Extra Chap 02

452 46 6
                                    

Seokjin duduk tenang saat ini, meskipun emosinya sudah mencapai puncak tentu saja. Baru 1 bulan ia menyekolahkan anak gadisnya di BHS, anak itu sudah membuat masalah. Lihat saja sosok gadis yang santai duduk disampingnya. Jadi ini alasan Yeonjun menyerahkan Uji kembali pada mereka.

"Jadi, saya memanggil anda karena anak anda berperilaku tidak baik disekolah" seru kepala sekolahnya.

"Saem, aku juga berperilaku sangat buruk dirumah. Tapi appa tak pernah memanggilmu" balas Uji santai.

Tak...

"Diam kau bajingan kecil! Jadi apa yang dilakukan anakku?" tanya Seokjin.

"Apalagi! Lihat tangan anakku patah karena anakmu! Heran! Tak bisakah gadis berperilaku lebih kalem dijaman sekarang?" sahut wanita paruhbaya yang duduk disampingnya.

"Yak ahjuma! Tentu saja aku mematahkan tangannya! Dia melecehkan temanku! Mau kau anakmu besar jadi bajingan? Sudah kelas 3 malah buat masalah. Mana aku terus yang disalahkan!" ketus Uji.

"Kalau begitu panggil temanmu! Appa ingin tahu bagaimana ceritanya sampai kau hampir dikeluarkan saat ini" balas Seokjin, ia melirik ibu dan anak disampingnya. Menahan tawanya melihat lengan lelaki muda itu digips saat ini. Uji keluar tentu saja memanggil temannya yang kini juga berdiri disamping kepala sekolah.

"Jelaskan!" ucap Uji pada temannya.

"Anu, sunbae itu sering meremas pantatku. Kemarin tangannya merambat kepinggang. Saat hampir menyentuh dadaku, tangannya dipatahkan oleh Uji" jelas sicantik secara singkat.

"Tuh aku tak bohong! Kan pantas tangannya patah, beruntung bukan leher atau burungnya yang patah" balas Uji menyombongkan diri.

"Kim Seokjin-ssi? Jadi begaimana menurutmu?" tanya kepala sekolah lagi.

"Bagaimana apanya!? Jelas-jelas anaknya yang salah, kenapa malah anakku yang disalahkan!? Guru macam apa kau ini!? Mau kulaporkan kau ke menteri pendidikan biar sekolahmu ditutup!? Sudah banyak pelecehan yang terjadi tapi tak ada tindakan lebih dari guru!? Jelas saja aku mendukung anakku! Dia tak salah karena membela temannya!" balas Seokjin sembari mengoceh. "Kau juga nyonya! Sudah tau anakmu tak baik masih kau bela saja! Pelajarilah cara mendidik anak yang baik! Banyak di internet. Heran, sudah senior tapi tak bisa menjadi teladan yang baik. Keluarkan saja anakku ini, kalau mau sekolahmu tutup setelahnya!"

Seokjin menatap nyalang kepala sekolah juga ibu dan anak laki-laki dihadapannya. "Perbaiki sistem pendidikan disekolahmu! Aku pulang! Dan kau! Ikuti pelajaran dengan baik bersama temanmu" lanjut Seokjin meninggalkan ruang kepala sekolah.

Uji tertawa pelan melihat temannya dan kepala sekolah didepannya. "Kan sudah saya bilang saem, kalau anda akan kalah dengan mulut appa saya. Aera! Ayo kekantin" ajak Uji pada gadis didepannya.

Bahkan ketika keduanya ada diperjalanan menuju kantin, banyak beberapa siswa juga siswi yang membuka jalan untuk Uji. Bukan karena apa, senior yang ia patahkan tangannya itu berandalan sejati. Dan kalah dengan anak kelas 1 pindahan dari LA. Wah, berita hangat.

"Appamu keren sekali" puji Aera.

"Tentu saja! Mereka yang terbaik kalau kau mau tau" balas Uji menepuk perutnya bangga. Tentu saja setiap kali membahas appanya, ia jadi mengingat betapa ia menyayangi sang appa dihatinya.

"Kau juga keren, mau berteman denganku!" seru Aera lagi.

"Oho tentu saja aku ini keren! Aku tak suka melihat penindasan. Lagipula aku juga pernah mengalami itu, sampai akhirnya aku melakukan perlawanan" balas Uji. Ia tertawa melihat Aera, menariknya cepat menuju kantin yang ramai saat ini.

(づ ̄ ³ ̄)づ     ⊂(・﹏・⊂)

"Apa-apaan kepala sekolahmu itu! Aku masih kesal dengannya!" seru Seokjin ketika makan malam bersama.

Uri Baby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang