"Dari mana saja kalian?" Seorang pria paruh baya bertubuh kekar sedang berdiri di depan pintu keluarga Kim.
"Ayah?" Irene pun langsung berlari dan memeluk sang ayah. "Aku tahu putriku akan pergi ke rumah ini, jadi begitu sampai aku langsung kesini."
"Om Subin, apa kabar?" Sapa Suho menyalami Ayah Irene, Bae Subin. Diikuti dengan Kai.
"Baik, aku mau menjemput putriku. Yah, walaupun biasanya anak lain yang menjemput orang tuanya dari bandara, tapi aku dari bandara menjemput anakku yang sudah besar ini ke rumah temannya," canda Ayah Irene.
"Om dari bandara? Kenapa om pulang?" Pertanyaan kai berhasil membuatnya mendapat pukulan oleh sang kakak. "Kau ini, apa sopan bertanya begitu?"
"Hahaha, jadi om gaboleh pulang gitu?" Kau pun gelagapan. "Tidak, buka begitu. Om kan sudah lama tidak ke Korea, kenapa tiba-tiba datang?"
"Bukankah tadi sudah kubilang, aku ingin menjemput anak kesayanganku." ucap Bae Subin sambil mengacak-acak rambut sang anak. "Menjemput?"
"Kamu belum berpamitan dengan mereka?" Irene terkejut, "Itu.. aku harus ikut ayah sebentar."
"Ikut? Maksudmu ikut ayahmu ke Singapura? Kenapa?" Irene tampak ragu-ragu. "Aku.. aku rindu Ayahku, memang tidak boleh? Aku kan dulu sudah tinggal di Singapura lama, terus aku kembali ke Korea untuk menemani ibuku, sekarang aku ke Singapura lagi bukan masalah kan?"
"Bukan begitu, tapi kenapa tiba-tiba?" Suho pun ikut penasaran dengan pernyataan Irene tadi.
Ayah Irene, Bae Subin pun melihat anaknya dan kedua teman baik anaknya. "Aku yang memintanya untuk menemaniku. Kalian tahu lah, kalau Irene itu anak kesayanganku. Dia juga menghabiskan masa kecil di Singapura, dia hanya kesana untuk liburan, dia akan segera kembali. Benar kan nak?"
Irene menatap sang ayah dengan tatapan yang sulit diartikan. "Iya, hanya selama liburan nanti, setelah masuk sekolah lagi aku akan kembali ke Korea."
"Bolehkah aku ikut om?" Semua orang terkejut dengan pertanyaan kai. "Mari kita lihat bahasa inggrismu yang masih remidi, sepertinya tidak bisa tuan kim." Ejek Irene sambil menjulurkan lidahnya.
"Apa Jongin remidi bahasa Inggris?" Irene pun mengangguk-anggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan Suho tadi. "Apa Oppa tahu? Nilai ulangan remidinya itu limaft.."
Kai segera menutup mulut Irene. "Lima? Lima puluh?" Tanya Suho tidak percaya. "Ah tidak, Hyung. Nilaiku lebih tinggi dari itu.
Irene berusaha melepaskan mulutnya dari bekapan kai. "Lima puluh tiga-!" Teriak Irene lalu berlari mencari perlindungan dibelakang sang ayah.
"Lima puluh tiga hm? Bukannya saat aku tawari les bahasa Inggris kau bilang nilaimu sudah tinggi huh? Seharusnya aku tidak mempercayaimu saat itu,"
"A.. anu Hyung, Hyung tadi tanyanya kan lima puluh, dan nilaiku itu lima puluh tiga, lebih tinggi kan dari tebakan Hyung." Keringat dingin mulai bercucuran di dahi kai setelah melihat Hyungnya tampak sangat marah.
"Mau bagaimanapun kepalanya tetap lima. Besok aku harus meminta wali kelasku untuk mengirim setiap nilai hasil ulangan maupun ujianmu."
"Tidak Hyung, kumohon. Nilaimu terlalu indah untuk Hyung lihat." Ucap kai memohon pada sang Hyung.
Pertengkaran mereka terus berlanjut disaksikan Irene dan sang Ayah. "Aku paham kenapa kau lebih nyaman berada disini dari pada dirumah," Irene pun tersenyum menanggapi pernyataan sang Ayah.
"Kami pulang dulu, dadah-!" Pamit Irene pada Kai dan Suho. "Hati-hati! Sebelum berangkat kau harus kesini dulu, paham?" Irene pun menganggukkan kepalanya.
Dalam perjalanan pulang keheningan kembali terasa di mobil. "Jadi, kamu belum memberi tahu mereka?" Irene pun menggeleng. "Bahkan saat kamu periksa kesehatan di Korea?"
"Aku pergi sendiri," Bae Sujin menghela nafasnya pelan. "Baiklah, ayah mengerti."
"Terima kasih, ayah. Ayah tadi sudah membantuku menjawab pertanyaan mereka." Sujin mengelus rambut anaknya pelan sambil tersenyum. "Kau adalah anak kesayangan ayah."
Hallo semua~
Aku kembali-!!!
Aku sungguh minta maaf karena sudah berbulan-bulan lamanya meninggalkan cerita ini. Aku sangat berterimakasih kepada pembaca Love and Hate. Untuk kedepannya aku akan tetap berusaha mengurus cerita ini. Tapi maaf jika sedikit lama, karena aku juga harus mempersiapkan diri untuk ujian. Sekali lagi terimakasih ( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfiction"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]