Kim Namjoon. Penulis yang menyembunyikan jati dirinya. Ia terkenal dengan nama RM didunia sastra. Karyanya begitu memukau, terutama mengenai dongeng yang menjadi favorit anak-anak.
Menjadi penulis bukan berarti hidupnya menyenangkan. Yang Namjoon rasakan selalu sama. Tidur, bekerja, dan makan. Kesehariannya berputar diantara 3 hal tersebut. Monoton, ia ingin menambah kegiatannya dengan ikut membentuk tubuhnya seperti Jungkook.
Jujur saja, hidup mereka kosong dimulai ketika sang appa meninggal. Yoongi menyalahkan Namjoon tentu saja. Dan pemuda berdimple itu jelas semakin menyalahkan dirinya sendiri.
Jika diingat lagi, saat itu appanya mengajarinya untuk menyetir. Mengingat appanya juga kesal karena ia belum juga mendapatkan kartu SIM. Awalnya Yoongi menyuruh appa mereka untuk mengajarinya lain kali saja, karena appanya memiliki janji untuk membelikan koleksi kumamon untuknya.
Maniak kumamon, Yoongi jelas kesal ketika sang appa mendahulukan dirinya. Dengan janji akan membeli koleksi kumamon lain kali. Namjoon mengejek Yoongi saat itu. Pada akhirnya ia pergi bersama sang appa untuk belajar menyetir mobil.
Namjoon mengendarai mobilnya pelan dengan sang appa disampingnya. Saat itulah kejadian mengenaskan itu terjadi. Ia kehilangan kendali dan salah memijak gas sebagai rem. Hingga akhirnya mereka menabrak pembatas jalan dan appanya meninggal ditempat. Lupakan tentang sang appa yang terlalu terkejut hingga lupa bernafas, itu memalukan.
Yoongi tentu saja marah besar. Ia mengunci dirinya dikamar setelah puas memukuli Namjoon. Adiknya itu hanya bisa menerima pukulan Yoongi tanpa membalas. Sejak saat itu Yoongi tak keluar dari kamarnya hingga saat ini.
Saat ini, ketika hyung tertua mereka berteriak jika ia mempunyai bayi. Ia pun cukup terkejut mendengarnya. Yoongi menatapnya, membuatnya sadar ia harus memperjelas semuanya mengenai bayi dipelukan Seokjin. Sungguh, ia berusaha agar Seokjin menerima tawaran untuk meletakkan bayi itu di panti asuhan. Dasarnya Seokjin keras kepala ia hanya menyetujui keinginan hyungnya dengan satu syarat.
Syarat yang ia berikan terjadi ketika mereka pulang dari piknik di pantai. Uji, bayi yang dirawat oleh mereka kini demam. Jujur saja, ia juga memiliki perasaan sayang pada si bayi. Ia membiarkan Seokjin merawatnya, membuat senym cerah terbit di bibir hyungnya.
Seokjin memberikan Uji untuk ia gendong. Seumur-umur ia takut memegang sesuatu yang rapuh karena tekanan dari Yoongi. Hingga akhirnya ia mencoba tenang ketika ia pertamakali menggendong Uji setelah beberapa bulan mereka merawatnya.
Kehadiran bayi itu cukup membuat hidup monotonnya berubah. Kini, selain mengetik, makan, juga tidur. Ia akan menyuapi dan bermain pesawat bersama Uji. Atau juga membuatkan dongeng khusus untuk sikecil. Membacakan cerita masyarakat untuk anak dipangkuannya.
Tak peduli akan tittle 'God Of Distruction' yang diberikan Yoongi. Kini ia lebih berani menggendong Uji dipelukannya. Sering kali ia akan bernyanyi dengan suara rendahnya agar anak itu tidur dipelukannya. Ia, sosok Kim Namjoon yang memiliki kehidupan membosankan. Kini berubah menjadi sosok appa sempurna yang begitu memperhatikan anaknya.
Tak peduli ketika banyak orang menatapnya ketika ia berbelanja dengan bayi digendongannya. Beberapa orang pasti mengira ia seorang duda tampan beranak satu yang pantas didekati. Nasibnya sama seperti Jimin ketika belanja mengajak Uji. Tapi ia tak segampang Jimin, ia memilih menolak orang yang mendekatinya dan melanjutkan acara belanjanya dengan Uji. Membeli sepatu, baju, dan juga mainan hingga 30 tas belanjaan kini ada dibagasi mobilnya.
Tentu saja ia menelfon Jungkook untuk membantunya. Dan adik yang menjadikan dia idola itu akan dengan senang hati melakukannya. Membawa seluruh tas belanjaan dengan mudah sementara ia menggendong Uji.
Tak ia sangka, kehadiran Uji dalam hidupnya membawa begitu banyak kebahagiaan. Memikirkan jika anak itu akan pergi beberapa minggu lagi membuatnya geram sendiri. Kali ini ia ingin menyelahkan Hoseok dan Yoongi. Meskipun awalnya ia menolak kehadiran sosok kecil itu, ia kini menyayanginya. Bahkan tak rela jika Yeonjun membawanya.
"Jadi setelah ini namamu berubah menjadi Choi Uji?" gumamnya pada Uji yang tengah membuka buku dongeng favoritnya. "Buruk sekali. Kim Uji lebih cocok" lanjutnya.
"Appa! Pa campan cepelti pangelan di cindelella!" seru sikecil membuatnya tersenyum.
Lihat! Hasil selalu dekat dengannya. Uji bahkan bisa bicara lebih dulu dari usia normal bayi mulai berbicara. Appa jenius akan membesarkan anak yang jenius pula. Ia mengangkat tubuh Uji, memilih untuk mendudukkan sikecil diatas pahanya. "Kau cantik seperti cinderella nya" pujinya menoel ujung hidung sang anak.
"Uji cayang appa" seru simanis.
"Appa juga menyayangimu" balasnya terkekeh.
"Appa campan"
"Uji cantik"
"Hihi, appa becal!" seru Uji.
"Kau kecil" balas Namjoon terkekeh.
"Appa aik cekayi!"
"Uji juga pintar sekali!"
"Belhenti!" seru sikecil.
"Kenapa? Appa suka sekali memujimu!" balasnya menggesekkan hidung bangirnya dengan hidung kecil anak didepannya.
Benar, harusnya sejak awal ia meminta agar bisa mengasuh Uji. Tanpa perlu takut menggendong atau memeluknya. Tak perlu takut jika tulang anak itu remuk ketika digandenngannya. Namjoon tersenyum, melihat sicantik yang masih memeluk lehernya erat.
Baginya dulu, pelukan eommanya adalah pelukan paling menenangkan dan paling nyaman yang pernah ada. Mungkin saat ini itulah yang dirasakan Uji. Nyaman ketika berada dipelukan sang appa. Ia balas memeluk anaknya sedikit erat, tak ada protesan dari Uji tentu saja.
"Appa sangat menyayangimu, kau harus ingat itu. Appa akan sangat merindukanmu, kau juga harus ingat itu. Appa akan selalu menjagamu, dan jangan lupa kau juga harus ingat itu. Senakal apapun kau nantinya, jadilah anak yang bertanggung jawab" ucap Namjoon panjang lebar.
"awab?" tanya Uji.
"Hm, artinya kau harus menanggung segala perbuatanmu. Jika salah akui dan perbaiki. Jangan kabur dari masalah" jelas Namjoon.
"Ji celalu begicu!" ketus simanis.
Namjoon tentu saja tertawa. "Yakin? Lalu bagaimana dengan melarikan diri setelah mengompoli Hoseok appa?" tanya Namjoon. Ia tersenyum melihat Uji yang mengalihkan pandangannya dengan bibir mengerucut. "Ah, appa juga ingat ada anak yang merusak keyboard Jungkook appa dan menuduh Taehyung appa" ucapnya lagi. "Bagaimana dengan Seokjin appa yang memasak dan tiba-tiba tepung bertebaran dimana-mana?" lanjutnya.
"Uuuuh, ji ndak akan nakal agi!" ketus anak itu.
Namjoon tertawa lebar tentu saja. Ia mencubit gemas pipi Uji, mengecup kening simanis pada akhirnya. Ia penasaran bagaimana Uji akan tumbuh kedepannya. Ia juga penasaran seperti apa Uji dimasa depan. Apa anak itu akan tetap jail seperti saat ini? Atau menjadi gadis kalem yang pendiam?.
Apapun yang terjadi kedepannya, Namjoon hanya bisa membayangkan dan melihat dari jauh. Bagimana anaknya tumbuh menjadi seorang gadis. Daegu bukanlah daerah yang jauh dari Seoul, ia bisa mengunjungi Uji meskipun tak sering. Masih bisa melihat Uji walau tak setiap hari.
Pada dasarnya ia jatuh cinta dengan bayi menggemaskan yang memiliki sifat menjengkelkan dihadapannya ini. "Jadilah gadis yang baik! Appa sangat menyayangimu"
---To Be Continued---
Kadang gue heran jakau kucing gue ngeliatin gue waktu ngomong sendiri setiap rumah sepi. Enak anjir teriak-teriak waktu rumah sepi, tapi jangan sampe kedengeran tetangga. Soalnya pernah tuh tetangga dateng gegara teriakan gue.
Bintang jan lupa! Gue ngantuk anjir
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby [END]
HumorBagaimana rasanya menemukan bayi? Hey! Kalau buat bayi mereka ahlinya. Uji adalah nama dari "ujian hidup" yang merekan berikan untuk si bayi. 7 bersaudara yang tinggal dalam satu rumah dengan penuh masalah dalam kehidupan. Tiba-tiba sang kakak tertu...