03

621 71 11
                                    

"Dasar! Udah item, nyebelin, ngerusak suasana, hidup lagi!" omel Irene pada Kai.

Sedangkan Kai sendiri? Ia hanya pasrah dengan wajahnya yang di tekuk lemah. Bagaimana tidak? Irene sudah seperti emak-emak yang memarahi anaknya karena menghilangkan tempat bekal.

"Aku hanya tidak ingin kau.."

"Kau tidak ingin aku apa? Huh?"

"Aku tidak ingin kau jadi terlalu terobsesi dengan teman Suho hyung itu,"ujarnya lemah.

"Aigoo, beruang kecilku sudah besar rupanya.." ucap Irene menggantung sambil mengelus-elus rambut tebal Kai. Kai sendiri pun mengangguk-angguk kecil.

"Tapi aku memang sudah terobsesi dengannya Jongin!" lanjutnya dengan nada yang sedikit meninggi disertai sebuah jeweran di telinga kanan Kai.

"Aargh!!! Apphoo!!"rajuk Kai sambil mengusap-usap telinganya yang mulai memerah.

"Kau tahu tidak? Itu tadi adalah kesempatan emasku. Huh, mau gimana lagi, udah gini jadinya." Irene pun hanya bisa pasrah.

"Mianhae.. jeongmal," Kai pun mengeluarkan puppy eyesnya.

"Sudahlah, lebih baik kita makan. Ohh iya, dimana Imo?"tanya Irene sambil mengedarkan pandangannya.

"Eomma sedang ada acara, bagaimana kalau kau saja yang masak?"

Irene pun mencoba berpikir,

"Eum.."

Kai menunggu jawaban dari Irene.

"Gimana ya?"

Kai menunggu






















Masih menunggu















Kapankah Irene akan menjawab?













Ia masih setia menunggu












'Ohh ayolahh,aku ingin mencoba masakan calon istriku..'batin Kai
















Ia masih menunggu

















Masih setia menunggu

















Dann.....










Gol saudara-saudara!

_____________
____________

"Noona! Pelankan acara world cupnya!"

"Apapun untuk Jongitemku iaia.. tunggu! Kau memanggilku noona? Aku bahkan lebih muda darimu!"

"Kau sendiri memanggilku jongitem, bahkan menulisnya.. aku lebih tua darimu!"

"Ahh mian oppaa..."

"Stop! Nafasmu bau!"

"Durasi elah!"
____________
_____________

Irene pun menjawab...

"Kita masak sama-sama aja dehh,"putus Irene pada akhirnya.

Kai pun menghela nafasnya,
'Tidak apa lah, masak bareng kayaknya lebih romantis,' pikirnya.

"Baiklah kajja!"

Bagai orang yang sudah tidak sabar, Ia menarik tangan Irene menuju dapur.

"Kita mau makan apa nih?" tanya Irene sambil mengobrak-abrik isi kulkas.

Love and Hate | BaekReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang