TWENTY FOUR

310 23 0
                                    

"Mengapa kita bertemu, jika tidak ditakdirkan untuk bersama?"

Aku kasih inget cast Ardha dan Kevin ya, siapa tau kalian udah lupa🥺

Aku kasih inget cast Ardha dan Kevin ya, siapa tau kalian udah lupa🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✍🏻✍🏻✍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✍🏻✍🏻✍🏻

"Batalin perjodohan ini pa."

Gunawan melemparkan korannya di meja, raut wajahnya jadi berubah sangat drastis.

"Apa kata kamu? Batalin? Ga bisa!"

"Aku ga suka dan ga cinta juga sama dia pa!"

"Kamu tau perusahaan papa bisa maju karena di bantu sama keluarga dia kan? Kita punya banyak utang budi sama mereka, Tiara juga sedang sakit, harusnya kamu ngertiin itu!" jelas Gunawan.

"Kevin punya pacar pa, Kevin juga sayang sama pacar Kevin." tukasnya.

Gunawan menyeringai, "Oh, jadi ini alasan kamu bentak Tiara? Papanya Tiara sampai telfon papa loh. Sekarang, putusin pacar kamu."

"Ga bisa gitu pa." Kevin langsung meninggalkan Gunawan sendiri di ruang tamu.

Gunawan sangat kesal dengan anak sulungnya yang keras kepala ini.

Kevin menancapkan gas mobilnya tanpa tau arah tujuan. Sejujurnya ia sangat frustasi, ingin ia akhiri, namun selalu gagal. Ia merogoh handphone di saku celananya.

"Vin, lo dimana?"

"Gue sama Bima di basecamp, what's up bro?"

"Gue kesana."

Kevin mematikan sambungan telepon, ia mengarahkan setir mobil menuju basecamp. Sesampainya disana, raut wajahnya begitu datar dengan sedikit kerutan di dahinya.

"Bagi rokok." pinta Kevin pada Vino.

"Lo tumben main ke tongkrongan, putus sama pacar lo? Atau..."

Vino langsung menepuk pundak Bima agar ia tidak melanjutkan pembicaraan, Vino paham dengan apa yang dirasakan oleh Kevin sekarang. Vino tau semuanya, karena hanya Vino lah teman curhat Kevin saat ini.

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang