09

11 5 0
                                    

"Mati aja lo bodoh! Nga usah muncul di hadapan gue lagi! Terjun aja lo kejurang,"

*Semoga ending nya bahagia*
«ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ»

Fio berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya, wajahnya masam dan ditekuk. Dia sangat kesal dengan laki-laki tengil yang beberapa bulan ini selalu mengganggu hidupnya, selalu berada dirumahnya membuat Fio tidak betah lama-lama disana. Seperti kejadian beberapa menit lalu, saat Fio dan Lala sedang duduk di tangga penghubung ke lantai 3.

"Woi La! Gue cariin tau nya disini bareng si anak baru...," Fio memutar bola matanya malas serta mendengus sebal. Apa orang-orang disekolah ini tidak tau namanya sampai yang mereka tau hanya 'Si Anak Baru'

"Napa?," sahut Lala menghampiri ketua kelasnya itu.

"Buruan ke kelas, bu Tuti nyuruh kita ngumpul, nga tau deh mau ngapain," Lala mengangguk, dia menoleh kebelakang dan menghampiri Fio. Sebenarnya Lala berat hati meninggalkan Fio, apalagi mereka baru saja istirahat dan Lala harus absen istirahat sekarang.

"Fi, gue kekelas duluan ya, lo mau gue anter ke kelas atau mau kemana?,"

"Emang nya lo mau ngapain?"

"Nga tau, disuruh ngumpul sama Bu Tuti," Fio mengangguk paham. Bu Tuti itu adalah walas nya Lala, jadi mungkin ada hal penting maka dari itu mereka dikumpulkan. "Lo pergi aja, gue mau disini dulu"

"Beneran nga papa nih?"

"Hm, yaudah buruan sana," usir Fio dengan nada bercanda.

"Yaudah , bye- yok Fa," Lala dan Yufa sudah menghilang dari penglihatan Fio. Jujur, Fio iri melihat kedekatan Lala dengan semua orang , apalagi dengan Yufa yang merupakan ketua kelas nya sekaligus ketua osis di Sma Tunas Bangsa.

Merasa tidak ada yang menarik untuk diperhatikan lagi, Fio turun dari sana dan berjalan santai menyusuri koridor ingin kekelasnya, "Fio." Fio membalikkan badannya dan tidak melihat siapa-siapa. Ah, mungkin dia hanya halusinasi.

"Woi Fio," kali ini Fio tidak berbalik badan, dia hanya diam ditempat, memperhatikan sekeliling dan menajamkan pendengarannya. Kali ini dia tidak halusinasi bukan? Fio mundur beberapa langkah dan berhenti tepat di depan tangga. Tapi, yang dia lakukan benar-benar berakibat fatal karena dari ujung tangga ada dia. Si laki-laki tengil yang sedang melambai kan tangannya sambil menyengir ke arah Fio. Saat hendak menghampiri Fio , Cano malah menginjak kaki nya sendiri dan keseimbangan nya pun hilang. Fio melebarkan matanya dan tidak bisa berkutik.

"E-eh-eh, aaa!!,"

Brak!!

Suara berdebam yang cukup keras itu mengundang seluruh perhatian penghuni lantai 2, Cano yang tadi nya hampir menghimpit badan Fio , segera memegang bahu gadis itu dan membalikkan badannya menjadikan badan Cano yang terjatuh ke lantai.

Mata Fio terpejam, degup jantung nya memburu, kenapa badannya terasa baik-baik saja?

"Lo nga papa?," pertanyaan itu lantas menyadarkan Fio, perlahan dia membuka matanya dan tambah terkejut saat menyadari posisinya sekarang. Di mana Fio yang ada di atas Cano, tangannya berada di dada laki-laki tengil , dan wajah mereka yang hanya berjarak sekepalan tangan.

"Heh! Gue nanya,"

"Eh apa?,"

"Lo nga papa?,"

Sadar sedang menjadi tontonan seluruh murid, Fio mencubit dada Cano gemas lalu segera bangkit. Menunduk serendahnya menyembunyikan wajahnya. Dia sangat malu. Lalu dengan kecepatan yang dia bisa, Fio berlari sekencangnya, berusaha menghilang dari sana.

"Eh Fio, tadi Lala nyariin lo," Fio menegakkan kepalanya kembali dan memperhatikan sekitar. Dia sudah jauh dari tempat kejadian, kemudian dia menghadap kedepan. Ada teman sekelasnya yang sedang menatapnya dengan wajah bingung , Queen Keyra Nadalea namanya, atau biasa dipanggil Nada. Merupakan siswi yang satu spesies dengan Cano, tengil, suka bertingkah konyol dan seperti orang yang tidak punya urat malu.

"Oh iya, dimana dia sekarang?,"

"Mungkin di uks, tadi dia di ajak Yufa ke uks. Napa lo? Kayak takut gitu?,"

"Eumm, nga ada. Thanks Na, gue duluan." Nada pun mengangguk kan kepala nya dan menandangi kepergian Fio dengan mata menyipit. Dia aneh.

Fio berlari kencang ke arah Lala yang melambaikan tangan ke arahnya, untung saja Yufa tidak ada disana jadi Fio bisa curhat sepuasnya.

"Aaa!! Lala, gue malu. Huwaaaa" adu Fio sambil memeluk Lala kuat membuat sang empu kesusahan untuk bernafas.

"Heh! Malu iya malu, tapi gue nya jangan dicekek juga!" Protes Lala. Fio hanya acuh dan tidur dikasur uks sambil merengek seperti anak kecil. Lala berulang kali mengusap dada nya, sungguh tidak mengerti dengan sikap sahabatnya yang benar-benar absurd.

"Dasar laki-laki Aneh! Tengil! Kurang kerjaan!"

"Mati aja lo bodoh! Nga usah muncul di hadapan gue lagi! Terjun aja lo kejurang!,"

Diam-diam, Lala tersenyum kecil. Sebenarnya dia tau kejadian yang baru saja menimpa Fio, ya tadi dia hendak menyusul Fio kesana tapi yang dia dapatkan adalah Cano yang terjatuh dan memeluk Fio. Sangat konyol sekali kejadian nya tadi.

*Semoga ending nya bahagia* batin Lala

***
A

da pesan buat mereka?

Sebagai pembaca yang baik berkomentarlah yang sopan dan jangan lupa vote :D

REGRET ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang