Awal Pertemuan

580 460 458
                                    

Seperti biasa, saat pulang sekolah Samara kini sudah bersiap dengan seragam kaos berwarna merah maroonya. Lengkap dengan bordiran bertuliskan 'Kitafe'.

Hari ini Samara akan bekerja semaksimal mungkin membantu Mbak Anggit melayani para pengunjung yang berdatangan ke Kitafe. Samara merasa tidak enak karena kemarin ia terlambat datang sehingga membuat Mbak Anggit keteteran, karena biasanya Kitafe ramai pengunjung pada saat menjelang sore hari. Pada saat jam pulang sekolah lebih tepatnya. Tidak heran jika sebagian besar pengunjung Kitafe diisi oleh anak sekolahan yang berasal dari sekolah manapun.

Hal itu di karenakan, selain harganya yang sesuai dengan kantong pelajar, cita rasa dari Kitafe sendiri tidak perlu diragukan lagi. Karena itu Samara senang bisa diterima bekerja disini.

"Damar kemana? tumben gak keliatan"

Samara menoleh ke arah Mbak Anggit yang barusan bertanya kepada dirinya setelah Samara selesai mengantarkan pesanan kepada pelanggan.

"Damar lagi jemput adik nya Mbak"

"Kamu tau banget Damar ya" Mbak Anggit tersenyum menggoda ke arah Samara.

Samara pun hanya tertawa kecil.

"Itu karna dia cerita sama aku Mbak"

"Iyadehh, ohya Mbak minta tolong kamu anterin ini ke meja nomer 12 ya"

"Siapp Mbak" Samara segera mengambil pesanan yang sudah disiapkan oleh Mbak Anggit dan segera bergegas mengantarkannya kepada pelanggan yang duduk di meja bertuliskan angka 12.

Tingg..

Pintu Kitafe terbuka, menampilkan tiga orang siswa yang memasuki Kafe tersebut.

Samara dengan ramah menghampiri mereka dan segera menawarkan menu apa saja yang tersedia di Kitafe.

"Gue kaya nya mau pesen Iced Chocolate sama pancake nya boleh deh satu, lo berdua mau pesen apa?"

"Lo yang bayar yaa. Gue pesen Cola satu, Steik satu, sama Nachos satu" salah satu siswa tersebut tampak semangat menyebutkan pesanannya.

"Gue kan udah bilang Ar, gue mau langsung cabut"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue kan udah bilang Ar, gue mau langsung cabut"

Samara dengan sabar masih menunggu, tidak lupa senyum manis yang masih terpasang di wajah nya yang kini nampak lelah.

"Kenapa sih Nug sekali-kali juga. Gue yang bayar. Gue pengen kali-kali traktir lo berdua, soalnya gue abis dapet duit dari hasil lomba kemarin"

"Emang deh lo temen paling baik. Top lah"

Samara diam-diam membaca name tag yang ada di seragam salah satu dari mereka. 'Arsen Safaraz', 'Radit' lalu Samara beralih ke cowok yang terakhir 'Nug—"

"Oke kita pesen segitu dulu ya" Arsen segera menghentikan kegiatan Samara membaca satu persatu nama mereka.

"Eh, apa? maaf tadi maksudnya si mas ini pesen apa?"

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang