"Sebenarnya ada apa ini?"
Ruangan seketika sepi. Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan kai. Suho merasakan atmosfer antara ayah dan anak ini sedang tidak baik perlahan membuka suara.
"Kai, biarkan Irene berbicara dengan ayahnya dulu. Om, om bisa bicara di ruang baca dulu, Baekhyun masih belum siuman."
"Tapi kenapa Irene tadi teriak? Kenapa kau teriak pada ayahmu? Kamu bukanlah orang yang mudah emosi seperti itu,"
Irene menarik nafasnya dalam-dalam. Dia menyentuh bahu Kai dan tersenyum lembut, "Gapapa, aku mau ngobrol dulu sama ayah,"
Irene pun mengajak ayahnya ke ruang baca untuk melanjutkan perbincangan mereka meninggalkan kami yang masih bertanya-tanya.
"Hyung, sebenarnya ada apa ini?"
Love and Hate
"Ayah," panggil Irene lirih, matanya sudah berkaca-kaca, "Maaf aku tidak bermaksud membentak ayah,"
"Ayah tau, maafkan ayah juga karena telah memaksamu. Namun sekarang ayah hanya punya kamu. Ayah tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa ayah pertahankan. Hanya kamu nak," Bae Sujin mengusap kepala putrinya pelan.
Tangis Irene pecah, Ia pun memeluk erat sang ayah. "Maaf karena aku ayah harus bekerja sekeras ini, maaf karena aku ayah dan ibu harus berpisah, maaf karena aku ayah harus kehilangan putri sulung ayah, maafkan aku.."
"Tidak, ayah sama sekali tidak menyalahkanmu. Semua ini bukan salahmu, semua ini sudah takdir dari Tuhan. Ayah bersyukur masih memiliki kamu, kamu anak ayah yang paling kuat. Jangan menyalakan dirimu atas semua ini. Kamu harus optimis, mengerti?"
Irene mengangguk pelan. "Ayah, bolehkah kita berangkat besok saja? Biarkan aku menemani Baekhyun oppa sehari saja."
"Apa maksudmu sehari saja? Kamu pasti bisa kembali ke Korea lagi." Irene tersenyum, "Aku akan berusaha, namun izinkan aku melakukannya mengingat aku masih punya resiko terburuknya, Ayah."
Bae Sujin pun mengangguk pelan. Matanya menatap takjub saat melihat putri kecilnya sudah tumbuh sedewasa ini.
Irene dan ayahnya pun keluar. Disana ada kai dan Suho yang menunggu mereka. "Kalian menguping ya?!"canda Irene.
"Ruang baca itu kedap suara, dulu saat kalian masih kecil dan Jongin belajar membaca disini dia suka berteriak-teriak dan itu sangat menggangguku."
"Benar, bahkan para tetangga protes saat itu," imbuh Bae Sujin.
"Apa sih Hyung," Kai pun menghampiri Irene. "Bagaimana?"
"Aku perginya besok hehe,"
"Jadi kita bisa kencan dulu?"
"No-! Aku mau menemani Baekhyun oppa." Kai menatap Irene sedih, Ia tahu seberapa besar cinta Irene untuk Baekhyun. Tak mau terlarut dalam kesedihan Kai pun menghampiri Ayah Irene.
"Om kalau tiket besok saya bisa ikut kan?" Bae Sujin pun berpura-pura seakan ia sedang menelfon sekertarisnya.
"Hallo? Oh iya? Oh tiket buat besok gaada ya? Oh gitu, kalau bagasi ada ga? Saya mau bawa beruang liar ini,"
"Om-!" Semua orang tertawa melihat tingkah Kai yang sedang merajuk.
Irene mengalihkan pandangannya ke dalam kamar. Ia memasuki kamar tersebut. Melihat pria yang ia cintai dari dulu masih terbaring lemas diatas ranjang.
Tangan Irene tergerak untuk mengusap kepala Baekhyun perlahan. Ia masih tidak menyangka bisa melihat Baekhyun sedekat ini setelah semua kebencian yang Ia dapatkan dari Baekhyun.
"Oppa, bertahanlah," bidiknya pelan.
Semuanya gelap, Baekhyun tidak bisa melihat apapun. Namun tiba-tiba ia seperti berada di dalam air. Nafasnya sesak, ia seperti akan kehabisan nafasnya.
Tiba-tiba seorang gadis datang dari balik cahaya, tangannya terulur menggapai tangan Baekhyun. Ia berusaha mengingat wajah dari gadis itu sebelum semuanya kembali gelap.
"Oppa, bertahanlah,"
"Irene?"
Dunia kembali berputar, Baekhyun melihat tiga orang anak yang sedang berkelahi dengan dua anak yang lebih kecil dari mereka, dibelakang dua anak laki-laki tadi ada seorang gadis yang terduduk lemas.
"Beraninya kalian menyakiti peri kami-!" Teriak salah satu anak tadi. Baekhyun melihat dirinya yang dulu. Iya, itu adalah dirinya dimasa lalu. Namun kenapa ia tidak mengingat kejadian ini?
"Hah? Peri? Dasar bocah ingusan gadis penyakitan gitu kalian sebut dia peri? Cih, menjijikkan!"
Baekhyun kecil semakin marah, ia memukul ketiga anak berseragam SMP tadi. Apalah daya tubuhnya terlalu kecil untuk mengalahkan mereka.
Mereka pun berhasil memukul balik Baekhyun dan mendorongnya hingga jatuh kedalam sungai. Baekhyun terkejut akan hal itu.
"Hyung!!!" teriak anak laki-laki yang sedari tadi membantu Baekhyun berkelahi. Baekhyun pun mengamati anak itu.
'Kai?' tanya Baekhyun dalam hati.
Ketiga bocah SMP tadi mulai merasa ketakutan dan lari meninggalkan tepian sungai.
Anak gadis yang sedari tadi duduk itu pun segera berdiri. Tubuhnya terlihat sangat lemas, namun ia berusaha berlari menuju tepian sungai.
"Baekhyun oppa!!!" Panggilnya. Tanpa pikir panjang gadis itu segera terjun ke sungai.
Disaat yang bersamaan Baekhyun kembali merasakan dirinya yang tengah tenggelam. Wajah gadis yang menyelamatkannya mulai terlihat lebih jelas.
"Irene?" Panggilnya lirih. Ia merasakan tubuhnya dibawa naik keatas oleh anak gadis tadi.
Sesampainya di tepian Kai membantu Irene mengangkat Baekhyun dan membaringkannya di tepi sungai. Irene segera memberikan pertolongan pertama pada Baekhyun. Iya terus mendorong dada Baekhyun sambil meneriakkan namanya.
Sedikit demi sedikit Baekhyun pun memuntahkan air yang masuk ke dalam tubuhnya dan kembali bernafas lega. Ia melihat Irene kecil sedang menangis menatapnya.
"Syukurlah" ucap Irene kecil, namun setelah itu tubuh kecilnya itu tumbang.
"Irene-!"
![](https://img.wattpad.com/cover/150676775-288-k634490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfic"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]