NINETEEN

673 51 3
                                    

Hari ini, Ara sudah dibolehkan untuk pulang kerumah. Tentu saja ada Kevin disana dengan kedua orang tua Ara. Selama liburan ini, Kevin hanya menghabiskan waktunya bersama Ara, menjaga dan merawatnya tanpa memikirkan seorang cewek yang tengah mati-matian menunggu kabar darinya.

Sesampainya di rumah Ara, Kevin malah disuruh Roy untuk menginap dirumah untuk menemani Ara lagi

"Pa, Kevin besok mau sekolah." ucap Ara, saat ini Ara melakukan home schooling dulu karena sakit yang di deritanya ini.

"Apa salahnya berangkat dari sini, nanti papa suruh bodyguard papa untuk ngambil baju dan peralatan sekolah Kevin."

Ara sudah tak bisa untuk menyangkalnya lagi, apapun yang Roy lakukan pasti akan terlaksana tanpa penghalang sedikitpun. Ara merasa tak enak hati dengan Kevin, selama ini Kevin hanya memperdulikan dirinya dibanding pacarnya.

"Pacar kamu gimana?" tanya Ara setelah kedua orang tuanya tak berada di dekatnya lagi.

"Jujur aja, gue sama dia lagi break. Dan gue belum siap menerima keputusan dia nanti kalau dia ingin mengakhiri hubungan ini." ungkap Kevin.

Ara memegang pundak Kevin, "Aku yakin pacar kamu ga bakal mutusin hubungan kalian, sepertinya pacar kamu itu sangat mencintai kamu, begitu juga dengan kamu bukan?"

Kevin menghela nafas beratnya, "Tapi gue ga yakin Ra. Kayaknya dia menaruh seseorang di dalam hatinya selain gue."

"Yakin deh sama aku. Kalo ia memang ingin mengakhiri hubungan, lakukan segala cara untuk dia agar membatalkan keputusannya. Dan kalo kamu butuh saran, aku siap jadi donaturnya."

Ara melakukan ini semata-mata untuk membalas budi Kevin yang telah menemaninya berhari-hari di rumah sakit. Berhutang bukan hal yang biasa bagi keluarga Roy Martin Georgio, apalagi soal membalas budi.

"Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur." lanjut Ara.

"Lo juga, jangan capek." pesan Kevin.

Ara tersenyum, "Good night."

"Ya."

Mereka berdua pun memasuki kamar masing-masing untuk segera tidur dan beristirahat setelah menghabiskan hari-hari yang panjang di rumah sakit.

Pagi harinya, Kevin telah bersiap untuk berangkat sekolah. Ara juga sudah bangun untuk mengantar Kevin ke pintu depan. Kemudian Kevin berangkat menggunakan mobil milik keluarga Roy yang dikemudikan oleh supir Ara.

"Hati-hati." pesan Ara sebelum Kevin masuk ke dalam mobil.

Mobil itu pun telah melaju meninggalkan halaman rumah, menyusuri jalan kota yang agak sedikit macet. Sesampainya di sekolah, semua pasang sorot mata memerhatikannya. Dan ada seseorang yang mengetahui siapa yang mengantarkan Kevin ke sekolah.

Kevin memasuki kelasnya tanpa memperdulikan Ardha yang sedang memerhatikannya, padahal Ardha berharap Kevin akan me-noticenya dan menghampirinya, namun ternyata Kevin malah berkumpul dengan teman satu kelasnya.

Kevin tidak mungkin berubah dan sangat ingin mengakhiri hubungan ini kan? Itu yang sedang Ardha pikirkan saat ini, apakah ia sudah bosan?

"Ar, kayaknya lo deketin dia dulu deh." Dhea membuka suaranya, setelah sekian lama hening ketika melihat Kevin tadi.

"Gila lo! Harusnya cowok duluan lah yang deketin ceweknya, cewek kodratnya buat di kejar bukan mengejar." tolak Kinanti.

Dhea menghela nafas perlahan, "Apa salahnya cewek yang ngejar cowok duluan? Masalahnya ini kan Ardha sudah jadi pacarnya Kevin, ya jadi apa salahnya juga kalo dia deketin Kevin duluan buat bicara baik-baik." tuturnya.

Ketua Kelas vs Bendahara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang