Arga mendapati apartemennya sepi saat dia memasuki unitnya itu selepas pulang kerja. Baik Kia maupun Kukang tidak terlihat di ruang tamu maupun ruang TV. Pria itu berjalan menuju dapur dan menemukan Kia yang sedang fokus memasak hingga tidak menyadari pintu apartemen yang terbuka, bahkan dia tidak sadar dengan keberadaan Arga yang sudah ada di belakangnya.
Pria itu menyeringai, masih memperhatikan Kia dalam balutan kaos berwarna lylac dan apron berwarna hitam. Tiba-tiba terlintas ide usil di dalam otaknya.
CUP!
"UWAAAA!!"
Arga mengecup pipi Kia dengan gerakan cepat. Membuat Kia terperanjat hingga berteriak kencang sekali. Tangannya yang sedang memegang sendok sayur dibawa ke atas seperti siap memukul siapa saja yang ada di sana.
"KAK ARGA!" seru Kia setelah sadar bahwa pelakunya adalah Arga.
Arga tertawa terpingkal-pingkal sampai hidungnya berkerut. "Kamu tu terlalu fokus sama kegiatan kamu sampai nggak tahu aku dateng. Untung aku yang dateng, kalo penjahat gimana?"
Kia mendecak kesal lalu kembali menaruh fokusnya pada kegiatannya semula. Wanita itu sedang mengatur napasnya karena dia benar-benar kaget tadi, hingga rasanya jantungnya hampir copot.
"Kakak ngapain ke sini?" tanya Kia tanpa menatap pria yang sekarang sudah menyandarkan pantatnya di konter sebelah kompor. Mata pria itu masih terkunci pada sosok Kia yang menurutnya selalu terlihat berkarisma ketika sedang fokus melakukan sesuatu.
Arga menjejalkan kedua tangannya di saku celananya, "Ini masih apartemenku, kan? Jadi bebas dong aku mau ke sini kapan aja."
"Ck, nggak gitu maksudnya. Kakak sering ke sini akhir-akhir ini, padahal jarak dari kantor Kakak lumayan jauh. Itu juga kan alesannya dulu Kakak jarang ke sini, makanya nyuruh aku di sini."
"Kalau aku bilang karena pengin liat pacarku, kamu percaya nggak?"
Jantung Kia seakan berhenti sepersekian detik mendengar jawaban Arga, tapi selanjutnya organ tubuhnya itu berdetak terlalu cepat, sehingga Kia tidak sempat melakukan antisipasi. Arga terlalu berbahaya untuk jantungnya.
"Hobi banget ngedangdut. Udah sering, ya?" tanya Kia sarkas, tanpa berani menatap Arga. Wajahnya sudah menghangat sekarang, pasti warna pipinya sudah merah. Jadi memang lebih baik kalau Arga tidak melihatnya yang seperti ini.
Kia yang sedang salah tingkah justru membuat Arga makin ingin menggodanya. Pria itu tersenyum dan membawa wajahnya tepat di depan wajah Kia. Sangat dekat. Salah gerakan sedikit, hidung mereka pasti akan saling bersentuhan. Arga tidak peduli dengan hawa panas dari kuah soto yang mulai mendidih di belakangnya.
Kia tercekat, napasnya tertahan, manik matanya bergerak tidak beraturan, mengamati setiap lekuk wajah lelaki yang ada di depannya, seakan sedang menghapal setiap inci wajah Arga.
"Minggir atau kusiram pake kuah soto," Kia menggeram berusaha untuk terlihat sebal. Padahal di dalam dadanya, jantungnya sudah meloncat-loncat heboh, perutnya pun terasa geli entah kenapa.
Tawa Arga kembali pecah. Seakan sudah menjadi keahliannya, lagi-lagi dengan gerakan yang sangat cepat, Arga mengecup singkat bibir Kia, lalu segera menjauh dari sana setelah sempat mengacak pelan poni Kia. Sedangkan yang diserang cuma bisa diam dan mematung, bola matanya sudah melebar sempurna, tapi tenggorokannya seperti tersumbat sehingga tidak bisa mengeluarkan suara apa pun.
"Udah, aku mau mandi dulu," Arga benar-benar membalikkan badannya untuk pergi dari sana.
Kia sudah hampir menghela napas lega, tapi Arga kembali lagi, membuat gadis itu menoleh dan memasang muka kesal. Kali ini dia benar-benar kesal, "Apa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Triptych √ [Completed]
Aktuelle Literatur✨ Reading List WattpadRomanceID on July 2023, category Bittersweet of Marriage ✨ ====== Triptych secara harfiah diartikan sebagai sebuah karya seni yang terdiri dari tiga bagian yang disejajarkan berdampingan. Ketiganya harus dinilai sebagai satu ke...