"Irene-!"
Baekhyun terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekitar, menyadari kini ia tidak berada di kamarnya.
Derap langkah cepat terdengar semakin keras. Seseorang membuka pintu dengan cepat. "Oppa-! Kau sudah sadar?"
Baekhyun melihat Irene sedang berdiri di ambang pintu. Raut khawatir tergambar jelas di wajahnya.
"Iya," jawabnya pelan. Irene pun terdiam sejenak. "Ah-! Tadi oppa pingsan, ini di rumahku. Ayah sedang pergi mencarikan bubur dengan Kai, Suho oppa ada rapat mendadak. Jadi... Ah-! Oppa mau minum air? Biar aku ambilkan."
Baekhyun pun mengangguk pelan. Irene pun segera keluar dari kamar untuk mengambilkan air.
Baekhyun menatap punggung itu tidak percaya. Walau ia tidak mengingat mimpi tadi namun semua yang ada disana terasa sangat nyata. Sebenarnya ada apa dengan dirinya?.
Irene kembali membawa nampan berisi segelas air putih. Ia memberikannya pada Baekhyun. Baekhyun pun segera meminumnya.
"Berapa lama aku pingsan?" Irene tampak berpikir sambil melihat jam, "Eum.. sekitar empat jam."
Baekhyun pun mengangguk pelan dan mengembalikan gelasnya yang sudah kosong. "Ada yang oppa inginkan lagi?" Baekhyun menggeleng pelan.
Irene pun mengembalikan nampan beserta gelas tersebut ke dapur. Sementara Baekhyun kembali dalam pikirannya.
Tak lama Irene pun kembali dan duduk di sofa di samping tempat tidur. "Apa oppa merasa pusing? Atau ada yang tidak enak? Apa oppa butuh bantal tambahan?"
"Irene," panggil Baekhyun lirih. Irene sedikit tertegun saat mendengar Baekhyun kembali memanggil namanya. Sebelumnya ia sangat terkejut saat Baekhyun tiba-tiba meneriakkan namanya.
"Iya?" jawabnya lembut. "Apakah..." Baekhyun terlihat ragu-ragu, namun saat akan melanjutkan pertanyaannya tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
"Ayah pulang-!" Bae Sujin masuk kedalam kamar dengan membawa satu kangtong plastik berisikan bubur. "Kau sudah bangun?"
"Sudah om," jawab Baekhyun. "Ini bubur untuk yang baru bangun," ucap ayah Irene sambil memberikan bubur itu pada Baekhyun.
"Irene buburmu dibawa Kai. Dia masih diluar nurunin belanjaan. Bantuin gih-!,"
"Iya," Irene pun segera keluar membantu kai. "Sudah mendingan?" tanya Bae Sujin pada Baekhyun.
"Sudah om," jawab Baekhyun. "Dimakan buburnya sebelum dingin. Ini vitaminnya, om ambilin minum dulu ya,"
"Gak usah repot-repot om, nanti saya ambil sendiri,"
"Om gak repot kok, nanti om mau nyuruh Irene yang ambil hehe," canda Ayah Irene sebelum beranjak.
Saat berada di ambang pintu Ayah Irene kembali menatap Baekhyun. "Kami pergi besok malam, besok kalian pergilah berkencan, kamu free kan?"
Baekhyun yang sedikit terkejut mengangguk pelan, "Iya om,"
"Bagus besok datang kesini pagi-pagi, tapi jangan bilang saya yang minta ya! Siapa tahu kalian bisa meluruskan sesuatu."
"Iya om,"
Sesuai perkataannya keesokan harinya Baekhyun datang ke kediaman Bae.
Ting tong
"Sebentar," sahut Irene dari dalam. Pintu pun terbuka menampakkan Irene dengan baju tidurnya.
"Baekhyun oppa?" Irene terkejut mendapati Baekhyun datang sepagi ini ke rumahnya. Baekhyun sendiri terkejut karena baru pertama kali ia melihat Irene dengan pakaian tidur dan rambut yang sedikit acak-acakan.
Ia mengakui satu hal, bahwa Irene masih sedikit terlihat cantik walaupun dalam keadaan seperti ini. Walau pikirannya menolak karena ia masih mencintai Suzy.
"Ah, maaf aku tadi baru bangun. Masuk dulu oppa!" Baekhyun pun mengangguk mengikuti langkah Irene memasuki rumah kediaman keluarga Bae. "Oppa cari siapa?"
"Kamu," Irene terkejut. "A..aku?" Baekhyun mengangguk. "Ada apa ya?"
"Mau di ajak kencan itu!" Bae Sujin tiba-tiba datang dari arah dapur. "Iya, ayo kencan hari ini,"
Irene semakin terkejut. Ia melihat Baekhyun yang sedikit menyunggingkan senyumnya. Sangat tampan.
//Tampan sekali yorobun~ author gatahan mo pingsan aja//
//Gajadi pingsan nanti aku gantungin lagi jadinya hehe//
Irene menatap ayahnya heran, bagaimana ayahnya bisa menebak hal seperti seorang cenayang?
"Kenapa liatin ayah? Cepet mandi kasian itu Baekhyun udah nungguin,"
"Oh iya! Oppa, aku mandi dulu ya okey?" Irene pun berlari menuju kamarnya. Namun tak lama ia kembali, "Ayah tolong buatkan minum untuk Baekhyun oppa ya!"
"Beraninya nyuruh ayah,"
"Kan minta tolong hehe," Irene pun kembali berlari menuju kamarnya. "Hati-hati kalo jatuh kencannya di rumah sakit lho!"
"Ayah!" Bae Sujin tertawa puas setelah menggoda anak gadisnya.
"Aku tidak mau mengeluarkan keringat, kamu minum ini saja ya," kata ayah Irene sambil memberikan susu strawberry dari dalam kulkas.
"Ini stok milik Irene. Dia itu masih suka minum susu, katanya biar tambah tinggi, nyatanya udah mentok segitu." Ledek Bae Sujin sengaja dikeraskan volumenya.
"Ayaaah-!"
"Hei-! Kok masih denger? Cepet mandi-!"
"Iya ih ayah bawel,"
Bae Sujin kembali tertawa. Baekhyun sendiri juga ikut menahan tawanya. Sudah lama ia tidak merasakan kehangatan keluarga seperti ini.
"Diminum dulu! Nanti kalau kurang ambil lagi di kulkas ya!" Ayah Irene beranjak pergi namun kembali berhenti. "Terima kasih sudah memenuhi permintaanku, tolong jaga Irene hari ini."
"Iya om," alasan Baekhyun memenuhi permintaan ayah Irene semata hanya karena ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya yang dulu. Ia menatap Tote bag yang tadi ia bawa. "Kuharap kau bisa memperlihatkan semuanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfiction"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]