#Alteration 32. Risol

456 72 8
                                    








Mungkin sebagian manusia sudah tak asing lagi dengan hukum alam yang mengatakan apa yang kita tanam, itulah yang kita petik. Sebuah pepatah yang mengajarkan untuk selalu berbuat baik pada orang lain agar kebaikan itu akan bertimpal balik pada diri sendiri.

Itu yang Heesun ajarkan pada putra kecilnya beberapa tahun silam, mungkin sudah lewat belasan tahun namun apa yang wanita itu ajarkan tidak pernah sedikitpun lepas dari pikiran Jungkook.

Malam itu, Heesun memiringkan badannya menghadap sang putra yang menertawai serial kartun di televisi, ia tersenyum sembari tangannya mengelus puncak kepala Jungkook kecil. Sedangkan tangan sebelahnya lagi menopang bantal yang ia ditiduri.

Begitu iklan datang Jungkook kecil berhenti tertawa, ia berguling-guling tidak jelas menunggu kartunnya kembali.

"Ko, bisa janji satu hal sama Mama?"

Ucapan sang Mama tidak begitu dianggap serius, Jungkook hanya ingin kartunnya kembali.

"Janji selalu berbuat baik dengan orang lain, ya?"

"Ko ndak pernah nakal, ma." sahut anak kecil itu memain-mainkan ujung selimut yang ditidurinya.

Heesun tersenyum singkat. "Iya mama tau, tapi mama mau ko janji lagi. Berbuat baik pada siapapun, maka Tuhan akan menjaga ko dengan cara mengirim orang-orang baik di sekeliling ko juga."

Jungkook kecil terdiam, memandang layar televisi dengan tatapan bosan. Heesun tidak marah atas respon putranya itu, ia tau Jungkook pasti belum paham akan masalah ini.

"Apapun yang terjadi sama ko di masa depan, mama harap ko akan selalu melindungi orang lain, dengan begitu Tuhan akan melindungi ko juga."

Heesun mencium kening putranya dengan lembut. "wo ai ni, the love of my life."








nguenggggg

Suara tarikan gas itu yang menjadi satu-satunya sumber bunyi di jalanan ibukota pukul dua pagi, mengusai jalan yang kosong dengan pengemudi dan penumpang di belakangnya menertawai satu hal.

Yerin menoleh ke belakang, rambut hitamnya agak menghalangi pandangan namun ia bisa melihat beberapa orang mengejar mereka dengan teriakan dan bunyi klakson yang menyuruh mereka berhenti.

"anjir mereka makin deket, jek!"

Sontak Jungkook menarik gasnya sekuat yang ia bisa, seakan tidak peduli resiko yang ada dengan berkendara secepat ini. Tidak peduli soal itu, yang penting mereka berdua harus kabur dari kejaran geng Beomjin yang murka.

Sebuah petasan dan ide gila Yerin yang menjadi dasar acara ini. Dengan nekatnya melempar benda itu ke markas mereka lalu kabur dan berakhir dikejar-kejar seperti ini.

Memang gila, tapi beginilah cara mereka bersenang-senang.

"Pegangan!" perintah Jungkook agak keras karena suaranya tenggelam dengan angin, motor mulai menanjak menaiki jalan layang yang sebenarnya pengendara motor tidak diperbolehkan naik kesana.

Siapa yang peduli, saat itu jam dua pagi jadi semua jalanan milik mereka.

Yerin menurut, ia berpegangan pada jaket Jungkook dan berdecak kagum melihat panorama gedung-gedung dari atas sana, walau sebagian gelap karena tidak ada aktifitas yang jalan sepagi itu tapi tetap saja terlihat indah.

"Mereka masih ngejar, rin?" tanya Jungkook membuyarkan kekaguman Yerin. Ia kembali menoleh ke belakang, geng Beomjin yang berjumlah sekitar 6 orang masih mengejar mereka.

Alteration ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang