Pilau payoda berlayar di antara blungsang bumantala
Untuk tiba di samudra bianglala
Mencoba menyusuri jejak para pitarah
Yang pada prasasti diukir indahPara umbu mengukir kisah pada dinding candi perihal semesta
Di mana alam mereka jaga dengan jiwa
Hingga gugurnya patera
Tetap menumbuhkan cintaKita sudah jauh dengan cara hidup mereka
Cinta kehilangan kuasa atas buana
Keadilan tak lagi palawa
Hanya air mata dan penindasan semaya
Yang tetap terjaga di jagat rayaApa yang salah dengan tanah kita?
Apakah telah menjamur dosa-dosa
Ketika pengetahuan dibuka dengan bebasnya
Tapi menumbuhkan tunas-tunas nestapaMungkinkah hati telah membuta?
Hingga cinta dan keadilan hanya hiasan kata
Pilar agama sebatas topeng pendusta
Untuk kemuliaan faktitus
Sementara kemurnian hati telah diputusBaiknya jadikan saja mereka tokoh fabel
Di mana bintang sudah mereka jadikan label
Oleh laku mereka di muka bumi
Di mana sebutan manusia tak lagi pantas mereka milikiAna Rinda Musthofia, S.Sos
Malang,14 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Bumi dan Garuda
PoetryIni adalah kisah yang tersampaikan dalam tubuh kata dari sang ibu Pertiwi, Garuda nan sakti tapi tersakiti oleh anak-anaknya sendiri atau semesta yang dilukai. Disini setiap kisah akan mewakili mereka dalam ribuan kata yang tidak mampu mereka ucapka...