20

252 30 7
                                    

"Maaf sudah menunggu lama,"

Baekhyun terpana melihat Irene yang baru saja keluar dari kamarnya. Kemeja biru muda dengan jeans hitam yang sederhana tampak lebih i dah saat Irene yang memakainya.

"Oppa," Baekhyun pun kembali dari lamunannya. "Ah iya, ayo kita berangkat." Setelah berpamitan dengan ayah Irene mereka pun berangkat menaiki mobil sport putih milik Baekhyun.

"Kita mau kemana?" Tanya Irene membuka suara. Baekhyun pun tampak sedikit berpikir. "Kau saja yang menentukan."

Irene tampak sedikit berpikir. "Bagaimana kalau kita ke taman bermain? Aku ingin naik wahana lagi." Baekhyun pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sesampainya di taman bermain Irene pun segera berlari menuju wahana roller coaster. "Oppa ayo naik ini!"

"Memangnya kau berani?" Irene pun mengangguk mantap. Namun kenyataannya berbeda dengan ekspektasi. Irene sedari tadi hanya berteriak sambil menundukkan kepalanya. Tidak berbeda jauh dari Baekhyun, dia juga hanya berteriak dan memejamkan matanya. Intinya mereka sama-sama takut naik roller coaster.

Setelah wahana selesai mereka beristirahat di salah satu bangku taman bermain. Mereka sama-sama mengumpulkan nyawa mereka yang masih melayang-layang di wahana roller coaster.

Tak butuh waktu lama nyawa Irene telah terkumpul, berbeda dengan Baekhyun, ia masih duduk terdiam. Irene pun izin untuk pergi sebentar sementara Baekhyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oppa!" Sebuah churros sudah ditodongkan pada Baekhyun. "Kita makan dulu baru lanjut main!"

"Iya," mereka pun menikmati churros ditemani riuhnya teriakan wisatawan yang sedang menaiki wahana.

Setelah menikmati churros mereka, Irene mengajak Baekhyun memainkan beberapa permainan yang ada disana.

"Oppa, tolong ambilkan boneka icebear itu!" Tunjuk Irene pada boneka yang berada di dalam sebuah mesin capit. Baekhyun sebelumnya tidak begitu peduli. Namun setelah gagal berkali-kali ia menjadi merasa tertantang.

"Ayo oppa ke kanan! Tidak tidak sedikit kemiri!" Pandu Irene kegirangan. "Arra!"

Mata Baekhyun dipenuhi api semangat untuk memenangkan permainan itu. Disaat Baekhyun masih terfokus pada permainan itu Irene sendiri melihat Baekhyun dengan tatapan takjub. Bagaimanapun ini yang ia inginkan sejak dulu. Walaupun ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Baekhyun mengajaknya berkencan, namun ia sangat mensyukuri saat-saat ini. Ia berharap waktu bisa berjalan lebih lambat agar ia bisa menatap wajah orang yang dicintainya lebih lama lagi.

"Ya! Irene! Yaa!" Irene pun kembali dari lamunannya. Baekhyun sudah menggoyang-goyangkan boneka icebear tepat dihadapan Irene. "Whoaa, Daebak! Bagaimana oppa bisa mendapatkannya?"

"Itu adalah hal yang mudah bagiku," ucap Baekhyun menyombongkan diri. Dia seakan lupa berapa koin yang sudah dihabiskannya untuk memenangkan satu boneka saja.

"Terima kasih oppa!" Irene tersenyum sambil memeluk erat boneka tadi. "Aku akan membawanya pergi nanti."

Baekhyun tertegun, ia terlalu terlarut dalam suasana hingga lupa kalau nanti Irene akan pergi. Bagaimanapun ia harus menanyakan tentang kotak itu. "Irene, masalah kotak..."

"Oppa!" Baru saja hendak membahasnya Irene sudah berlari menuju salah satu wahana yang ada disana. "Ayo masuk kesana!"

Irene menunjuk sebuah rumah hantu. Baekhyun sedikit bergidik ngeri, namun ia tidak boleh terlihat lemah apa lagi didepan seorang gadis. "Boleh!" jawab Baekhyun manatap.

"AAAAAAAA!" Bukan suara seorang Irene melainkan suara Baekhyun yang tengah ketakutan. Setan disana pun ikut terheran karena biasanya sang gadislah yang bersembunyi dibalik sang pria yang ini malah sang pria yang bersembunyi dibalik sang gadis.

"Oppa, gwaenchanha! Pegang tanganku, jangan dilepaskan!" Baekhyun pun memegang erat tangan Irene. Irene pun berjalan memimpin. Hingga tiba di sebuah lorong mereka dikejutkan oleh hantu yang mengejar mereka. Irene otomatis berlari keluar sedangkan Baekhyun duduk bersembunyi.

Irene sudah keluar dari rumah hantu, namun ia tidak mendapati Baekhyun dibelakangnya. Tanpa pikir panjang ia segera kembali ke dalam rumah hantu. "Oppa!"

"Oppa kau dimana?" Irene kembali ke lorong tadi, ia melihat hantu yang mengejarnya tadi. "Permisi, apa kau melihat laki-laki yang tadi bersamaku?"

"Dia bersembunyi disana! Itu adalah ruang ganti, disana. Banyak kostum menyeramkan. Sebenarnya aku khawatir dia akan pingsan karena sedari tadi aku tidak mendengar suaranya." Jelas paman hantu tadi.

Irene pun memberanikan diri memasuki ruangan itu. Benar kata paman tadi, disana banyak kostum menyeramkan.

"Oppa!" Panggilnya. Namun tidak ada sahutan. Ia takut kalau Baekhyun benar-benar pingsan didalam sana.

"Oppa kau dimana?" Ia menyoroti setiap bagian ruangan itu dan

"BA!"

"AAAAAA!"
Baekhyun mengejutkannya dengan topeng hantu yang ia temukan didalam ruangan itu.

"Apa kau takut?" Irene masih mengatur nafasnya. "Oppa! Aku terkejut!"

Baekhyun pun hanya cengengesan. Akhirnya mereka berdua keluar dari wahan tersebut.

Hari semakin sore, kini mereka sedang menaiki wahana bianglala. Pemandangan kota Seoul ditemani langit sore memanglah yang terbaik.

"Terima kasih karena oppa telah menemaniku hari ini," ucap Irene ditengah keheningan. "Aku tahu ayah yang menyuruh oppa kan? Tapi tidak apa, aku berhutang terima kasih juga pada ayah,"

"Anu, masalah kotak.." ucapan Baekhyun menggantung, ia bingung harus bertanya bagaimana.

"Ah, kunci ini?" Irene menunjukan kunci yang selalu ia pakai untuk kalungnya. "Aku akan memberikannya nanti, ayah akan menjemputmu sebentar lagi."

Baekhyun pun mengangguk pelan. Entah kenapa hatinya sedikit tidak nyaman. Ia berpikir mungkin ia masih terbawa suasana saja.

Hari semakin gelap, Baekhyun dan Irene menunggu Bae Sujin di parkiran mobil.

"Anu, kau bisa bawa kotak ini!" Ucap Baekhyun memberikan sebuah Tote berisi kotak rahasia milik Irene.

"Tidak itu untuk oppa," mobil milik Bae Sujin memasuki area parkir. Irene pun melepaskan kalungnya.

"Ini kunci dari kotak itu. Oppa, setelah aku naik mobil nanti tolong hadaplag ke belakang, jangan melihatku. Aku tidak mau oppa merasakan sakit lagi," pinta Irene. Baekhyun sedikit bingung namun ia hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Mobil milik ayah Irene sudah tiba, Irene pun meminta Baekhyun untum berbalik. Baekhyun dengan ragu mengikuti kemauan Irene.

"Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali atau tidak, namun aku sangat berterima kasih karena oppa sudah menemaniku sampa saat ini." Ucap Irene dibelakang Baekhyun.

Irene berjalan menjauh, ketika hendak menaiki mobil Irene kembali berteriak "Kumohon apapun yang terjadi, berjanjilah untuk hidup bahagia."

Sedikit terkejut akan perkataan Irene barusan namun Baekhyun tetap berusaha untuk tidak berbalik. Namun entah kenapa ada dorongan dari hatinya untuk tetap berbalik. Akhirnya ia pun berbalik perlahan. Ia melihat mobil Irene yang perlahan mulai menjauh.

Tiba-tiba nafasnya memburu, jantungnya berdegup kencang, telinganya berdenging hingga ia tidak bisa berdiri lebih lama lagi.

"HYUNG!"

Love and Hate | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang