"Melelahkan!" Komentar Yoongi.
Jimin hanya terkekeh mendengarnya, pasalnya kali ini ia mengajak hyungnya menaiki tangga menuju ke puncak Namsan. Bagaimanapun juga hyungnya itu pemalas, baru 5 tangga saja sudah mengeluh seperti ini.
"Ayolah Hyung, aku akan memberikan kejutan nanti" balasnya. Jelas saja, ia membeli semua koleksi kumamon dan menyuruh para penjual untuk mengirimkan barang-barang itu kerumah sebelum jam 8 malam.
"Kejutan macam apa ha? Kukatakan padamu Jimin, kejutanmu tak pernah berjalan baik" gerutu Yoongi. "KENAPA TANGGANYA BANYAK SEKALI!?"
"Kau baru menaiki 7 tangga Hyung"
"Diam! Kusumpal mulutmu dengan sepatu!" Balas Yoongi.
Jimin tersenyum tipis. "Bagaimana kalau kita kembali saja?" Tanyanya. Kasian juga dengan Yoongi yang jelas kelelahan.
"Ah ya, itu lebih baik"
Pemuda pucat itu berbalik turun membuat Jimin tertawa. Niat bercanda malah dibuat serius, sudahlah. Ia malas mendapat amarah Hyung satunya ini.
Disisi lain, dikediaman rumah Kim itu tengah sibuk. Barang-barang bertema kumamon yang datang langsung saja diletakkan dikamar Yoongi. Belum lagi Namjoon yang sudah membawa kotak berisi cookies bentuk kumamon. Karya Jungkook memang tak perlu diragukan lagi. Lihat saja, sejak kapan beruang hitam itu jadi beruang kutub?
"Akan aneh kalau beruang berwarna hitam Hyung. Putih lebih imut" celetuk Jungkook.
Tapi berterimakasih juga pada karya Taehyung. Beruangnya mirip seperti kumamon yang obesitas. Sudahlah, kue mereka tak ada yang benar bentuknya. Tau begini Seokjin sendiri yang mengurus.
Seokjin menatap malas cookies yang dibawa Namjoon. Niat ingin menyenangkan hati si pucat malah berubah. Apa reaksinya mendapat beruang favoritnya menjadi beruang kutub seperti ini.
Pintu utama terbuka, menampilkan Jimin yang menggendong Yoongi dipunggung nya. Terlihat sekali bahwa pemuda itu kelelahan. "Eoh? Hyung, lihat siapa yang menyambut mu" seru Jimin.
Yoongi yang awalnya menidurkan kepalanya dipundak tegap seorang Jimin mendongak melihat Namjoon didepannya. Malas sekali berurusan dengan God Of Destruction.
"Hyung, maafkan aku. Aku sungguh tak sengaja saat itu. Aku harap kau mengerti, aku memberikan gantinya dikamar mu" ucap Namjoon. "Ini, permintaan maaf ku" lanjutnya memberikan cookies berbentuk kumamon, menurutnya.
"Ini apa?" Tanya Yoongi.
"Cookies kumamon" cicit Namjoon pelan.
"Kau menghina karakter favorit ku?"
"Astaga Hyung! Jungkook dan Taehyung yang menghias!" Ketus Namjoon.
Merasa kesal, pemuda berdimple itu menarik Yoongi menuju kamarnya. Membuka pintu kasar dan memperlihatkan tumpukan boneka Kumamon dari ukuran kecil hingga yang terbesar. Belum lagi furniture lainnya yang juga berbentuk kumamon.
"Lihat! Aku memberikan golden card ku untuk Jimin dan belanja denganmu" ketusnya.
Yoongi yang melihat kamarnya penuh dengan kumamon perlahan tersenyum tipis, tipis sekali sampai tak ada yang bisa melihat. "Oke kumaafkan. Pergi sana, aku lelah!" Ketusnya. Ia mengusir Namjoon dan yang lain dari kamar dan mengunci pintunya.
Diluar kamar, Jimin menatap Namjoon malas. Ia juga lelah sebenarnya. "Pijat aku Hyung, aku lelah!" Serunya.
"Hyung, berjalan jauh membuang beberapa kalori tubuhmu" sahut Jungkook.
"Mulai! Mulai! Hina saja aku terus! Terkadang aku berpikir, lebih baik kau tak lahir daripada eomma meninggal!" Ketus Jimin. "Aku hyung mu, jangan lupakan fakta kalau kau harusnya menghormati ku!"
Tanpa sadar mereka berlima terdiam mendengar ucapan Jimin. Jelas saja, Jungkook pasti sakit hati. Sudahlah, entah kenapa ada saja masalah dirumah Kim. Bahkan didalam kamarnya, Yoongi sudah melompat-lompat senang mendapatkan boneka raksasanya.
(づ ̄ ³ ̄)づ ⊂(・﹏・⊂)
"Appo!!! AAAAAH YAK!!" Teriak Hoseok. Uji yang mulai bisa merangkak itu kini ada digendongannya bahkan menjambak rambutnya. "Aish setan! Lepas! HYUNG!!!" Lanjutnya berteriak.
Seokjin tertawa melihat penderitaan Hoseok. Kini hanya tinggal mereka berdua dirumah, sedangkan Namjoon pergi ke perusahaan penerbitan buku bersama Jimin. Jungkook dan Taehyung tengah keluar, kuliner bersama meskipun hanya makan dipinggiran saja.
Yoongi? Jangan tanya, ia masih berada dikamarnya sejak 2 hari yang lalu. Hibernasi mingguan, ia akan berada dikamar selama 3 hari untuk tidur.
"Aish, Uji nakal! Berhenti menjambak rambut Hoseok appa!" Perintah Seokjin. Uji yang kiranya 3 bulan lagi genap 1,5 itu tertawa lebar. Dokter Cho yang memberitahu perkiraan umur Uji. Mereka mana tau soal besar kecil usia bayi.
Tak terasa jika mereka sudah merawat sikecil berbulan-bulan lamanya. Hoseok yang masih terang-terangan menolak kehadiran Uji tetap mencoba untuk mengusir bayi kecil itu. Bahkan tak sadar jika ia sebenarnya mulai sayang.
"Sudah kubilang buang saja dia! Setan itu selalu menjambak rambutku Hyung! Kalau aku botak, pekerjaanku sebagai model hancur sudah"
"Aku mana peduli, cukup jaga dia. Kau bisa menggendong dan menepuk pantatnya. Itu membuatnya tertidur nyaman" balas Seokjin.
Hoseok memicing menatap Uji yang tertawa dengan mata sipitnya. "Kau! Masih kecil sudah suka dipegang-pegang. Awas kau kalau besar jadi lon-"
"Hoseok-ah" tajam Seokjin. Ia melihat Hoseok yang hanya terkekeh dan menggendong Uji menjauh darinya. Tak melihat sosok Hoseok lagi, Seokjin menunjukkan senyum liciknya. Ada alasan kenapa ia lebih banyak menyuruh Hoseok untuk mengurus Uji. Karena ia tahu, Hoseok mulai menyayangi sikecil meskipun mulutnya mengatakan hal sebaliknya.
"HYUNG! HYUNG!!! KUMOHON MAAFKAN AKU! HYUNG! HIKS... AKU TAK SENGAJA!" Teriak Hoseok heboh. Barusaja ia merasa tenang, melihat Uji yang menangis keras diperlukan Hoseok membuatnya menatap tajam adik kudanya itu.
"Telpon dokter Cho!" Perintahnya.
Dengan wajah kacau, Hoseok mengangguk dan menelpon dokter Cho. Hanya menunggu 20 menit hingga dokter muda itu datang. Hoseok berdiri sedikit jauh dari kasur Seokjin yang ditempati Uji yang masih menangis. Dengan bathrope yang menempel di tubuhnya, ia menggigit kukunya takut.
Pasalnya ia asyik berjalan di taman belakang dekat kolam renang. Akhir-akhir ini Uji suka sekali menjambak rambutnya. Sampai akhirnya tadi, rambutnya kembali dijambak dan membuat langkah kakinya oleng. Ia tercebur kedalam kolam renang bersama Uji. Dengan gendongan yang tak sengaja terlepas membuatnya gopoh sendiri dan berenang menggapai Uji.
"Tenanglah Hoseok ah, dia baik-baik saja. Hanya terkejut dan susah bernafas saja. Lagipula sudah normal kembali kok" seru dokter Cho sembari menepuk pundak Hoseok menenangkan.
Seokjin menatapnya datar, tanda mengusir dirinya dari kamar Hyung tertuanya itu. Ia keluar bersama dokter Cho, mengantar hingga keluar rumah dan memilih berdiri didepan pintu sejenak.
Kenapa ia gopoh sendiri? Bukannya dia memang ingin menyingkirkan Uji?. Hoseok mengusak rambutnya frustasi. Masih syok dengan kejadian tadi, bahkan tanpa sadar menangis ketika melihat Uji yang juga menangis heboh.
Perlahan ia berjalan kearah kamar Yoongi, membuka dan melihat Hyung nya itu mengotak-atik laptop baru yang ia berikan. Ia menunduk, perlahan menatap Yoongi yang juga memberikan seluruh atensinya padanya. "Hyung" ucapnya perlahan. Entahlah, sulit sekali mengatakan hal yang ingin ia katakan.
"Batalkan semuanya. Biarkan Uji tetap disini. A-aku mulai jatuh padanya"
---To Be Continued---
Lagi males bacot gue. Yang penting lu pada vote aja deh. Dan lagi bintang! Ingat! BINTANG!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby [END]
HumorBagaimana rasanya menemukan bayi? Hey! Kalau buat bayi mereka ahlinya. Uji adalah nama dari "ujian hidup" yang merekan berikan untuk si bayi. 7 bersaudara yang tinggal dalam satu rumah dengan penuh masalah dalam kehidupan. Tiba-tiba sang kakak tertu...