Aku melangkah di antara cakrawala
Bersapa senja
Berbincang pada sang jenggala
Dan melantunkan japa para umbuDo'a-do'a pernah mereka tanam di tanah kita
Ditaburkan bunga-bunga
Dimintakan radi
Dan kemudian tanah ini disebutlah bumiPuncaknya bernama nabastala
Dasarnya disebut tanah dimana do'a-do'a ditanamkan padanya
Ribuan jiwa menuju moksa
Meninggalkan ceritaKemudian era berlanjut
Hingga tiba kita pada zaman pengecut
Dimana kekuasaan dan uang
Menjadi lebih tajam dari pedangDulu para pitarah hanya mundur oleh hentakan petir
Atau tanah yang bergetar
Namun kita mundur dengan sebuah mahkota
Yang singasananya tidak lebih kuat dari atma kitaInilah zaman luka dan air mata
Dimana melawan penguasa tak lagi menjadi keberanian kita
Bersahabat dengan semesta sudah hilang dari kebiasaan
Dan bumi tidak lebih hanya sebagai tanah jajahanAna Rinda Musthofia, S.Sos
Malang,30 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Bumi dan Garuda
PoetryIni adalah kisah yang tersampaikan dalam tubuh kata dari sang ibu Pertiwi, Garuda nan sakti tapi tersakiti oleh anak-anaknya sendiri atau semesta yang dilukai. Disini setiap kisah akan mewakili mereka dalam ribuan kata yang tidak mampu mereka ucapka...