SIX

2.1K 107 3
                                    

"Den Kev, di panggil sama tuan dan nyonya di ruang keluarga." ucap asisten rumah tangga.

"Ada apa?" tanya Kevin.

"Katanya sih ada yang perlu dibicarakan sama Aden. Bibi permisi dulu ya."

Kevin berdecak, ia berpikir pasti masalah perjodohan itu lagi. Ia menggeram kesal, tapi Kevin tetap turun ke bawah ke tempat dimana orangtuanya berada. Kevin duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya.

"Kevin."

"Hm."

"Dengerin ucapan papa."

"Hm."

"Kevin!!" ucap Gunawan yang mulai kesal dengan tingkah anaknya itu, tapi cepat-cepat Hana meredam emosi suaminya itu.

"Kevin, tolong letakkan dulu ponselnya, ada yang mau papa omongin." ucap Hana.

Kevin meletakkan ponselnya sembarang, "Apa? Mau bilang apa? Perjodohan? Udah basi!"

Gunawan tetap mencoba menahan emosi agar tidak meledak, "Ya, papa akan tetap jodohin kamu sama anak teman papa. Dan satu lagi, setiap hari libur kamu harus bawa Kayla pergi jalan-jalan!" perintah Gunawan. Kayla adalah anak dari Gunawan dan Hana.

"Kenapa harus gue pa? Orang tuanya kan masih ada."

"Kevin! Nurut apa kata papa!" ucap Gunawan sambil membantingkan vas bunga yang berada di meja hingga pecah. Ia sudah sangat kesal pada Kevin.

"Ya." ucap Kevin kemudian berlalu pergi dari rumahnya untuk mencari udara segar tanpa beban dari orang tuanya.

Motor Kevin melaju hingga ke depan tempat pemakaman umum, ia berjalan mencari makam mama kandungnya. Kevin terduduk di atas tanah samping makam mamanya itu sambil meneteskan air mata.

"Ma, maafin Kevin. Kevin ga bisa menjaga amanat dari mama. Mama tau kan hati Kevin sangat remuk?" ucapnya.

"Kevin belum bisa terima semuanya. Apa yang papa lakuin itu salah! Ia tak seharusnya menikah dengan perempuan itu! Harusnya ia bisa tetap menjaga hatinya buat mama." ucap Kevin lagi, ia semakin meneteskan air matanya.

✏✏✏

Ini salah gue!

Seharusnya gue ga bersikap kayak gitu ke dia!

Gue harus minta maaf!

Setelah lamanya ia termenung memikirkan kesalahannya terhadap Kevin, ia memutuskan untuk meminta maaf padanya. Ardha menyelesaikan makanan yang ia makan, kemudian mencari Kevin di sekitar sekolah. Panjang umur, Kevin baru saja sampai di kantin bersama teman-temannya. Segera saja Ardha menghampirinya.

"Kev, ada yang mau gue bilangin ke lo."

Kevin mengernyit, "Masalah uang kas? Kan gue udah lunas untuk satu bulan ke depan."

"Bukan itu, ikut gue." ucap Ardha yang menarik lengan Kevin hingga ke taman belakang sekolah.

"Ada apa?"

"Eum..."

"Apa?"

"Eum..."

Kevin melirik arlojinya, "Lo menyita waktu gue buat makan." ucapnya dan segera ingin meninggalkan Ardha.

"Tunggu dulu!" Ardha mencekal lengan Kevin.

"Gue mau minta maaf."

"Minta maaf? Hanya itu yang mau lo bilang? Susah banget sih!" ucap Kevin dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi.

Ardha membuntutinya, "Kev, lo maafin gue kan?"

Kevin tetap diam dan terus berjalan mengabaikan ucapan Ardha.

"Kev, please maafin gue ya. Gue tau lo bersikap dingin kayak gini karena gue kan?"

Kevin tetap mengabaikan gadis itu.

"Kev, lo denger gue kan?" tanya Ardha untuk menyakinkannya.

Kevin memberhentikan langkahnya, tanpa melihat Ardha menabrak belakang punggung Kevin, ia merintih kesakitan.

"Kalo mau ngerem, bilang dong!" ucap Ardha, mulai jutek.

Kevin berbalik dan mulai menatap Ardha, "Oke karena lo maksa, gue akan maafin lo, tapi dengan dua syarat."

"Apa itu?"

"Pertama, lo ga boleh jutek dan marah-marah terus sama gue. Kedua, kalo mau nagih uang kas harus dengan sopan santun ke gue." jelas Kevin.

"Hanya itu?" tanya Ardha dan Kevin mengangguk.

"Eh-eh ada satu lagi." lanjut Kevin.

Ardha berdecak, "Apa lagi sih?"

"Jadi baby siter adik gue tiap hari libur ya. Please." ucapnya yang sangat memohon.

Bola mata Ardha membulat, "Baby siter? Emang adik lo masih bayi?"

Kevin menggelengkan kepalanya, "Ga, umurnya empat tahun. Kerjaan lo cuma bawa dia jalan-jalan aja sama gue."

"Lah? Emangnya lo ga bisa bawa dia jalan-jalan sendiri?" Ardha jadi banyak bertanya.

"Pokoknya tiap hari libur, gue ke rumah lo bawa Kayla." tukas Kevin.

"Kayla? Siapa dia? Pacar lo?" tanya Ardha yang membuat Kevin meremas rambutnya sendiri. Kenapa Ardha mendadak jadi telat mikir?

"ADIK GUE DODOL!" ucap Kevin sangat lantang karena ia kesal pada Ardha.

Seketika telinga Ardha berdengung karena suara toa yang dikeluarkan oleh Kevin barusan, "Ngomongnya bisa pelan-pelan ga sih? Telinga gue sakit nih!"

✏✏✏

Setelah mengadakan pertemuannya dengan Kevin, Ardha menyetujui semua persyaratan yang Kevin buat. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang kelas, sedangkan Kevin ke arah kantin. Ardha melewati koridor ruang OSIS, dimana disana sedang mengadakan rapat bersama perangkat OSIS.

Damar melihat Ardha yang berjalan sendirian, ia langsung menemui dan menegurnya.

"Hei." sapa Damar.

Ardha berbalik, ia menemukan sosok yang ia cintai dalam diam sedang berada di hadapannya. "Iya kak?" ucapnya tak lupa untuk tersenyum.

"Ikut rapat yok. Kebetulan kita lagi ngadain rapat para perangkat OSIS yang sedang membahas tentang lo." Damar menggamit lengan Ardha untuk segera masuk dalam ruang OSIS. Lagi-lagi, Damar membuat Ardha baper.

Bahas tentang gue? Ghibahin gue maksudnya? Batin Ardha.

"Kebetulan lo datang Ar, mari sini duduk." ucap Pamela.

Suasana di dalam ruang OSIS begitu sunyi, rapatnya pun seperti sedang menjalankan konferensi meja bundar. Ardha tak tahu apa yang harus ia lakukan selain menjadi pendengar setia, jujur saja Ardha agak canggung berhadapan dengan semua kakak kelasnya sekarang.

"Jadi gini Ar, gue mau tanya sama lo. Di dalam lubuk hati kecil lo itu, sebenarnya mau ga jadi bendahara OSIS? Disini, kami semua mengharapkan lo sebagai pengganti Kania yang akan pindah sekolah." tutur Jordie, selaku wakil ketua OSIS.

"Iya Ar, gue sangat mengharapkan lo sebagai pengganti gue. Sejujurnya gue berat banget ninggalin jabatan gue sebagai bendahara OSIS disini, tapi karena bonyok gue yang akan pindah ke luar negeri, gue harus ikut mereka juga." ucap Kania yang juga ikut dalam rapat ini walaupun ia tak memakai seragam sekolah.

Ardha kebingungan, ia tak tahu harus berbuat apa selain menggenggam kedua tangannya sendiri karena gugup.

"Aku....-"

[A/N]

Duh, authornya juga bingung nih guys🥴

Kira-kira Ardha mau menerima jabatannya sebagai bendahara OSIS ga ya? Koment dong...

Vote nya jgn lupaaa💋

Follow my wp : putrijolorr

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang