Berbeda

146 96 131
                                    

Karena gue pengen bisa seperti bintang yang berumur panjang, gak perlu ratusan tahun. Seengaknya gue pengen bisa hidup lebih lama lagi

***

Nuga melangkahkan kaki nya mendekati Samara, tapi rupa nya perempuan itu sama sekali tidak menyadari kedatangan nya. Ia tampak fokus membaca buku yang ada di tangan nya. Bahkan kening nya sampai sedikit mengkerut saking terlalu fokus nya. Nuga sendiri tidak begitu melihat jelas buku apa yang sedang di baca oleh perempuan itu.

Nuga terus memandangi Samara hingga membuat perempuan itu tersadar bahwa saat ini Nuga sudah berdiri tepat di samping nya.

Samara menghembuskan napas dengan pelan, apa Nuga akan memarahi diri nya kembali? apa cowok ini belum puas sudah mengomeli samara tempo lalu?

"Nug, gue janji pasti bakal ganti seragam lo"

"Gue lagi gak bahas seragam di sini"

Samara mengernyit bingung, lalu untuk apa Nuga mendatangi nya kesini?

"Umm, terus?"

"Lo gak jawab pertanyaan gue barusan. Lo ngapain disini?"

Samara menatap Nuga dengan bingung, apa Samara kelihatan datang kesini untuk menikmati wahana permainan?

"Gue lagi baca" jawab Samara akhir nya. Ia kembali melanjutkan bacaan nya sambil berusaha mengabaikan Nuga yang berdiri di samping nya.

"Bukan nya orang kaya lo lebih suka ngabisin waktu di mall?" lalu Nuga bersender pada rak di belakang nya—menatap Samara sepenuhnya.

"Memang kalo orang kaya gue gak boleh dateng kesini?"

"Kenapa gue nanya, lo malah balik nanya?" Ketus Nuga.

Malas berdebat, Samara memilih kembali melanjutkan bacaan nya yang sempat terhenti karena kedatangan Nuga. 

Lagi-lagi Sandra kembali mengabaikan nya, dan itu sangat mengusik Nuga. Dari yang Nuga tahu selama dua tahun berturut-turut satu kelas dengan Sandra, perempuan itu sama sekali bukan tipikal orang yang senang mengalah. Ia tidak suka kalah, dan ia tidak suka jika ada orang lain yang mengusik harga diri nya.

Samara menutup buku yang ia baca dengan pelan. Jika Nuga terus berdiri di depan nya seperti ini, Bagaimana Samara akan fokus membaca.

"Lo benci banget ya sama gue?" tanya Samara pelan.

Setidak nya itu lah yang Samara rasakan. Dari awal ia datang sebagai Sandra, Nuga selalu saja terkesan seperti memusuhi diri nya. Atau cowok itu memang benar-benar memusuhi nya? dan Samara benar-benar tidak ingin mempunyai musuh.

Nuga termenung di tempat nya. Ia tidak mengira Sandra akan melontarkan pertanyaan semacam itu.

"Menurut lo aja" jawab Nuga akhirnya.

"Gue minta maaf kalo ada sikap gue yang bikin lo jadi benci sama gue" ujar Samara dengan tulus. Sungguh, ia sama sekali tidak ingin ada lagi yang membenci nya.

Entah sudah kali keberapa Nuga mendengar ucapan 'maaf' yang terlontar dari mulut Sandra—entah di sekolah atau disini, tapi ia tetap tidak terbiasa. Sudah Nuga katakan bukan? Jika Sandra bukan tipikal orang yang senang meminta maaf.

Nuga merasa ini aneh!

"Kalo lo ada waktu buat minta maaf, kenapa gak lo pake buat minta maaf ke orang yang udah lo jahatin" sinis Nuga.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang