10

358 43 2
                                    

"Kumohon sekali saja, biarkan aku membantumu,"

Baekhyun menatap gadis yang sedang memohon dihadapannya itu.

"Kau tidak perlu memohon untuk berbuat baik," ucap Baekhyun pada akhirnya.

Irene menengadahkan kepalanya, melihat Baekhyun yang menatapnya dengan wajah datarnya.

"Jadi, kau mau makan bekal dariku?" tanya Irene antusias. Baekhyun pun mengangguk pelan. "Baiklah, akan ku siapkan."

Dengan sigap Irene segera membuka kotak bekal yang Ia siapkan tadi. Dia bahkan mengelapkan sumpit yang akan dipakai oleh Baekhyun menggunakan tissue saku yang senantiasa Ia bawa.

"Ini, makanlah oppa, aku memasaknya sendiri tadi pagi," ucap Irene sambil memberikan sumpit dengan kedua tangannya.

Baekhyun pun dengan sedikit ragu menerima sumpit itu. Perlahan Ia memakan bekal yang dibuatkan Irene untuknya.

'enak'

Ia menyadari bahwa gadis ini sangat pintar memasak. Ternyata benar seperti kata Chen. Masakan Irene sangat enak. Sudah berapa saja kotak bekal yang diberikan Irene untuknya namun ia tolak. Alhasil, Chen lah yang memakan semua bekal itu.

"Kau menyukainya, oppa?" tanya Irene dengan senyumannya. Ternyata sedari tadi gadis itu memperhatikan Baekhyun yang sedang melahap bekal buatannya.

"Ehem," Baekhyun berdehem sejenak lalu sedikit menganggukkan kepalanya.

"Benarkah? Kau menyukainya? Kalau begitu besok aku akan membuatkanmu bekal lagi," antusias Irene.

Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, tidak usah, kau tidak perlu repot-repot,"

"Tidak apa-apa, oppa. Aku akan terus membuatkannya kalau oppa benar-benar menyukainya,"

Baekhyun lebih memilih kembali memakan bekal itu, toh jika ditanggapi lagi dia juga tidak akan diam.

"Terima kasih," ucap Irene pelan. Baekhyun menatapnya bingung. Bukankah seharusnya Ia yang berterima kasih?

"Terima kasih karena hari ini oppa mau memakan bekalku, yah walaupun hari ini aku memakai wadah milik Suho oppa, tapi setidaknya tetap aku yang memasaknya sendiri," Gadis itu terlihat sangat gembira.

"Aku tahu oppa sangat membenciku, apa lagi karena..."

"Uhuk-uhuk!" Baekhyun terbatuk. "Oppa, kau tersedak? Tunggu sebentar, aku belikan air di kantin terlebih dahulu. Tunggu sebentar, tidak akan lama, hanya tiga menit,"

Gadis itu tampak panik dan segera meninggalkan UKS. Baekhyun pun menyudahi batuknya.

"Kenapa dia tiba-tiba membahasnya? Selera makanku langsung hilang begitu mengingat kalau dia adalah adik Suzy,"

Baekhyun menghela nafasnya berat. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki seperti orang sedang berlari.

Dapat Baekhyun lihat gadis itu, Irene, sedang berlari dengan membawa sebotol air mineral di tangannya.

"Ini, hah.. ini oppa, hah.. minumlah," ucap Irene terengah sambil memberikan sebotol air mineral pada Baekhyun.

"Te.. terima kasih," Baekhyun menerima botol tersebut dan meminumnya.

"Hah," Irene pun terduduk di kursi tempatnya duduk tadi. Ia masih mengatur nafasnya, kepalanya menengadah berusaha mendapatkan pasokan oksigen yang lebih.

"Kenapa kau berlari?" tanya Baekhyun seusai membereskan kotak bekal yang Ia makan.

"Eh? Oppa sudah selesai?" Irene pun segera mencari-cari sesuatu di meja. "Inih, minumlah obat ini! Tadi dokter jaga yang memberikan obat ini untuk oppa,"

Dengan telaten Ia membukakan obat itu dan memberikannya pada Baekhyun. Baekhyun pun segera minum obat tersebut.

"Pahit," keluh Baekhyun. "Terasa pahit? Apa perlu aku belikan teh manis?"

"Ah tidak, tidak perlu,"

"Oh, okay,"

Keheningan mulai terjadi, tidak ada salah satupun diantara mereka yang berinisiatif memulai percakapan. Mereka sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kenapa kau berlari?" pertanyaan itu kembali terlontar dari mulut seorang Byun Baekhyun. "Karena aku sudah berjanji untuk tidak akan lama, hanya tiga menit. Dan lihat!" Irene menunjukkan ponselnya pada Baekhyun.

"Aku menghitungnya dengan stop watch di ponselku, dan aku bisa kembali sampai sini dalam waktu dua menit lima puluh lima detik. Jika aku lambat lima detik saja maka aku akan mengingkari janjiku,"

Deretan gigi putih nan rapi itu dipamerkan oleh Irene. Kedua matanya ikut tersenyum tatkala ia tersenyum. Baru kali ini Baekhyun dapat melihat Irene sedetail ini.

"Terima kasih," ucap Baekhyun tulus.

"Tidak perlu oppa, seharusnya aku yang berterima kasih," Irene tersenyum manis.

"Aku yang kau tolong, bagaimana bisa kau yang berterima kasih?" tanya Baekhyun bingung. Sedari tadi Irene hanya berterima kasih padanya. Padahal Irene lah yang telah menolongnya.

"Karena oppa sudah lebih terbuka denganku," Baekhyun menatap Irene datar. Ia tidak bisa mengekspresikan apa yang sebenarnya ia rasakan.

"Aku juga minta maaf soal mendiang kakakku, aku tahu oppa sangat membenciku, aku..."

"Cukup! Jangan katakan hal itu lagi!" geram Baekhyun. Ia tidak mau ada orang yang mengungkit-ungkit masalah kematian pacarnya lagi.

"Sekarang pergilah, kau sudah cukup membantuku hari ini, terima kasih,"

Irene terdiam, Ia sangat ingin menjelaskan kebenarannya pada Baekhyun. Akan tetapi kalau seperti ini situasinya, dia bisa apa?

"Baiklah, terima kasih oppa. Aku akan bawa tempat bekal ini, aku harus mengembalikannya pada Suho Oppa hehehe,"

Tawa yang terpaksa. Baekhyun tahu itu, dia tidak asing dengan tawa itu. Mungkin karena Irene adalah adik kandung mendiang pacarnya maka mereka sedikit memiliki kemiripan.

"Aku permisi, oppa," pamit Irene. Ia segera keluar dari ruang UKS dengan langkah gontai. Kepalanya merunduk sedih.

"Kenapa dia sangat mirip dengan Suzy?!" pekik Baekhyun tertahankan. Dia menatap jendela UKS lama, memastikan gadis itu sudah benar-benar pergi.

"Kecuali hati jahatnya,"

Love and Hate | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang