Tepat pukul sepuluh malam, cowok itu keluar dari rumah dan menancapkan gas motornya. Ia pergi untuk berkumpul bersama gengnya dan membicarakan hal-hal penting bagi geng mereka. Ini hal yang biasa bagi cowok kayak dia, karena ia bosan dirumah untuk selalu menatap mama tirinya.
"Bro, gimana planning kita tentang balap motor itu?" tanya Zayn yang memulai topik pembicaraan.
"Semuanya udah gue atur, pokoknya kalian tinggal terima beres." ucap Vino.
Kemudian mereka semua menatap Kevin yang sedang membuka pematik dan menyulut rokoknya, "Kenapa?"
"Lo ikut dalam balap ini kan Kev?" tanya Vino.
"Ya iyalah gue ikut, peluang uang yang besar bagi gue." jawab Kevin.
Sandres meneguk segelas kopinya, "Eh Kev, lo beneran jadian ama bendahara yang super galak di kelas lo?" tanyanya yang membuat Kevin tiba-tiba tersedak.
"Ya enggalah!" Kevin menghisap kembali rokoknya.
"Terus kabar burung dari siswa dan siswi tentang hal itu? Lo sebenernya masih sayang sama Jessica kan?" tukas Bima, membuat Kevin menatapnya tajam.
"Ga usah bahas cewek itu!"
Zayn menyenggol lengan Bima agar berhenti mempertanyakan hal yang tak jelas, apa lagi tentang Jessica. Kevin dan Jessica pernah pacaran, namun sejak Damar naik pangkat sebagai ketua OSIS, Jessica malah berpaling darinya.
"Gue mau pulang." ucap Kevin sambil mengambil kunci motor yang tergeletak di depannya.
"Cepat banget bro." ucap Zayn.
"Bosen gue disini." Kevin mulai menghidupkan motornya dan melaju kencang di jalanan.
✏✏✏
"Oh damn! Gara-gara les kimia, gue harus pulang telat." gerutu Ardha.
"Mana susah banget pelajarannya, ga mikir apa kemampuan otak setiap orang berbeda?" gerutunya lagi.
Ia tiba-tiba terdiam ketika melihat salah satu ban mobilnya pecah, "Buset dah, sial banget gue hari ini."
Ia mengecek ponselnya untuk memesan taksi online, namun tak ada satupun taksi yang mau menerimanya karena jarak dari sini ke rumahnya begitu sangat jauh. Hingga terdengar klakson motor yang begitu nyaring mengkagetkannya.
"Woi gilak! Mau bikin gendang telinga orang pecah ya!" Ardha menghampiri pemuda di atas motor itu.
"Heh! Kalo mau bunyi-in klakson, lihat-lihat kondisi dong!" ucap Ardha, pemuda diatas motor itu membuka helm-nya, Ardha sempat ternganga melihat pemuda yang dihadapannya ini.
"Pantes di panggil hantu, sering keluar malam." cibir Kevin-pemuda diatas motor.
"Heh! Gue itu les kimia, bukan keluyuran ga jelas kayak lo." jawab Ardha yang tak mau kalah.
Sorot mata Kevin mengarah ke ban mobil Ardha yang pecah, lalu ia tertawa puas. "Rasain tuh, makanya jadi orang jangan galak mulu, kan terima sendiri akibatnya." Kevin tertawa dan menyalakan mesin motornya untuk segera pergi dari hadapan Ardha.
"Dadah, hantu penagih uang kas yang galak. Hati-hati ya ntar ada hantu beneran loh, eh hantu kan temannya elo." Kevin tertawa lagi, untung saja suaranya tak serak, ia melajukan kecepatan motornya sangat kencang.
"Ihh, dasar ikan asin nyebelin!!!!!!" gerutu Ardha.
Tak lama kemudian, Kevin kembali. Ardha mengernyit bingung dengan kedatangannya itu, "Kenapa balik? Amnesia? Lupa jalan pulang?"
"Niat gue tadi sih maunya nganterin lo pulang, kasian kan cewek malam-malam sendirian diluar. Tapi sepertinya lo ga perlu bantuan deh, mending gue pergi ya." ucapnya, Ardha langsung mencekal lengan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas vs Bendahara [END]
Roman pour AdolescentsApa jadinya jika api bertemu dengan api? Apakah benar jika terlalu benci terhadap seseorang, maka rasa benci itu akan tergantikan dengan rasa cinta? Kevin dan Ardha, sama-sama mempunyai pangkat di kelasnya, namun tak pernah baik hubungannya karena K...