18

6 4 0
                                    

"Lo spesial Fi, gue yakin dia bakal jagain lo, "

«ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ»

"Jangan bengong ae lah , berasa jadi dinding gue, " sungut Lala.

"Berisik! " balas Fio cuek. Lala mendecak kesal lalu melompat keatas kasur Fio , dia menatap langit-langit kamar Fio dengan pikiran kacau  , kenapa tiba-tiba Fio bertingkah aneh seperti ini? Tadi saat Lala sedang menikmati waktu bersantai nya yang datang sekali se-abad , tiba-tiba Fio menelfon kalau ada keadaan darurat. Jadi Lala segera pergi kerumah Fio masih mengenakan pakaian tidurnya , ternyata sampai disini dia hanya bisa melihat Fio yang melamun ke arah dinding.

Kalau saja dia bukan sahabat Lala, mungkin Fio sudah dia mutilasi sekarang. Hari liburnya kacau karena Fio , "Oh iya Fi!, " Lala segera menduduk kan diri nya kembali.

"Hm?, " sahut Fio malas.

"Kemarin kok lo ninggalin gue sendiri dikantin sih? Trus kok gue liat Cano yang jemput tas lo?, " tanya Lala beruntun membuat Fio mendesah kecil dalam hati. Padahal dia sudah mati-matian menghindari topik itu , tapi ya sudah lah.

"Hello.... Fiona Larasati.... gue tuh nanya! Ish nyebelin banget sih" Lala kembali merebahkan badannya sambil mendengus kencang membuat Fio terkekeh. Lalu dia merasakan kalau alarm nya sudah berbunyi , tanpa permisi pada tuan rumah Lala mengambil makanan yang ada dikulkas Fio. Ya , Fio sengaja meletakkan kulkas dikamar antisipasi kalau dia lapar tidak perlu turun ke bawah.

"Makan aja terus..., " Lala hanya memeletkan lidahnya. Tidak peduli dengan ejekan Fio.

Fio yang masih terduduk dilantai sedang menimbang-nimbang apa kah dia cerita saja pada Lala? Kan kasihan Lala yang sedang rela menemani nya hari ini , setelah memantapkan hatinya Fio ikut naik ke kasurnya lalu memeluk guling membuat Lala mengernyit.

"Kemarin gue dibawa sama Bara , trus Cano dateng sambil marah-marah. Mereka cekcok bentar , trus Bara pergi gitu aja...., " ucap Fio sambil memejamkan matanya , Lala yang sedang meminum minuman kaleng nya tiba-tiba tersedak. Ungkapan Fio itu terlalu polos tapi sangat mengejutkan bagi Lala.

"Lo..... dibawa sama Bara?, " tanya Lala memastikan kalau dia tidak salah dengar. Fio hanya mengangguk dengan pandangan polosnya.

"Trus Cano dateng, dia kayak lindungin lo gitu nga?, " Fio tampak berpikir sebentar. Melindungi? Iya sih , tapi kemarin Cano terlalu kasar membuat nya takut dengan laki-laki tengil itu. Akhirnya Fio kembali mengangguk.

"WHAT!!?? HUWAA! FIO LO KAYAK PUTRI DIDRAKOR TAU NGA?! LO... AAA!!, " teriak Lala histeris bahkan sampai terdengar kelantai dasar. Fio yang merasakan gendang telinga nya terancam rusak segera memukul kepala Lala dengan bantal nya, gadis itu tersungkur kebelakang.

Brak!!

"Upsi.... La , lo nga papa?, " tanya Fio. Tapi Lala malah kembali duduk dengan wajah berbinar nya membuat Fio meneguk ludah kasar. Lala terlihat mengerikan kalau seperti ini. Saat Lala ingin naik kembali keatas kasur dia malah terpeleset karena tumpahan air minum nya , membuat badannya limbung dan jatuh kekasur. Untung kasur kan La...

"Double kill, " cicit Fio. Tapi ekspresi Lala masih tetap sama , ceria dan berbinar.

"Fix , sahabat gue spesial, " ucap nya senang sambil mulai berimajinasi. Fio yang gemas dengan sikap Lala kembali menumpuk kepala gadis itu , mungkin saja otak nya geser saat terjatuh tadi.

REGRET ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang