Arunika

32 3 1
                                    

Di pembaringan buana
Selepas bergantinya adichandra dengan sang surya
Arunika tiba
Menari di atas arnawama

Ia seolah membawa aryasatya
Di antara jajaran ancala
Pada Bumi Garuda
Yang tengah menangisi tunas-tunasnya

Ia berlari di antara luasnya nabastala
Memanggil sang bayu yang tak lagi bersuara
Seolah alam sedang mencampakkan aruda
Di tengah bangkitnya angkara

Di mana keadilan kini berada?
Kedamaian bersemayam di bumi mana?
Kebenaran hidup di bukit siapa?
Apa mereka telah tiada?

Jika demikian untuk apa ia ada?
Ia dicipta sebagai wujud cantik surga
Bukan penerang sang angkara
Ketika nirwana pun tak sudih bersuara

Dasa janjinya
Adalah daksa jiwanya
Tempurung sukmanya
Atas buana

Tanpa keadilan ia hanya menjadi anala
Pengundang bencana
Hingga pada musim berlalu
Lenyap segala dahayu
Dan tibalah dunia pada satu wujud, abu

Kini ia hanya bisa bergantung pada pusaka Garuda
Di antara candi, rumah ibadah dan sang saka
Jiwanya lewat segala kebenaran yang ada
Maka ia hanya bisa menunggun sangkakala bersuara
Sebab hidup tanpa keadilan adalah kiamat baginya

Ana Rinda Musthofia, S.Sos
Malang,13 Okt 2020

Bait Bumi dan GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang