pumpkin hall

105 25 6
                                    

Song : Sanctuary - Joji (Cover by Zekerya on youtube)

P.s : kalau bisa, play lagunya pas bagian Arlene nyanyi yang terakhir ya. Selamat membaca!


***

Arlene merapikan rambutnya yang baru saja ia catok sejak pukul 5 pagi. Ia menyapu rok pendek hitamnya dan atasan biru muda yang ia kenakan. Arlene ingin berpenampilan lebih feminim hari ini, agar terlihat berbeda dan membuat pangling.

Arlene menghela nafasnya. Memeriksa jam di ponselnya yang menunjukkan waktu pukul 7 kurang 30 menit. Seharusnya Juan sudah sampai karena cowok itu mengabari bahwa ia sudah otw sejak 20 menit lalu. Setelah memastikan barang bawaan miliknya telah masuk ke dalam tas, ia mengambil sneakers putih dan turun ke bawah. 

Ia bertemu dengan Lucio yang tengah menguap di ujung tangga lantai 1. Arlene menggerutu karena harus menemui Lucio yang baru bangun.

"Mau kemana lo? Tumben amat Minggu gini udah bangun?" tanya Lucio yang melihat Arlene sudah well dressed.

Arlene memutar bola matanya. "Dasar pikun. Kan lo yang ngurusin surat izin gue," jawab Arlene.

Lucio menggaruk kepalanya, ia mengalami bug sesaat. Arlene tertahan di hadapan Lucio yang sedang ngebug.

"Ah lama deh, Juan nunggu kelamaan nanti, awas," ujar Arlene yang berlari melewati Lucio.

Lucio kembali tersadar ketika mendengar nama adik kesukaannya, Juan.

"Juan? Mana?" tanya Lucio dengan mata sembab khas baru bangun tidur miliknya.

"Ya di luar lah, masa di kamar lo?" jawab Arlene yang memasangkan sepatu di kakinya.

Tanpa menunggu lama, Lucio berlari ke arah pintu rumahnya dan keluar untuk menyapa Juan. Bahkan Arlene menatap punggung Lucio dengan heran, kenapa kakaknya begitu terobsesi dengan Juan?

Tidak satu kali atau dua kali Lucio menjadi semangat jika Juan datang ke rumah. Beberapa hari belakangan ini, Juan selalu hadir di pagi atau sore hari untuk menjemput dan mengantar Arlene. Lucio tak pernah meninggalkan kesempatan untuk bertemu Juan jika ia kebetulan sudah berada di rumah.

"Eh, Juan," sapa Lucio yang baru mengetuk kaca mobil Juan.

Juan membuka kaca mobilnya, menampilkan Lucio yang beler. "Pagi, Bang," Juan menyapa balik. 

Arlene hadir di belakang Lucio, dan mengalihkan dunia Juan.

"Sana lo, gue mau jalan!" ujar Arlene mengusir Lucio.

"Dih buru-buru amat, biasanya juga belom bangun lo," balas Lucio yang mendapat jeweran dari Arlene.

"Apasih?! Boong kok, Juan," ujar Arlene yang berusaha membersihkan nama baiknya.

Juan hanya tertawa canggung. Ia masih fokus pada Arlene yang terlihat cantik dan segar pagi ini. Jauh berbeda dengan yang biasa dilihatnya di sekolah, kali ini Arlene benar-benar cantik.

"Udah ah nanti gue telat," ucap Arlene yang melepaskan jeweran pada telinga Lucio dan berjalan menuju passenger seat di samping Juan.

"Hati-hati ya, Juan. Jangan lupa makan dan ngopi," ujar Lucio seraya melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

"Haha, iya, Bang," balas Juan.

"Kalo dia ngerepotin, lempar aja ke jalanan," ledek Lucio pada Arlene.

"SKSD lo!" cemooh Arlene.

"Kita jalan ya, Bang," ujar Juan yang kemudian menjalankan mobilnya.

"Iya, bye! Hati-hati," balas Lucio yang setia menunggu di depan gerbang hingga mobil Juan tak terlihat.

Jurlene | lucas x jisoo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang