22

62 2 1
                                    

Para perawat dan petugas kebersihan satu persatu keluar dari kamar inap milik Baekhyun. Mereka sendiri bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada pasien di kamar itu karena sebelumnya tiba-tiba saja ada seorang CEO muda dengan jasnya yang basah kuyup serta tangannya yang tengah memegang kerah belakang seorang pemuda eksotis seakan membawa seekor kucing meminta tolong pada mereka.

"Kau sudah puas?" Tanya Suho setelah keluar dari kamar mandi untuk mengganti jasnya dengan sebuah sweater. "Seharusnya kau bersyukur punya kakak yang punya uang yang bahkan lebih dari cukup untuk membeli semua mall di Seoul, jadi jika kau berbuat tingkah seperti ini kau tidak kebingungan mencari baju."

"Hyung menyuruhku bersyukur atau niat pamer sih?"

"Jawab lagi!" Ancam Suho sambil mengangkat handuk yang dibawanya. Baekhyun pun hanya tersenyum melihat tingkah dua kakak beradik itu.

"Kau sudah baik-baik saja? Apa ada air yang masuk ke hidungmu? Apa kau kedinginan?" tanya Suho khawatir. "Tidak Hyung, aku baik-baik saja."

Suho pun mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada kai. "Apa kau tidak ada niatan untuk meminta maaf setelah menyiram seorang pasien yang tidak sadarkan diri di malam hari?"

"Oh iya!" Kai pun menghadap Baekhyun dan membungkuk sembilan puluh derajat. "Hyung, aku minta maaf! Sebenarnya aku hanya melakukan apa yang dikatakan Suho Hyung."

"Apa?"

"Tadi Hyung bilang harus bangunin yang bener kan? Bukannya Hyung selalu bangunin aku kaya gitu?" tanya Kai polos. Seharusnya dia tahu, kakaknya itu berusus pendek karena setiap hari telah terpotong untuk menghadapi adiknya yang tidak tahu diri itu.

"Itu karena kau kalau tidur seperti beruang yang sedang hibernasi. Sebenarnya aku sangat heran padamu. Saat aku pulang kau pasti sudah tidur, bahkan saat aku pulang lebih awal pun. Namun saat aku terbangun kau juga masih tertidur. Sebenarnya apa yang kau mimpikan sampai enggan untuk bangun?"

"Ehehehe aku kan masih masa pertumbuhan Hyung, jadi aku harus tidur yang cukup agar aku bisa setinggi langit. Yah, setidaknya hanya tinggiku yang bisa aku banggakan jika dibanding Hyung."

"Apa?!"

"Sudahlah, disini aku yang sakit kenapa kalian malah ribut?" Ucapan Baekhyun berhasil melerai perkelahian kakak beradik itu. "Hah, aku harus bersyukur karena terlahir di keluarga Byun."

"Oh iya Baekhyun-ah, tadi aku mendengarmu menggumamkan nama Suzy. Apa kau bertemu dengannya?" Mendengar itu Baekhyun hanya termenung, Ia mencoba mengingat memori semu yang ada di dalam mimpinya. "Suzy... "

"Nenek lampir itu bilang apa?" Ketus Kai yang berakhir mendapatkan pukulan dari Suho. "Dia meminta maaf, aku tidak tahu tapi semua yang aku impikan seakan semu dan sulit untuk diingat"

"Apa dia mengatakan hal lain? Atau apakah kau melihat sesuatu yang lain?" Baekhyun kembali berpikir, berusaha mengorek ingatannya "Dia menangis, lalu ada suara anak perempuan yang memanggilnya. Aku melihat, Irene"

Semua orang terkejut mendengar pernyataan Baekhyun. "Bagaimana bisa Irene ada bersama Suzy? Apa terjadi sesuatu selama operasi?"

Baekhyun pun segera menarik lengan sweater milik Suho "Operasi? Dia akan operasi?" Suho dan Kai saling bertukar tatapan, seakan mereka enggan untuk memberi tahu Baekhyun akan keadaan Irene. "Katakan hyung-!"

Suho pun mengisyaratkan sesuatu pada Kai, dengan patuh Kai yang langsung mengerti pergi membuka laci di salah satu meja rumah sakit. Dia mengambil kotak dan kunci yang sebelumnya Irene berikan kepada Baekhyun.

"Lebih baik kau tahu sendiri, hyung. Kami tidak memiliki hak akan hal ini," Ucap Kai sambil memberikan kotak dan kunci tersebut. Kai dan Suho pun memilih untuk keluar dan bertujuan memberikan ruang privasi pada Baekhyun.

Perlahan tapi pasti, Baekhyun pun membuka kunci gembok dari kotak itu. Kotak tersebut sudah berdebu dan usang, akan tetapi kunci dan gemboknya masih berfungsi dengan baik. Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah sebuah foto dimana terdapat dua orang anak kecil yang sedang bergandengan tangan berfoto di depan taman bermain.

Baekhyun pun mengamati foto itu dengan seksama, dia yakin bahwa anak laki-laki yang ada dalam foto itu adalah dirinya, akan tetapi dia tidak bisa mengingat apapun termasuk siapa anak perempuan yang ada di samping foto dirinya itu.

Baekhyun mulai membalikkan foto tersebut secara perlahan dan menemukan tulisan yang sangat familiar di matanya, perlahan ia membaca

Terlalu banyak kekacauan yang terjadi hanya dalam satu hari saja. Bagaimana cara agar aku bisa menghapus hari ini dan memberikan banyak kebahagiaan padamu? Tuhan, apakah Engkau bisa mendengarkan doaku ini?

-Irene

Love and Hate | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang