#Alteration 61. Masih di bagian tengah

365 62 17
                                    





Keputusan malam itu benar-benar merubahnya, walau Jungkook masih diperlakukan sama dengan anak-anak kelasnya. Satu tahun setelah ia membuat keputusan itu, dan sudah satu tahun juga ia melatih dirinya sampai tubuhnya yang tadinya kurus dan mungil mulai terlihat menjulang tinggi.

Perubahan drastis itu membuat heran sebagian orang yang mengenalnya, apalagi abang-abangnya termaksud Jimin karena anak yang tengah menempuh tahun terakhir di SMP-nya itu mulai membalap tingginya.


Jungkook masuk ke club, tidak lagi takut-takut atau bersembunyi, suasana ini sudah sangat akrab baginya. Ia menghampiri sosok wanita di meja bar yang tengah menuangkan minuman ke gelas kaca, wanita itu mendongak, kedatangan Jungkook membuatnya menyunggingkan senyum.

"Ada apa? tumben datang." Ucapnya sempat menangkup rahang Jungkook dengan lembut, seperti menyapa adiknya sendiri.


"Kapan aku bisa tanding di ring?" tanya Jungkook mendudukan diri di salah satu kursi dan mengecilkan suara.

Hyuna melirik dengan alis terangkat. "Berapa umurmu tahun ini? Udah di atas lima belas?"

"Aku ultah bulan september nanti."

"Berarti tunggu sampai akhir tahun,"


Jungkook melengos, lagi-lagi jawaban itu yang ia dapat. "Aku udah latihan selama setahun, masih kurang?"

"Kamu mau aku dituduh memperkerjakan anak di bawah umur? Walau ini ilegal tapi kami masih pakai otak buat nentuin permainan ini."

Hyuna melanjutkan. "Tunggu sampai kamu masuk SMA,"

Jungkook lagi-lagi tak merespon, ia sedikit kesal mendengarnya. Tangannya mengetuk-ngetuk botol kaca, Hyuna melirik itu, "Gimana latihan kemarin? Kata pelatihmu kamu hampir gak pulang ke rumah. Sekeras apapun kamu berusaha, gak akan bisa ikut kalau aku gak bilang iya,"

"Dengan kata lain, aku itu bosmu. Kamu anak buahku, walau kamu aku perlakukan lebih baik dari anak-anakku yang lain, bukan berarti kamu bisa protes seenaknya, pakai sopan santunmu."


"Cih, sopan santun katanya ..." gumam Jungkook pelan.

Hyuna kembali menuangkan sesuatu ke dalam gelas kaca, "Lagipula wajahmu itu kayak bayi, susah buat orang-orang percaya sama kemampuanmu."

"Terus?"

"Tunggu dan terus latih diri setiap hari. Kamu itu harta tersembunyi, pastiin jangan buat aku malu akhir tahun nanti."


Jungkook reflek mengalihkan pandangannya dari Hyuna selagi wanita itu kembali fokus pada pekerjaannya, netra Jungkook sempat berkeliling tempat itu, memerhatikan beberapa perempuan di sudut club, hal itu membuat Hyuna bisa melihat pelipis kanannya yang keunguan.

"Dosa apa lagi sampai dipukulin begitu?"

"Tadi salah pukul," Katanya menjelaskan jujur.

"Galak dia ngajarinnya?"

"Kalau gak galak bukan pelatih katanya," Jawab Jungkook sempat membuat wanita itu tertawa. Ya, karena yang mereka bicarakan adalah suaminya.


"Kalau sampai gagal di tanding pertama, kamu bakal malu seumur hidup. Ingat itu."


Jungkook mengangguk pelan. tak banyak respon yang ia berikan.

Alteration ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang