gue gak minta kerja sama Lo dalam Golden Day, tapi gue rasa Lo gak cocok jadi musuh gue, tunjukkin ke gue tahun depan hanya milik satu jurusan" ujar Hans kembali semula, berkata dengan tenang lalu meninggalkan Asya dengan pikirannya
"Peduli apa gue??! Gue bakal tunjukkin!!! Tahun itu bakal jadi milik IPS!! Wait for me!! Golden Day !!!" Teriak Asya emosi yang tidak stabil hari ini
I think jari ini lagi lelah:(
Semoga part ini tidak membosankan walaupun sedikit bab
Golden day with Hans and Asya!!! Come on!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguasa Jurusan [END]
Genç KurguDi SMA kehormatan yang memiliki jagoan mistis keseluruhan dan angkatan.Si jagoan MIPA yang pendiam dengan sejuta kemisteriusan dan si jagoan IPS yang humble pada beberapa siswa basket yang terkenal fanatik motor racing di arena balapan, serta humbl...