30

252 34 0
                                    


     Insiden yang membuat gaduh di hari akhir-akhir program menyebabkan gelombang tekanan dan siswa yang hilang beberapa di larikan ke rumah sakit.

    Walaupun kenyataannya menyebabkan gelombang, hari upacara penutupan program masih di lakukan.
Namun, suasana beberapa hati orang sangatlah buruk.

   Terutama untuk laki-laki yang masih belum ingin menjelaskan pada Fiel, seteleh kejadian itu.

    Seteleh kejadian itupun, ia tidak ke rumah sakit untuk berbicara dengan Fiel, bagaimanapun semua terjadi begitu saja dan ingin menjelaskanpun ia terlalu tidak berharap banyak untuk orang lain, akhirnya menanggung opini orang yang bersangkutan tentang dirinya.

"Zanjjet Derren"

Panggilan magnetis khas tersebut membuat Derren yang sedari tadi melamun menoleh dengan hatinya yang terkejut.

"Bisa bicara sebentar?" Tanya Daneil dan Derren mengangguk lalu berjalan memisahkan diri dari kerumunan bersama Daneil

"Derren atau lebih tepatnya F3, ada yang mau Lo jelasin  tentang sahabat gue?!"

Entah pertanyaan atau pernyataan, namun ekspresi Daneil suram tidak sesantai dengan sifat beserta tingkah laku hariannya.

" Berhenti ikut campur" ujar Derren tenang tak kalah tajam lalu berlalu pergi tidak menghiraukan ekspresi tertegun Daneil yang ia tinggalkan di tempat

----------------


7 hari setelah peristiwa tersebut, SMA KEHORMATAN yang  rata-rata muridnya tidak mengetahui kejadian tersebut di gegerkan dengan kedatangan penguasa  kutub beda jalur datang bersama.

  Dia Fiel Rafasya dengan laki-laki yang duduk di kursi roda yang Asya sendiri mendorongnya, laki-laki itu Miguel Hansfiran.

Siapa lagi kalau bukan Miguel penguasa MIPA jika penguasa IPS jelas Rafasya?

   Wajah yang memang dari lahir adalah pucat semakin seperti mayat hidup itulah keadaan Hans sekarang, tapi aura-nya masih sama walaupun jelas ia tak sesehat sebelumnya.

"Kelas?" Tanya Asya mencondongkan tubuhnya ke samping membuat Hans menolehkan kepalanya

"Emm" akhirnya jawaban sederhana itu yang Asya dapatkan

    Tidak sesusah khayalan Asya sebelumnya, ternyata membujuk Hans segampang kenyataan.
Di sini di maksudkan bahwa sebelumnya seteleh di kejutkan Hans ingin bersekolah, akhirnya Asya mengambil keputusan untuk merawat Hans sampai sembuh dan di sekolahpun seperti sekarang, bahwa Asya secara suka rela merawat Hans.

     Asya tak bisa membayangkan bagaimana jika yang terluka itu dia bukan Hans, mungkin daya tahan tubuhnya sudah lemah, dapat di katakan sekuat apapun perempuan jika di bandingkan dengan laki-laki yang setara maka daya tahan tubuh jelas masih menang laki-laki.

"Bokap lo, jadi dateng hari ini?" Tanya Asya mengingat bokap Hans yang Asya gak tahu secara pribadi bagaimana kepribadiannya

"Mungkin" jawab Hans tenang

Mereka melewati lorong dengan tatapan campur aduk dari seisi orang yang mereka lewati.

"Jadi nginep?" Tanya Hans terdengar ambigu bagi orang yang tidak tahu artinya dengan jelas

Telinga yang tajam orang-orang yang diam-diam melewati seperti berdengung saat pertanyaan penguasa MIPA mengobrol dengan Penguasa IPS.

"Hah?" Bingung Asya seketika blank mendengarnya

"Gak" ujar malas Hans tapi masih tenang buat Asya ketawa kecil

"Bercanda, gak asik lo"

"Gue jadi nginep, entar ngambil beberapa barang dari rumah" lanjut Asya

Penguasa Jurusan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang