👶 Uri Baby -05

801 82 0
                                    

"MEMANGNYA SALAH SIAPA LAGI HA!? KAN MEMANG SEMUA TERJADI KARENA MU SIALAN!" Bentak Yoongi.

Pemuda pucat itu membanting laptopnya ketika Namjoon lagi-lagi membicarakan masa lalu. Bukan hal jahat, si pemilik dimple hanya mencoba untuk meminta maaf. Selama 6 tahun ia mencoba kembali mendekati Yoongi tapi hyungnya selalu mengurung diri dikamar.

Keadaannya, mereka bertujuh kini duduk berkumpul diruang keluarga. Seokjin mengurus sesuatu di laptopnya yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sementara Hoseok memangku Uji dan bermain-main dengan pipi simanis. Sikembar VMin tengah bermain game saat ini, mengalahkan tim lain agar mendapat uang. Sedangkan Jungkook tiduran dikarpet sembari memakan cookies.

Usai membanting laptop, Yoongi memilih menuju kamarnya. Malas sekali melihat Namjoon yang masih menatapnya sendu.

"Beli laptop lagi" gerutu Seokjin. "Memangnya uang meluncur selancar buang hajat apa" lanjutnya.

"Tak selancar itu Hyung" sahut Jimin.

"Hyung tak tau rasanya ketika kotoranmu sudah diujung tapi tak keluar" sambung Taehyung.

"Itu menyakitkan. Bahkan keindahan belahan pantatku tergores tai lancip Hyung" lanjut Jungkook.

Terkadang Seokjin heran, tak bisakah tuhan memberikan adik yang normal? Ia memohon sekali, setidaknya untuk satu jam saja. Kembali fokus pada laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya.

Jimin menatap pintu kamar Yoongi yang tertutup rapat dilantai dua. "Sepertinya, aku harus menemui Yoongi Hyung" gumamnya. Jimin berjalan menuju kamar Yoongi, membuka tanpa mengetuk pintunya lebih dulu.

Wow, 6 tahun tak dijamah ia pikir kamar Yoongi akan seperti rumah hantu dengan jaring laba-laba dibanyak tempat. "Wah Hyung, kamarmu rapi juga" ucapnya. Jimin melihat Yoongi yang sudah merebahkan diri dikasurnya, pecinta hibernasi sekali hyungnya ini.

"Keluar Jim!" Pinta Yoongi. Pemuda pucat itu masih saja asyik bergelung ria dengan selimut.

"Ayolah Hyung, sampai kapan kau akan bertengkar dengan Namjoon Hyung" balasnya. Ia duduk ditepi ranjang dan merebahkan dirinya diatas tubuh Yoongi. Tepatnya punggung yang ia jadikan bantal.

"Sampai dia sadar dengan kesalahannya" balas Yoongi.

Jimin terkekeh pelan. "Kalau aku yang jadi Namjoon Hyung, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Jimin. Jangan tanya kenapa, ia sadar jika Hyung pucatnya ini sangat manja padanya. Apapun pasti Jimin, Jimin, dan Jimin. "Lihat? Kau diam. Kau iri pada Namjoon Hyung kan?" Lanjutnya.

Jimin melirik Yoongi yang hanya diam mendengarkan semua ocehannya. Kasihan juga hyungnya ini, pasalnya ia tak mendapat perhatian sang appa sejak eomma mereka meninggal 5 tahun sebelum sang appa menjemput. Membingungkan bukan? Yoongi menyalahkan Namjoon karena hal itu.

6 tahun lalu sang appa mengajarkan Namjoon bagaimana cara berkendara. Appanya duduk dikursi penumpang sedangkan Namjoon yang menyetir mobil. Yoongi tentu ingat, appanya pernah Janji akan membelikan dirinya koleksi keseluruhan Kumamon setelah mengajari Namjoon mengendarai mobil.

Tapi sayangnya sang appa meninggal karena Namjoon kehilangan kendali dan menabrak pagar pembatas jalanan. Sebenarnya mereka tak terluka, hanya saja sang appa terlalu syok dan terkejut hingga lupa bernafas dan meninggal ditempat. Sungguh tragis.

"Hyung, ayo ikut aku" ajak Jimin. Ia melihat Yoongi yang terlihat malas dan menyamankan posisinya. "Aku serius Hyung, ayo jalan-jalan. Kau tak mau menemani adik tersayangmu?" Keluh Jimin.

"Siapa bilang?"

"Aku!" Sahut Jimin. Ia menarik Yoongi yang hanya memakai celana pendek dan kaos putih serta masker dan topi hitam. Berbeda dengan stylenya yang memakai training juga kaos hitam. Keduanya berjalan melewati ruang keluarga, dimana yang lain menatap keduanya heran.

Uri Baby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang