"JONGITEM!" pekik Irene saat melihat Kai yang sedang membenarkan rantai sepedanya.
"Sudah ku bilang beberapa kali, jangan memanggilku Jongitem! Panggil aku Kai saja!"
Irene pun hanya terkekeh pelan, "Setidaknya aku menghargai nama yang eomma berikan padamu."
"Eommaku menamaiku Jongin, bukan jongitem!"
"Setidaknya Jongin dan Jongitem masih ada sangkutan-sangkutannya,"
"Sudahlah, yang ada sepedaku tidak selesai-selesai."
"Hehe."
Kai kembali berjongkok, tangannya kembali mengotak-atik rantai sepedanya.
"Cah, selesai." Kai pun tersenyum bangga, tapi senyum itu memudar saat Ia melihat kedua tangannya yang menghitam.
"Irene-ya, apa kau bawa tisu? Tanganku kotor terkena oli."
"Tisu? Tidak, lagi pula warna itu sesuai dengan warna tubuhmu. Kkk~"
Kai pun menggeram pelan, tiba-tiba ide gilanya muncul. Ia menatap Irene dengan tatapan evilnya.
"Yak, kau mau apa huh?"
"Sepertinya rambut hitam milikmu sudah mulai memudar,"
Kai mempersempit jarak di antara mereka, Irene pun bergidik ngeri.
"Sini, aku kasih warna!"
Dengan semangat Ia mengarah-arahkan tangannya yang terkena oli ke rambut Irene. Irene pun mencoba untuk segera menghindar.
Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti di dekat mereka, sang pemilik mobil itu pun keluar sambil menyender pada mobil mewahnya.
"Wahai rakyat jelata, apakah kalian tidak punya uang untuk membeli mainan hingga kalian memakai oli untuk bermain?"
Keduanya menatap orang tadi dengan tatapan tajam. Kai dan Irene pun saling bertatapan seperti memberi kode, dan akhirnya mereka pun mengangguk.
"Suho hyung... "
"Suho oppa... "
Mereka pun melangkah mendekati Suho dengan tatapan jahat mereka.
"Yak! Yak! Kalian mau apa huh?" ngeri Suho.
"Irene, tahan dia!"
Bagaikan sebuah komando, Irene pun segera menahan tangan Suho. Suho pun meronta-ronta berusaha melepaskan tangannya. Sedangkan Kai semakin mendekat dengan memamerkan tangannya.
"Hyung, terkadang permainan rakyat jelata lebih menyenangkan, kau harus merasakannya! Hahaha"
Love and Hate
"Kalian benar-benar keterlaluan! Berani-beraninya kalian mengotori wajahku dengan sesuat yang murahan?"
Sejak tadi Suho menggerutu pada kedua orang itu sambil mengelap-elapkan tisu ke wajahnya, bahkan tisu itu sampai berwarna hitam. Semua itu perbuatan siapa lagi kalau bukan Irene dan Kai.
Sekarang mereka berada di sebuah kafe milik paman Suho dan Kai, sedari tadi pelayan disana menahan tawa mereka.
Bagaimana tidak? Suho, anak bos mereka yang kolong merat eh? Konglomerat, datang dengan wajah penuh oli.
"Mianhae hyung, aku tidak bermaksud untuk mempermalukanmu, tapi itu tadi menyenangkan."
Bela Kai di tanggapi anggukan oleh Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Hate | BaekRene
Fanfic"Irene-ya, apakah kau akan terus mencintainya?" "Ne," "Irene-yaa.. Tapi kau mau menunggunya sampai kapan?" "Sampai dia sudah tidak membenciku dan dapat menerima cintaku." #493 in Fiksipenggemar [2018/07/29] #573 in Fiksipenggemar [2018/07/27]