Baekhyun POV
"Hyung!!!" Kai? Kenapa dia berteriak memanggilku? Bukankah dia membenciku?
Tunggu, dimana aku? Aku mencoba membuka mataku perlahan. Semua tampak berwarna biru tua, aku tidak tahu aku sedang berada dimana.
"Baekhyun oppa!!!" suara seorang gadis? Seperti tidak asing, tapi siapa?
Dadaku terasa sesak, rasanya seperti ada puluhan liter air yang berusaha masuk ke paru-paruku.
Seketika semua kembali gelap.
"Hiks, baekhyun oppa, mianhae," suara gadis yang tadi memanggilku. Siapa dia? Kenapa aku tidak bisa melihatnya dengan jelas?
Dia membalikkan tubuhnya hendak pergi meninggalkanku. Kenapa hatiku terasa sangat sakit?
Aku bisa melihat matanya, mata itu, mata yang berlinang air mata. Siapa dia?
Tidak, dia tidak boleh pergi.
Aku mulai berlari mengejarnya, entah dari mana aku mendapat dorongan untuk mengejarnya, tapi aku merasa aku memang harus mengejarnya.
Ngiiiing~
Telingaku berdengung, aku melihat cahaya itu semakin mendekat.Semakin terang
Semakin terang
"TIDAK!!" aku berusaha menstabilkan nafasku, itu semua hanya mimpi. Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Aku masih berada di kamarku.
"Benar, itu semua hanya mimpi," gumamku perlahan. Aku meraih segelas air putih di meja nakasku dan meminumnya sampai habis. Berharap aku dapat sedikit lebih menenangkan pikiranku.
Setelah merasa lebih baik aku pun beranjak dari tempat tidurku. Akan tetapi kakiku tersandung sesuatu.
Tanganku terulur mengangkat sebuah kotak hitam dengan lambang S disana. "Sebelumnya aku tidak pernah melihat kotak ini,"
Aku pun berencana menanyakannya pada Ibuku sebelum akhirnya pintu kamarku diketuk oleh seseorang.
"Siapa?" tanyaku dari dalam kamar. Aku tidak suka jika sembarang orang memasuki ruang pribadiku.
"Suho!" setelah mendengar jawaban itu aku segera membukakan pintu kamarku. "Ada apa hyung?"
"Bukankah kau janji... Eh?" Suho hyung tampak terkejut akan suatu hal. "Janji apa?"
Tangan suho hyung menggapai kotak hitam yang kubawa. "Sepertinya aku tidak asing dengan kotak ini,"
"Benarkah? Memang kotak itu milik siapa?"
Suho hyung tampak berfikir sejenak. "Oh, ini kotak yang pernah aku berikan pada Irene. Bagaimana kotak ini bisa ada padamu? Sepertinya dulu Irene sempat kalang kabut mencarinya,"
Aku menatap kotak itu sejenak, "Aku sempat berfikir ini adalah kalau kotak ini milik mendiang Suzy, karena ada lambang huruf S di atasnya,"
"S itu artinya secret, aku membeli itu untuk ulang tahun Irene saat dia masih sekolah dasar, saat itu dia ingin punya kotak rahasia yang hanya bisa dibuka oleh dirinya sendiri," jelas Suho hyung sambil mengingat - ingat masa lalunya.
"Lalu kenapa kotak ini bisa ada di dalam kamarku?" Suho hyung tersenyum tipis dan menepuk bahuku.
"Ada kalanya kau harus mencari tahu sendiri dan tidak bertanya pada orang lain yang belum tentu tahu kebenarannya,"
Aku menghela nafasku berat, kenapa Suho hyung seperti menyembunyikan sesuatu dariku?
"Kalau begitu kembalikan saja padanya!" ucapku menyerahkan kotak itu pada Suho hyung.
"Kau yakin? Sepertinya kau masih penasaran, kenapa tidak kau saja yang mengembalikannya langsung pada Irene?"
"Untuk apa? Kalau hyung tidak mau mengembalikannya yasudah biar disini saja dulu sampai dia mengambilnya sendiri,"
"Masa harus cewe sih yang nyamperin cowonya," gumam suho hyung.
"Kau bilang apa hyung?" bohong kalau aku berkata aku tak dapat mendengarnya.
"Nothing, kemarin kau janji akan mentraktirku kan?"
"Hey kapan aku berkata seperti itu, hyung?"
"Jangan sok pikun, masa umur dibawahku daya ingat juga dibawahku, mikir rumus matematika aja lancar mikir janji mobal,"
"Sudah puas ngata - ngatainnya?" tanyaku datar. Entah kenapa hari ini Suho Hyung sedikit lebih menyebalkan dari biasanya yang sudah menyebalkan.
"Belum sampai kau nepatin janji,"
"Uang segunung selembah masa mau makan minta dijajain sama yang lebih muda,"
"Barang siapa yang blenjani janji jodohnya akan direbut kim suho," dengan songongnya Ia berkata bak pepatah - pepatah jaman dahulu.
"Sejak kapan ada pepatah yang mengatakan hal bodoh semacam itu?"
"Ada di dunia yang penuh dengan dollarku,"
"Pingin jitak takut dosa," gumamku sangat pelan. "Apa?"
"Yaudah hyung pergi dulu?" aku pun mendorong paksa suho hyung untuk keluar dari kamarku.
"Lah makananku?"
"Aku mau ganti baju, hyung. Hyung masih waras kan? Atau jangan - jangan hyung sudah belok?"
BRAKK
pintu kamarku dibanting tepat di depan wajahku, jika aku maju satu senti saja maka tamatlah riwayat wajah tampan menawanku.
"Hyung jangan banting pintu orang sembarangan! Kalau sampe rusak bagai mana?!" pekikku tak terima.
"Kenapa? Kalau rusak? Mau ganti satu lantai apa dua lantai?!" balasnya dari luar kamar.
Aku lupa kalau aku sedang berbicara dengan keturunan ningratan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfiction"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]