"HYUNG!!!"
Suara kai adalah suara yang terakhir kali aku dengar sebelum semuanya berubah menjadi hitam.
Aku kembali melihat gadis kecil itu. Gadis yang menolongku saat aku tenggelam, gadis yang sama yang memberiku hadiah, Irene. Jadi selama ini dia yang ada dalam semua mimpiku. Tapi kenapa?
Kegelapan ini seakan menelanku, tidak ada lagi cahaya, tidak ada lagi teriakan seorang gadis kecil yang memanggil-manggil namaku.
Aku harus segera bangun!
Dimana jalan keluarnya? Aku harus segera menemukannya.
Entah sudah berapa jauh aku berlari mengitari kegelapan ini, aku masih belum melihat cahaya walau hanya sedikitpun.
"Tuhan, aku mohon, aku ingin kembali. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku, aku ingin tahu apa arti semua mimpi-mimpiku. Aku mohon Tuhan."
"Hyung!" Suara kai sayup-sayup mulai terdengar "Kai! Kau dimana?"
"Baekhyun!" Kini suara Suho Hyung terdengar lebih jelas. "Hyung! Kau dimana?"
Aku terus berlari mencoba mencari sumber suara tadi. Hingga tiba-tiba aku sudah berada di pinggir jembatan. "Kenapa aku ada disini?"
Kegelapan itu memudar dan memperlihatkan betapa ramainya jalanan didepanku. Dari suara klakson mobil hingga sirine ambulance. Sebenarnya apa semua ini?
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku pun langsung menoleh.
"Suzy?"
Love and Hate
"Bagaimana keadaan Baekhyun?" Kai menoleh, Ia melihat Suho yang baru saja memasuki ruangan rawat inap dimana Baekhyun dirawat.
"Dokter mengatakan semuanya stabil, kita tinggal menunggunya sadar saja." jelas kai. "Hyung?"
Suho pun melihat adiknya yang tengah melihat Baekhyun yang terbaring diatas tempat tidur. "Apakah kita salah karena menyembunyikan semua ini?"
Helaan nafas terdengar dari Suho. Ia berjalan menghampiri sang adik dan duduk di seberangnya. "Aku juga sempat berpikir seperti itu. Sebenarnya ini juga bukanlah yang diinginkan oleh Irene. Tapi semua ini terjadi begitu saja."
"Apa Baekhyun Hyung akan baik-baik saja?" Suho menganggukkan kepalanya. "Kau juga harus berdoa untuk Irene bukan?"
Kai pun melirik tajam Baekhyun yang masih tidak sadarkan diri. "Dasar! Kau ini menambah bebanku saja, Hyung! Seharusnya doaku hanya fokus pada Irene jadi harus terbagi dua kan!"
"Hei! Bisa-bisanya kau berkata seperti itu pada orang yang sedang tidak sadar!" Yah, bagaimanapun adiknya yang sudah besar ini memang terkadang masih kekanak-kanakan.
Detik demi detik terus berlalu namun tidak ada tanda-tanda dari Baekhyun. "Hyung, apa Baekhyun Hyung masih hidup?"
"Kau ini bodoh atau apa? Kau masih bisa melihatnya bernafas tapi masih tanya apa dia masih hidup?"
"Yah, siapa tahu itu bukan gerakan pernafasannya."
"Lalu?"
"Siapa tahu sedang ada hantu yang memompa perutnya?"
Suho pun menggulung majalah yang sebelumnya tengah ia baca dan memukulkannya pada adik semata wayangnya.
"Tidak habis pikir aku kenapa ayah dan ibu bisa-bisanya gagal di produk kedua padahal produk pertamanya sukses besar."
"Aduh! Itu karena semua kelebihan sudah diambil oleh Hyung dan aku hanya tersisa jeleknya saja!"
"Jawab lagi aku gampar ini!" Ancam Suho sambil mengangkat salah satu kursi di ruangan inap itu.
Yah, maklumin saja, walau raga mereka sedang ada di rumah sakit namun akhlak mereka sepertinya masih tertinggal di rumah.
"Suzy,"
Gumaman itu menghentikan keributan yang terjadi antara anak keluarga Kim. Mereka melihat Baekhyun yang tengah gelisah dalam tidurnya.
"Apa dia sedang bertemu dengan Nenek lampir?"
"Jaga bicaramu! Hormatilah orang yang sudah meninggal!"
"Tunggu! Jangan-jangan Baekhyun Hyung mau ikut meninggal juga sama nenek lampir?"
"Heh!"
Suho dan Kai pun segera menghampiri Baekhyun yang masih gelisah dalam tidurnya.
"Baekhyun-ah bangun! Hey!"
"Hyung bangun! Hyung buka matamu ato aku culek ini!"
Satu pukulan mendarat di kepala Kai. "Yang bener banguninnya!"
"Oh okey!" Kai pun bergegas pergi meninggalkan Suho yang terheran-heran. "Sebenarnya kemana itu anak?"
"Suzy" gumaman itu kembali terdengar. "Baekhyun-ah! Sadarlah! Apa aku harus memanggil dokter?"
"Hyung!"
BYUR-!
"Uhuk-uhuk!" Baekhyun langsung terduduk dari tidurnya.
Suasana tiba-tiba hening seketika. Mereka sedang mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Seprei, baju pasien milik Baekhyun, Jas milih Suho, bahkan sofa yang berada dibelakang Suho ikut basah.
Suho dan Baekhyun langsung menoleh melihat Kai yang dengan polosnya memamerkan deretan gigi putihnya sambil membawa sebuah ember.
Merasa atmosfer semakin memanas kai pun meletakkan ember yang sebelumnya ia pegang dan perlahan berjalan mundur. "Hehe, tadi katanya suruh yang bener banguninnya."
"Sebenernya apa yang ada dipikiranmu hah?! Kau mau mati?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfiction"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]