Chapter 46 - Reina X Andra Ending

436 29 4
                                    

-Five years later-

Ekspansi perusahaan Yogiswara akhirnya merambah ke benua Amerika, termasuk di kota-kota besar di Kanada. Dan kali ini Andra berkesempatan untuk mengunjungi kota yang menjadi kota terakhir dalam ekspansi perusahaan di Kanada. Kota yang sekaligus menjadi tempatnya menimba ilmu selama SMA dan kuliah dulu, Toronto.

Cukup disayangkan, karena kedatangannya kali ini bukan untuk berlibur melainkan untuk bekerja. Tapi Andra tidak mau ambil pusing, sesekali berkeliling di tengah ke-hectic-an pekerjaannya sepertinya tidak masalah.

Pohon maple dengan daun yang mulai menguning di sepanjang jalan menjadi pemandangan yang menyenangkan bagi Andra. Musim gugur di kota Toronto selalu menjadi favoritnya.

Terpaan angin sejuk di kulit Andra, membuat lelaki itu sesekali bergidik kedinginan. Dia memutuskan untuk duduk sambil rehat sejenak di salah satu kursi panjang yang berada di bawah naungan pohon maple. Pria itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dan tanpa sadar senyumnya terkembang begitu saja. Dia sangat merindukan kota ini.

Pandangannya berhenti pada sebuah kafe di seberang jalan. Senyumnya seketika lenyap dan tubuhnya terasa kaku mendadak. Perlahan tapi pasti, jantungnya mulai bekerja dalam tempo yang sangat cepat seakan minta dikeluarkan.

Di sana, di dalam kafe itu, Andra melihat seseorang yang pernah dan selalu memiliki tempat khusus di dalam hatinya. Dadanya terasa sesak melihat seseorang yang selama ini sangat ia rindukan berada di kota yang sama dengannya. Entah harus seperti apa menggambarkan perasaannya kali ini. Haru, bahagia, senang, namun juga takut dan sedih, semuanya dirasakan oleh Andra di saat yang bersamaan. Setelah lima tahun, secara mengejutkan akhirnya Andra melihatnya lagi. Andra melihat Reina, mantan istrinya.

Ada hasrat untuk menghampirinya, tapi Andra tahu diri bahwa dia kini sudah tidak memiliki hak atas Reina. Baik Andra maupun Reina sama-sama terluka atas perpisahan yang menimpa mereka berdua.

Andra tersenyum miris ketika menyadari Reina tidak sendiri di dalam kafe tersebut. Ada seorang gadis kecil yang duduk di sampingnya.

"Walaupun aku nggak tau dia anakku atau bukan, tapi anak kamu cantik, Rei," Andra bermonolog dengan dirinya sendiri.

Senyum Andra kembali harus dipaksa menghilang ketika ada satu orang lagi yang datang menghampiri Reina dan putri kecilnya. Seperti deja vu yang hinga kini masih meninggalkan trauma mendalam bagi Andra, dia lagi-lagi harus melihat Reina dan Saka berada di tempat dan waktu yang sama, saling melempar tatapan dan senyum bahagia. Bahkan sekarang lengkap dengan anak perempuan di tengah-tengah mereka.

Andra tidak tahan lagi untuk berlama-lama di sana karena nyeri di dadanya semakin menjadi-jadi. Bangkit dan pergi dari sana adalah pilihan yang paling tepat bagi Andra.

 Bangkit dan pergi dari sana adalah pilihan yang paling tepat bagi Andra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Wow, you're so good at drawing. You really have your father's talent," Reina mengusap puncak kepala gadis kecil yang ada di sampingnya.

Triptych √ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang