Juan menyalakan mobilnya yang berada di lapangan parkir sekolah. Siang ini ia dan Arlene berangkat dan pulang bersama lagi. Sudah sehari berlalu sejak latihan pertama Arlene dan hari ini adalah latihan terakhirnya.
Setelah beberapa saat, Arlene membuka pintu mobil. Gadis itu tersenyum lebar dengan rambut kuncir kudanya serta satu botol air mineral di tangan kirinya. Ia baru saja kembali dari toilet dan menyuruh Juan untuk lebih dulu pergi.
"Siang, Yang Mulia Juan!" sapa Arlene disertai gerakan hormat. Kemudian ia duduk dan meletakkan ransel di pangkuannya.
"Aneh lo," ujar Juan.
Arlene menduduki passenger seat di samping Juan yang sedang memegang stir. Saat gadis slebor itu menutup pintu dan memasang seat beltnya, Juan menurunkan rem tangan dan mengganti persneling mobilnya menjadi 'drive'.
Arlene menguap, sementara Juan fokus menyetir dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menganggur.
"Eh," panggil Arlene.
"Gue mau nanyain ini tadi pagi tapi lupa," ujar Arlene. "Tumben lo bawa mobil?" tanya Arlene.
Juan menoleh, ia memikirkan alasan yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan Arlene.
"Pengen aja," jawab Juan.
Arlene hanya mengangguk, kemudian menyandarkan kepalanya pada kursi. Ia mulai memikirkan hal-hal acak di kepalanya untuk mengisi kosongnya waktu.
Alasan Juan sebenarnya adalah Arlene. Saat ia melihat Arlene yang tukang tidur dan sering bersandar pada punggungnya saat menggunakan motor, Juan merasa ia harus memberikan perlakuan yang lebih baik pada Arlene. Hingga akhirnya ia membawa mobil agar gadis itu bisa puas tertidur. Selain itu, Juan juga yang mengusulkan agar mereka berangkat dan pulang sekolah bersama mulai kemarin.
Kemarin, 16:47 PM, Ruang Administrasi Sekolah.
Arlene meletakkan surat izin miliknya dan Juan di atas meja resepsionis, disusul oleh Giorgio yang juga mengumpulkannya bersama mereka. Setelah selesai dengan urusan surat izin, mereka melangkah keluar untuk pulang, karena jam sekolah sudah selesai sekitar 2 jam lalu.
Arlene dan Juan baru saja selesai belajar di perpustakaan, sementara Giorgio sibuk menjalankan hukuman dari BK untuk membersihkan lapangan belakang sekolah. Giorgio ketahuan merokok di area sekolah, lagi. Lalu mereka tidak sengaja bertemu di Ruang Administrasi.
Giorgio yang melihat Arlene bersama Juan di jam pulang sekolah seperti ini membuatnya teringat dengan kejadian sehari lalu, bahwa dua orang itu berangkat bersama. Dan itu membuat pikirannya sedikit terganggu.
"Lo balik sama dia?" tanya Giorgio sembari mengarahkan pandangan matanya ke Juan.
Arlene mengikuti lirikan mata Giorgio yang berhenti pada Juan. Setelah menangkap maksud Giorgio, kemudian gadis itu menggeleng. "Gak, gue mau pesen ojol," jawab Arlene.
"Tumben gak bawa kendaraan?" tanya Gio.
"Gue kesiangan tadi, buru-buru jadinya," jawab Arlene yang dibalas anggukan oleh Giorgio.
Juan hanya diam dan terus berjalan di samping Arlene. Ia mendengarkan seluruh percakapan Giorgio dan Arlene namun enggan untuk ikut bergabung.
"Ngapain lo ngojek, bareng gue aja," tawar Giorgio pada Arlene yang membuat Juan menoleh dengan instan.
"Widih ben-,"
"Dia balik sama gue." Juan menatap datar wajah Giorgio. Giorgio diam sejenak untuk membalas tatapan menyebalkan Juan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurlene | lucas x jisoo [REVISI]
Teen FictionJuan Davino, ganteng, siswa berprestasi, dengan attitude yang paling baik, dengan segala kesultanannya tiba-tiba ditempatkan sebangku dengan cewek slebor. Arlene Yurika, charming rebel yang kerjaannya tidur di kelas. Ditempatkan sebangku dengan manu...