"Lalu hatimu?"
Kai pun mengalihkan pandangannya pada Suho. "Maksud Hyung?"
"Bagaimana dengan hatimu saat melihat orang yang kau sayangi menangis karena orang lain?"
Love and Hate
Kai menatap lekat gadis yang tengah tertidur itu. Alisnya menaut, dahinya sedikit berkerut. "Apa kau memimpikan pria itu lagi?"
Tangannya tak henti untuk mengusap kepala Irene. Hingga akhirnya Ia kalah dengan rasa kantuk telah menyerangnya.
Kai mengecup pucuk kepala Irene, berusaha menyalurkan perasaan yang selama ini masih sama. Perasaan yang masih bertahan walau Ia tahu kalau Ia akan tersakiti. Perasaan yang masih berdiri tegar walau banyak peluru yang menghunjami.
Cintanya pada Irene tulus, tanpa memaksa, tanpa mengharap balasan. Ia hanya ingin Irene bahagia.
Ditutupnya perlahan pintu kamarnya, Ia tak ingin Irene terbangun apa lagi karena ulahnya.
Kakinya berjalan gontai menuju kamar di sebrang kamarnya. Kamar milik Suho.
"Kau sudah mengantuk?" tanya Suho yang masih sibuk dengan komputernya. Kai hanya mengangguk pelan. "Tidurlah di tempat tidur, aku masih harus mengecek data-data ini,"
"Hyung juga tidur!" perintah Kak dengan nada mengantuknya. "Kalau aku tidur sekarang kau mau makan apa? Mau makan batu? Iya?"
Mendengar omelan Suho, Kai pun menutup kepalanya dengan menggunakan bantal. Berusaha meredam suara Suho yang sangat menggangu baginya.
"Hey! Kau sudah tidur?" tanya Suho perlahan. "Hemm" deheman itu cukup membuat Suho tahu kalau adik sematawayangnya itu benar-benar mengantuk.
Suho pun berdiri, membuka almarinya dengan perlahan dan melemparkan sebuah selimut pada Kai. "Pakailah selimut, perkiraan cuacanya nanti malam akan sangat dingin,"
"Nde, hyung jangan tidur malam-malam,"
"Jaljayo,"
Mata Irene mengejap, Ia merasa sudah tidur terlalu lama, akan tetapi tubuhnya terasa sangat lelah.
"Ternyata tidur sambil berfikir itu lebih melelahkan dari pada lari dua putaran mengelilingi lapangan basket," keluhnya sambil memijit pelan pelipisnya.
Ia menatap langit-langit dan Ia baru sadar ternyata saat ini Ia berada di kamar Kai, sahabat terbaiknya. Entah akan bagaimana hidupnya jika tidak ada Kai dan keluarganya.
"Baiklah, aku akan memasak," putusnya. Dengan sigap ia turun dan menata tempat tidur milik Kai. Mengembalikan bantal-bantal yang berjatuhan karena ulahnya.
"Ternyata aku kalau tidur suka traveling," gumamnya sembari menertawakan dirinya sendiri.
Setelah selesai merapikan kamar Kai, Ia pun pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Di dapur sudah ada pembantu keluarga Kim yang baru saja akan mulai memasak.
"Pagi, Non Irene," sapa pelayan tadi. "Apakah anda ingin sarapan? Maafkan saya, saya baru saja akan mulai memasak,"
"Tidak bibi, aku mau bantuin bibi masak, aku sudah terlalu merepotkan Jongin dan Suho oppa kemarin malam,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfiction"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]