Happy Reading♡
~♥~
Fery yang sudah sampai di depan pintu apartemen Vanessa, berusaha mengetuk pintu dan memanggil-manggil Vanessa. Tetapi tidak ada suara sahutan dari dalam, Fery mencoba menelepon Vanessa namun hanphone nya tidak aktif.
'Sial kemana nih bocah?'.--gumam Fery dalam hati yang kesal dan Khawatir.
"Key. Kekey buka pintunya!!. Ini Kakak kalo kamu gak mau buka Kakak dobrak nih pintu!!."--nada Fery sudah marah.
"Kakak hitung sampe 3 kalo ga mau buka beneran Kakak dobrak nih pintu 1.......2........"--sebelum selesai dihitung pintu sudah dibuka.
Fery dan Leo pun masuk ke dalam, di dalam begitu redup Vanessa tidak menyalakan lampu dan tirai pun di tutup sehingga tidak ada cahaya yang masuk. Fery pun menyalakan lampu, membuka tirai sehingga ada sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Leo duduk di sofa, hanya diam dan mengawasi seluruh ruangan, yang sepertinya sudah beberapa hari tidak dibersihkan.
"Ada apa Kakak ke sini?. Bukannya Kakak sibuk ya?."--tanya Vanessa cuek dan duduk di sofa.
"Apa yang terjadi?. Kenapa Kamu kaya gini?. Kamu udah makan belum?."--tanya Fery seperti menginterogasi.
"Gak usah peduli in Aku Kak!. Aku manusia penuh dosa!."--jawab Vanessa.
"Siapa yang bilang itu?. Biar Kakak yang hajar!!."--balas Fery yang sedikit kesal, dengan perkataan adiknya itu.
"Cukup Kak Aku udah tau semuanya!. Kenapa Kalian semua bohong sama Aku Kak!. Kalo sebenernya Kak Tia udah meninggal!!. Dan itu semua salah Aku kan!. Aku benci dengan diri ku ini!. Seharusnya Aku yang mati bukan Kak Tia!."--teriak Vanessa dan tangisan pun keluar.
"Kamu udah ingat semuanya!."--tanya Fery dengan sedih.
"Iya Kak, Aku udah inget semuanya dan sampe Ayah pun membenciku kan!. Ayah bilang Aku adalah penyebab kematian Kak Tia!. Dan itu memang benar Aku salah!. AKU PEMBUNUH!. AKU ADALAH PEMBUNUH!!. PEMBUNUH!!."--Vanessa berkata sambil menangis tersedu-sedu, karena tidak kuat mengingat perkataan Ayahnya yang memojokkan nya.
"Hentikan itu Key!. Kamu bukan pembunuh!. Semua itu hanya kecelakaan, dan itu sudah takdir dari Allah."--jawab Fery guna menenangkan Vanessa.
"Kamu tau Kak beberapa hari ini Aku tidak bisa tidur!. Karena Aku selalu mimpi tentang kecelakaan itu!. Kemarahan Ayah yang menyebutku pembunuh Kak Tia!. Aku seperti mau gila rasanya!!."--tangisan Vanessa semakin tak bisa berhenti.
"Key istighfar!. Coba Kamu istighfar, jangan lupa Kamu masih ada Kakak, Bunda dan Ayah!. Kita sayang sama Kamu!."--kata Fery.
"Buat apa kalian baik padaku?. Padahal Aku adalah pembunuh Kak Tia!. Seharusnya kalian biarkan Aku mati saja!!."--teriak Vanessa sontak membuat Fery marah.
Plaaaaaakkk.....
Fery memberikan tamparan keras, dilayangkan ke Pipi Vanessa yang histeris.
"Sudah gila Kamu Key?. Emang Kamu bukan keluarga Kami!. Sehingga kami harus membunuhmu!."--teriak Fery begitu kesalnya karna melihat betapa bodohnya adiknya.
"Tampar Kak!. Pukul Aku Kak!. Kalo bisa sampai Aku mati!. Aku udah ga kuat lagi Kak!. Setiap malam Aku selalu ingat akan kecelakaan itu!. Cepat lakukan Kak!."--Vanessa menjawab sambil menarik kerah baju Fery.
Dan Fery pun langsung memeluk adiknya dengan erat, dan dia merasakan bahwa tubuh adiknya menjadi kurus.
"Kamu jangan kaya gini Key!. Kakak sayang Kamu, Bunda sayang sama Kamu juga!. Ayah juga sayang sama Kamu, cuma Kamu ga bisa liat betapa mereka sangat sayang sama Kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanessa [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA :v] hargai penulis dengan Vote and Komment🙏. "Udah nunggu lama?, Sorry ya tadi Gue nganter buku dulu ke ruang guru."--duduk di sebelah Vanessa. "Leo?." "Kirain sapa tadi yang Chat Gue, hehhe" "Iya" "Bay The Way, kenapa ya...