Ya, ini hari pertama mereka sekolah setelah anak kelas 12 usai mengerjakan ujian nasional. Sekolah terasa sepi dikarenakan kelas 12 diliburkan dan yang tersisa hanya murid dari kelas 10 dan 11. Seperti biasa, saat jam pelajaran kosong, Ardha, Kinanti dan Dhea berbincang-bincang, lebih tepatnya sedang ngerumpi.
"Bentar lagi kita ujian kenaikan kelas, lalu kita berada di kelas dua belas, lalu? Kita lulus! Tapi...." jeda Dhea. "Dhea pasti kangen banget suasana kayak gini."
Ardha dan Kinanti mengangguk setuju dengan apa yang Dhea katakan.
"Eum, teman-teman." ucap Kinanti sambil menggigit bibir bawahnya.
Dhea dan Ardha kini menatapnya, menunggu apa yang akan dikatakan oleh Kinanti.
"Gue akan pindah ke Paris setelah ujian ini."
"HAH?!"
"Tapi kenapa lo harus pindah Kin? Kenapa ga lo selesain dulu sekolah lo disini?" tanya Ardha.
"Bokap nyokap gua yang nyuruh, karena kita bakal pindah kesana. Lagian juga gua pengen wujudin cita-cita menjadi seorang designer." tuturnya.
"Kalo lo pindah, ga ada lagi yang bikin Dhea kesel." rengek Dhea.
Kinanti tersenyum, "Jangan sedih dong." ia mencubit pipi Dhea. "Kita masih punya waktu beberapa minggu kok disini buat ngehabisin waktu kita bersama."
"Lo jangan ngelupain kita ya." ucap Ardha sambil menepuk pundak Kinanti.
"Eh BTW, dimana Kevin? Hari pertama sekolah kenapa dia ga masuk?" tanya Kinanti pada Ardha.
Ardha menjawabnya hanya dengan mengangkat pundaknya, ia sebenarnya tau alasan Kevin tidak masuk sekolah hari ini, hanya saja ia pura-pura tidak mengetahuinya pada teman-temannya. Hubungan Ardha dan Kevin baik-baik saja kok, hanya saja agak sedikit renggang dari biasanya karena Kevin harus mengurus Ara yang katanya hari ini ia keluar dari rumah sakit.
Terlintas ucapan Damar waktu itu di kepalanya, ada benarnya. Cuman Ardha masih perlu waktu untuk memikirkannya, ia tidak mau salah dalam mengambil keputusan yang akhirnya akan membuatnya menyesal.
"Gimana kalo pulang sekolah ini kita ke cinema? Gue denger-denger sih ada film baru dan menarik sih katanya." tawar Kinanti.
Dhea dan Ardha pun mengangguk setuju, lagian pula hari ini penuh dengan waktu senggang.
"Gua yang traktir." ucap Kinanti.
Sepulang sekolah, mereka langsung menuju cinema yang di tuju, namun mereka mesti menunggu setengah jam. Lalu mereka mengisi kekosongannya dengan minum cofee di kafe terdekat.
Saat tengah asik mengobrol, bola mata Ardha terfokus pada dua orang yang baru saja memasuki kafe. Dua orang itu sudah tak asing lagi di penglihatannya. Ya, itu Kevin dan Tiara.
Menyadari bahwa salah satu sahabatnya terdiam, bola mata mereka mengikuti kemana bola mata Ardha tertuju.
"BANGSATTT!"
Ardha langsung mencegat Kinanti yang hendak menghampiri mereka berdua.
"Lo ga bisa diem terus gini Ar, biar gue yang kelarin!" tukas Kinanti, namun Ardha tetap menahannya.
"Udah gapapa."
Dhea ikut meredakan emosi temannya tersebut. Sejujurnya Kinanti sudah tidak tahan melihat hubungan mereka berdua, tapi apa boleh buat sang pemeran utama masih ingin melanjutkan hubungannya.
"Apasih yang lo pertahanin dari Kevin? Udah jelas-jelas dia ga bisa pegang omongannya sendiri." geram Kinanti.
"Biar gue yang urus masalah gue sendiri Kin."
Kinanti menggeprak mejanya, "Oke, kalo lo emang bisa nyelesaikan urusan lo sendiri. Gue harap, lo pada pilihan yang tepat dan ga akan pernah kecewa!" kesal Kinanti padanya dan meninggalkan Dhea dan juga Ardha.
Kinanti bermaksud baik, ia tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan di injak oleh seorang lelaki yang tidak berpendirian seperti Kevin.
Namun apa boleh buat, Ardha masih ingin mempertahankan hubungan diatas hubungan orang lain tersebut. Yang jika diartikan, Ardha sudah tak dapat untuk memisahkan perjodohan mereka.
Sebenarnya disini Ardha tidak salah, hanya saja Kevin yang kurang tegas atas hubungan mereka. Di satu sisi, Kevin memang benar-benar cinta dengan Ardha dan juga ingin mempertahankan hubungannya. Namun ia tidak bisa menolak permintaan papanya, apalagi melihat kondisi Tiara saat ini.
Sama-sama egois :)
Dhea berdecak, "Kenapa jadi seperti ini? Dhea kan mau nya kita have fun."
✏✏✏
"Lo sebenernya mau kemana sih? Lo baru keluar dari rumah sakit loh."
Gadis tersebut tetap menggait lengan pemuda itu menuju sebuah kafe yang dari dulu ingin dia datangi.
"Ara, lo ga boleh kecapean."
"Iya, kan kita disini cuma makan dan minum doang, ga ngapa-ngapain." ucap Ara dengan senyuman manisnya
Kevin diam saja, hingga Ara memesankan sebuah makanan dan minuman untuk mereka.
"Ra, lo tau kan kita..."
"Eh, kamu mau pesan apa?" potong Ara, sebelum Kevin menyelesaikan pembicaraannya.
"Kopi."
"Makanan?"
"Gua ga laper."
Ara mengangguk dan memesankan pesanan mereka pada pelayan yang sedari tadi menunggu.
"Ra, kita harus...."
"Eh coba kamu lihat design gaun pengantin kita, lucu ya." ucap Ara, lagi-lagi ia memotong pembicaraan Kevin. "Mama emang ter-the best deh kalo pilih designer." lanjutnya.
"Ara!" bentak Kevin, seketika Ara terdiam. "Please, dengerin gue dulu. Maaf..." lanjutnya.
"Kalo kamu mau bicara yang tidak-tidak, aku tidak akan mendengarkan kamu." ancam Ara.
Kevin menghela nafas sejenak, "Lo inget sama janji kita kan?"
"Janji apa?" Ara pura-pura tidak tau.
"Kita harus membatalkan perjodohan ini! Lo tau kan gue cinta sama Ardha, bukan sama lo." kata-kata itu terdengar sakit di telinga Ara.
"Kita harus melupakan janji itu." jawab Ara dengan santainya, sambil meminum soda yang baru saja diberikan oleh pelayan kafe.
"Ga bisa gitu Ra.."
"Ya harus bisa! Takdir udah menyetujui kita untuk bersama dan tak ada yang bisa menghalangi hubungan kita." tukas Ara.
"Maksud lo?"
Ara menatap Kevin dengan intens, "Kamu harus putusin pacar kamu dan segera menikah sama aku."
"Egois lo!"
Kevin meninggalkannya sendiri, Ara terus saja tersenyum sinis. Ketika Kevin berada di ambang pintu kafe, ia berpapasan dengan Kinanti yang tatapannya sangat sinis terhadapnya, Kinanti juga sengaja menabrak bahu Kevin, tapi Kevin hanya membiarkannya saja.
Bola matanya langsung tau dimana meja Ardha berada, ia melihat Ardha dengan mata sendunya. Kevin menghela nafas sejenak kemudian berlalu dari kafe tanpa Ara.
[A/N]
Hey, maaf late update.
Happy New Year 2021 ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas vs Bendahara [END]
Подростковая литератураApa jadinya jika api bertemu dengan api? Apakah benar jika terlalu benci terhadap seseorang, maka rasa benci itu akan tergantikan dengan rasa cinta? Kevin dan Ardha, sama-sama mempunyai pangkat di kelasnya, namun tak pernah baik hubungannya karena K...