Sang Pelaku

126 80 118
                                    

Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang kini duduk menopang dagu menatap lelaki di hadapan nya seolah-olah ia tengah memenangkan hadiah ratusan juta rupiah.

"Gue cuma butuh pindah ke sekolah lo aja kok. Gimana?"

"Sebenernya lo ngerencanin apa sih?"

"Gue kan udah bilang, ini menyangkut tentang—"

"Lo gak perlu bahas itu lagi, kejadian itu udah lama"

"Justru itu! kejadian nya udah lama tapi pelaku nya bisa hidup tenang. Lo kira gue bisa biarin itu?"

Lelaki yang menggunakan hoodie hitam itu tampak menghembuskan napas, ia tahu tidak ada guna nya berdebat dengan gadis keras kepala di hadapan nya ini.

"Gue harap lo gak harus hidup dengan perasaan mendendam seumur hidup lo"

"Seengaknya sampai dia ngerasain hal yang sama" balas gadis itu menatap lelaki di hadapan nya.

***

"Sam, inget loh apa yang harus lo lakuin. Pelaku yang udah nyiram lo waktu itu nama nya Danang, dia dari kelas XII Ips 3"

Saat ini Samara tengah berada di ruang guru, karena Bu Dian, guru matematika yang terkenal galak itu memerintahkan dirinya untuk mengembalikan buku catatan milik para siswa, karena sebentar lagi rapat guru akan segera di adakan.

"San, gue lagi di ruang guru" peringat Samara. Entah sudah keberapa kali Sandra mengingatkan akan hal itu. Dan Samara sendiri sebenar nya juga sudah mulai melupakan kejadian beberapa waktu lalu, dimana seseorang dengan sengaja menyiram nya dari luar toilet.

"Abisan lo gak iyain! cowok itu tu ya harus di kasih pelajaran" Ujar Sandra dengan menggebu-gebu.

Setelah membawa beberapa tumpukan buku, Samara segera keluar untuk segera menuju kelas nya.

"Kalo gitu pasti ada alasan kan, kenapa dia nyiram gue?"

Sandra mengangguk. "Bener, alasan nya karena tu cowok pasti bosen idup, makan nya cari mati"

Samara sedikit bergidik mendengar jawaban Sandra.

"Gue janji nanti bakal gue temuin dan gue bicarain baik-baik"

"Sam! Lama tau gak cara lo. Gak ada ya segala bicara baik-baik. Ini lagi segala lo bawa-bawa buku kaya babu aja, kan bisa suruh yang lain nya"

"Sandraaa"

Belum sempat Samara membalas ucapan Sandra, sebuah suara nyaring kini memanggil.

Rupanya suara itu adalah milik Tari. Cewek dengan rambut sebahu itu kini berlari kecil menghampri Sandra.

"Lo, gue cariin juga sama Divya. Tau nya malah asik berdiri di depan ruang guru"

"Ada apa?" tanya Samara.

"Gue udah tau siapa yang nyiram lo pas lo lagi ganti baju di toilet"

Sandra melipat kedua tangan nya di depan dada, penasaran akan sejauh mana kemampuan teman nya ini dalam mencari informasi. Biasanya Tari memang tidak akan pernah mengecewakan nya.

"Ternyata si Danang. Cari mati banget kan?"

"Nah! Pinter lo Tar, tu cowok emang cari mati banget" ujar Sandra yang tentu saja hanya dapat di dengar oleh Samara.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang