Kim Seokjin, pemuda tampan dengan keahlian memasaknya. Well, dia juga seorang chef handal, ditambah beberapa tawaran untuk menjadi aktor karena wajah bak pangeran yang dimilikinya. Lagi, pemuda ini terbangun dengan seonggok makhluk mungil disampingnya.
Awalnya tak seperti ini tentu saja. Ia selalu bangun sendiri dan memasak tanpa ada yang menyambut atau mengucapkan selamat pagi, kecuali Namjoon tentunya. Bahkan seringkali ia merasa kesepian sebelum akhirnya setan kecil berkedok malaikat itu datang dalam hidupnya.
Kim Uji, bayi yang saat ini disampingnya dan sudah bangun mendahului dirinya. Sejak kedatangan makhluk itu ia sering tertawa. Tentunya karena ia menyayangi anak kecil yang ditemukannya.
"Ji apal!" seru simanis.
Seokjin tak peduli, memilih berbalik memunggungi sikecil. Ia suka sekali menggoda anaknya itu, wajah cemberutnya terlihat lucu. Apa dia sudah menikah? Belum tentunya. Atau memiliki kekasih? Dia tak tertarik pada wanita.
DAN!!! Dia bukan gay seperti yang dikira. Seokjin lebih mengarah kearah trauma terhadap cinta. Nyatanya ia pernah ditinggalkan karena terlalu dalam mencintai seseorang. Ditinggalkan dalam artian kekasihnya menikahi lelaki lain.
Ia sosok dewasa yang sadar agar tak lama tenggelam dalam ingatan pahitnya. Tentunya hal itu membuat beberapa sifat dirinya berubah. Ia masih suka mengoceh karena para adiknya. Hanya saja, rasa untuk berkeluarga sedikit meragukan dalam kamusnya.
'Aku tak harus menikah untuk mempunyai anak'
Itulah yang ada dipikirannya. Lagipula jaman sudah modern, ia hanya perlu menyatukan spermanya dan sel telur wanita didalam tabung yang sama saat ini. Atau bisa juga mengadopsi anak terlantar di panti asuhan. Seokjin sosok yang terlihat keras dan tegas dalam pekerjaan. Nyatanya pemuda ini begitu lembut terhadap sosok yang dia sayang.
"Ppa! Ji apal!" seru anak dibelakangnya.
"Aish masak sendiri sana!" serunya.
Jujur saja, mendengar penawaran dari Yeonjun semalam membuatnya tenang. Ia masih bisa melihat anaknya. Apalagi tawaran ketika melihat sikecil secara langsung meskipun harus sembunyi-sembunyi. Moodnya, sangat mudah berubah dan diperbaiki. Ingat lagi, dia sosok dewasa yang sudah sering belajar mengenai arti ditinggalkan. Mulai dari eomma, appa, dan sosok yang dicintainya.
Ia akui itu menyakitkan, tapi berakhir manis jika dibuat kenangan. Tak peduli sepahit apa, akan lebih baik melihat orang yang kau sayangi bahagia. Itulah pelajaran yang ia dapat. Syukuri saja kehadirannya, jika terlalu menyakitkan anggap saja dia jelmaan setan.
"Appa..." gumam Uji. "JI APAL!!!"
"auch! Astaga!" kaget Seokjin. Bagaimana tidak jika Uji dengan seenak jidat menendang barang diantara kedua kakinya. Bisa mati tampan dia. "Yak! Berhenti menendang barang kebanggaan appa!" serunya.
"pa uga! Macak cana! Ji apal!" ketus si kecil.
"Aku ini appamu dasar setan!" ketusnya. Kesurupan appa ia punya anak sebar-bar Uji.
Beginilah hidup Kim Seokjin. Kesepian yang ia alami menghilang ketika bayi itu datang dalam hidupnya. Lagi, biarkan saja keduanya saling beradu mulut dipagi hari.
(づ ̄ ³ ̄)づ ⊂(・﹏・⊂)
"Appa rasa kau jelek pakai baju itu. Pakailah pakaian yang lebih bagus! Kau itu anakku!" Serunya melihat Uji yang memakai daster anak-anak. Tentu saja hasil belanja dengan Taehyung, adiknya itu menyukai hal santai.
Ditambah lagi, sifat Uji itu mirip sekali dengan Yoongi. Lihat saja tatapan sikecil, sudah menatapnya sinis karena ocehannya tadi. Ingin ia colok mata itu tapi sayang, dia imut. "Ah aku bisa gila" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby [END]
UmorismoBagaimana rasanya menemukan bayi? Hey! Kalau buat bayi mereka ahlinya. Uji adalah nama dari "ujian hidup" yang merekan berikan untuk si bayi. 7 bersaudara yang tinggal dalam satu rumah dengan penuh masalah dalam kehidupan. Tiba-tiba sang kakak tertu...